BPS: NTP Nasional September 2016 Naik 0,45%, Sumut Tertinggi Hingga 1,50%

Indonesian Farmers` Income Increased 0.45% in September 2016: Statistics Agency

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


BPS: NTP Nasional September 2016 Naik 0,45%, Sumut Tertinggi Hingga 1,50%
Mentan Andi Amran Sulaiman (ke-2 kiri) melakukan gerakan penanaman jagung di Sumatera didampingi Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Agung Hendriadi (belakang tengah) Foto: Humas Kementan & Tabel: BPS

Jakarta (B2B) - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan nilai tukar petani (NTP) pada September 2016 meningkat 0,45% dari Agustus 2016, yang menjadi indikator peningkatan daya beli petani - meskipun bukan satu-satunya - dengan kesejahteraan petani, dan kenaikan NTP tertinggi di Provinsi Sumatera Utara yang naik 1,50% ketimbang provinsi lainnya.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik (IP) Kementerian Pertanian RI, Agung Hendriadi mengatakan terdapat hubungan antara daya beli dengan kesejahteraan petani, meskipun bukan sebagai satu-satunya indikator, karena biasanya semakin tinggi daya beli petani maka dapat diartikan kesejahteraan petani mulai meningkat.

"Faktor utama pendorong kenaikan NTP adalah indeks harga yang diterima petani atau It naik hingga 0,73 persen, yang lebih besar dari kenaikan indeks harga yang dibayar petani atau Ib mencapai 0,28 persen," kata Agung melalui pernyataan tertulisnya.

Menurutnya, NTP Sumatera Utara pada Agustus 2016 mencatat kenaikan tertinggi hingga 1,50% daripada 32 provinsi lainnya di Indonesia, dan sebaliknya penurunan NTP tertinggi di Provinsi Lampung yakni 1,15% daripada provinsi lainnya.

Agung menambahkan pada September 2016 terjadi inflasi  pedesaan di Indonesia hingga 0,32% akibat naiknya seluruh indeks kelompok konsumsi rumah tangga, sementara nilai tukar usaha rumah tangga pertanian (NTUP) nasional mencapai 110,69, yang naik 0,56% dibanding NTUP bulan sebelumnya.

Jakarta (B2B) - Indonesian Statistics Agency declared income of farmers (NTP) per September 2016 increased 0.45% compared to August 2016, as an indicator that the farmer's income bigger than cost of expenditure, and North Sumatra province recorded the highest increase of up to 1.50% from other provinces in Indonesia, according to the senior official.

Agung Hendriadi, a spokesman for Indonesian Agriculture Ministry said said the purchasing power of farmers related to their well-being, although not the only indicator, increased purchasing power associated with the welfare.

"The driving factor is the increase in the price index is obtained by farmers rose to 0.73 percent, which bigger than the increase in index prices paid by farmers reached 0.28 percent," Mr Hendriadi trough the written statement.

According to him, NTP in North Sumatra last month recorded the highest increase up to 1.50% than 32 other provinces in Indonesia, and vice versa NTP lowest in Lampung province namely 1.15%.

Mr Hendriadi added in September 2016 occurred rural inflation up to 0.32% due to increased household consumption group indices, while the purchasing power of farming households reached 110.69, up 0.56% over the last month.