Survey Mahasiswa Pertanian Kuak Fakta Petani Puas pada Perbaikan Irigasi

Student Survey: Indonesian Farmers Admit Satisfied on Improved Irrigation

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Survey Mahasiswa Pertanian Kuak Fakta Petani Puas pada Perbaikan Irigasi
KONSOLIDASI NASIONAL: Kepala Pusdiktan, Idha Widi Arsanti [gaun merah] bersama para mahasiswa fakultas pertanian yang hadir pada Konsolidasi Nasional Mahasiswa Faperta 2019 di Jakarta [Foto: B2B/Mac]

Jakarta [B2B] - Hasil evaluasi dan survei mahasiswa fakultas pertanian dari seluruh Indonesia menyatakan bahwa sebagian besar petani merasa puas dengan akses pengairan untuk lahan sawah, karena saluran irigasinya diperbaiki dan diatur pembagiannya.

Perwakilan mahasiswa pertanian seluruh Indonesia, Birawa Anindtya Witjaksana mengatakan, respon petani meras puas dengan perbaikan irigasi sebanyak 46 persen. Sisanya petani mengaku biasa saja, tidak setuju dan tidak menjawab.

“Kalau kami lihat dari, sebagian besar petani sudah puas dengan adanya perbaikan irigasi. Begitujuga dengan pembuatan embung, sebagian besar petani puas dan merasa tepat sasaran,” kata Birawa AW pada kegiatan Konsolidasi Nasional Mahasiswa Peduli Pertanian Indonesia 2019 di Jakarta, belum lama ini.

Berdasarkan hasil survey kondisi irigasi saat ini adalah dekat dengan sumber air, sepanjang tahun petani mendapatkan air dari sumur yang telah dibuat. Tidak hanya itu, petani tidak hanya mengandalkan air tadah hujan karena sudah adanya mesin pompa dan pipanisasi.

Dengan respon yang cukup positif dari petani, ada dua rekomendasi mahasiswa pertanian yang diberikan untuk Kementerian Pertanian. Pertama, mendorong pemerintah untuk menambah kuantitas cetak lahan irigasi, sehingga seluruh petani di Indonesia dapat merasakannya.

Kedua, lanjutnya, mendorong pemerintah meningkatkan kualitas cetak irigasi. Maksudnya adalah dari irigasi semi teknis menjadi irigasi teknis, sehingga dapat mengoptimalkan peningkatan produktivitas. 

“Dengan ini tentu akan membantu petani dalam mengurangi kemungkinan gagal panen ketika musim kemarau,” kata Birawa.