Penas 2026, Kementan `Concern` Transportasi bagi 30 Ribu Peserta menuju Gorontalo
Indonesian Govt will hold 2026 National Farmers and Fishermen´s Week
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani

Gorontalo [B2B] - Sekitar 30 ribu orang dari seluruh Indonesia akan berbondong-bondong ke Gorontalo, untuk mengikuti Penas KTNA XVII Tahun 2026. Tantangan teknis tersebut menjadi concern dari Kementerian Pertanian RI, mengingat terbatasnya jadwal penerbangan bagi 30 ribu peserta Penas Gorontalo pada Juni 2026, khususnya yang datang dari luar Sulawesi.
Tantangan dan kendala transportasi udara tersebut dikemukakan oleh Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian Kementan [Pusluhtan] Tedy Dirhamsyah saat membuka Rembuk Madya Kontak Tani Nelayan Andalan 2025 [KTNA] di Gorontalo, Kamis malam pekan lalu [12/6].
Hadir Kepala Dinas Pertanian Pemprov Gorontalo, Muljady D Mario mewakili Gubernur Gusnar Ismail dan Ketua Umum KTNA, H Muhammad Yadi Sofyan Nur, perwakilan petani dan penyuluh serta jajaran terkait di Gorontalo.
Kapusluh Kementan, Tedy Dirhamsyah mengingatkan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman tentang urgensi kegiatan Penas KTNA XVII Tahun 2026 di Gorontalo bagi pengetahuan dan keterampilan petani dan nelayan serta mendorong inovasi dan penerapan teknologi.
"Tak kalah penting memperluas jaringan kerjasama antar petani dan nelayan. Memperkenalkan produk pertanian kepada masyarakat luas dan meningkatkan ketahanan pangan nasional, untuk mewujudkan swasembada pangan," katanya mengutip arahan Mentan Amran Sulaiman.
Hal senada dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Idha Widi Arsanti, bahwa kegiatan Penas KTNA XVII Tahun 2026, sangat penting untuk menyatukan visi dan pandangan masyarakat pertanian dan perikanan serta pemangku kebijakan dalam menghadapi berbagai tantangan ke depan.
"Selain ajang silaturahim akbar petani dan nelayan seluruh Indonesia, Penas KTNA juga forum inovasi dan teknologi pertanian serta pameran produk pertanian dan perikanan, baik dalam bentuk natural maupun olahan," katanya.
Transportasi Udara
Kapusluh Kementan, Tedy Dirhamsyah menyampaikan harapan agar Penas KTNA XVII Tahun 2026 di Gorontalo dapat menampilkan hasil karya optimal dari para petani dan nelayan, sesuai dengan upaya Kementan mendorong pertanian maju, mandiri, dan modern.
Kendati demikian, Kapusluh Tedy, menyoroti kendala dan tantangan teknis terkait penerbangan ke Gorontalo, karena hanya tersedia dari Jakarta, Surabaya dan Makassar selaku hub.
“Penerbangan ke Gorontalo memang mungkin perlu ada usulan atau tambahan lain,” katanya yang hadir di Gorontalo didampingi Ketua Kelompok Kelembagaan dan Ketenagaan Penyuluhan Pusluhtan Kementan, Septalina Pradini.
Sebagaimana diketahui, setiap hari dari Bandara Soekarno - Hatta dan Halim Perdanakusuma [Jakarta] ke Bandara Djalaluddin [Gorontalo] tersedia sembilan jadwal penerbangan yang dilayani empat maskapai yakni Garuda, Citilink, Batik dan Lion Air sejak pukul 01 dinihari hingga 20:00.
Sementara Bandara Juanda [Surabaya] menyediakan 12 jadwal penerbangan ke Bandara Djalaluddin [Gorontalo] yang dilayani empat maskapai yakni Garuda, Citilink, Batik dan Lion Air sejak pukul 05:00 hingga 22:00.
Bandara Hasanuddin [Makassar] menyediakan sembilan jadwal penerbangan ke Bandara Djalaluddin [Gorontalo] yang dilayani tiga maskapai yakni Garuda, Batik dan Lion Air sejak pukul 08:00 hingga 21:00.
Kapal Laut
Menanggapi kendala tersebut, Kadistan Pemprov Gorontalo, Muljady D Mario menawarkan solusi transportasi darat bagi peserta Penas KTNA XVII Tahun 2026 dari wilayah Sulawesi, mengingat posisi Gorontalo di tengah Pulau Sulawesi.
"Peserta dari Kalimantan dapat menggunakan transportasi darat di wilayah Kalimantan dilanjutkan kapal laut melalui Balikpapan dan Samarinda menuju Gorontalo," katanya.
Sementara di wilayah Bali Nusra, tersedia transportasi laut dengan kapal Pelni, KM Sabuk Nusantara 76 dari Pelabuhan Tenau Kupang, dapat digunakan peserta dari Bali, Nusa Tenggara Barat [NTB] dan Nusa Tenggara Timur [NTT].
Begitu pula peserta Penas KTNA XVII Tahun 2026 dari wilayah timur di Provinsi Maluku dan Maluku Utara serta Papua dapat menggunakan kapal laut milik Pelni.
Ketua Kelompok Kelembagaan dan Ketenagaan Penyuluhan Pusluhtan Kementan, Septalina Pradini menambahkan, dari pengalaman para penyuluh yang mengikuti Penas pada sejumlah daerah, mereka memilih terbang ke bandara di kota terdekat dari lokasi kegiatan Penas KTNA.
"Misalnya, penyuluh pertanian dari Kalimantan memilih terbang ke Bandara Polonia di Medan, dilanjutkan bus ke Aceh, untuk mengikuti Penas KTNA ke-XV di Banda Aceh tahun 2017," katanya.
Kiat serupa, kata Septalina, penyuluh pertanian terapkan lagi untuk mengikuti Penas KTNA ke-XVI di Padang tahun 2023. Penyuluh memilih terbang ke Bandara Polonia Medan atau Bandara Sultan Thaha di Jambi maupun Bandara Fatmawati Soekarno di Bengkulu, dilanjutkan transportasi darat menuju Kota Padang. [liene/pusluhkementan]
Gorontalo [B2B] - The objective of the Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.
The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.
Increasing farmers knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers income in irrigated areas and swamp areas.
The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.
After that, the meeting continued via hybrid to evaluate agricultural land optimization, pumping, and additional agricultural area.
The meeting participants agreed to increase cooperation between various parties to ensure efficient and strategic land use.