FAO: Indonesia Harus Waspadai Perubahan Iklim, HPS Jangan Sekadar Seremoni

FAO: Climate Change is Having a Major Impact on Food Security

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


FAO: Indonesia Harus Waspadai Perubahan Iklim, HPS Jangan Sekadar Seremoni
Mentan Andi Amran Sulaiman (kemeja putih) menjawab pers didampingi Representatif FAO di Indonesia, Mark Smulders (kanan) dan Kabiro Humas dan IP Kementan, Agung Hendriadi (Foto: B2B/Gusmiati Waris)

Boyolali, Jawa Tengah (B2B) - Hari Pangan Sedunia (HPS) selalu merupakan acara yang istimewa, karena bersamaan dengan hari lahirnya Badan Pangan dan Pertanian PBB (FAO), namun hendaknya mengingatkan kita pada mereka yang belum beruntung karena tidak mempunyai cukup makanan untuk dikonsumsi - dan juga upaya untuk memahami mengapa masih banyak sekali orang yang tetap tidak bisa mendapatkan makanan sehat yang cukup untuk hidup aktif dan produktif.

"Di seluruh dunia, sekitar 795 juta orang dinyatakan kekurangan konsumsi pangan, sekitar 62 persen atau 512 juta orang berada di wilayah Asia Pasifik," kata Representatif FAO di Indonesia, Mark Smulders di Boyolali pada Jumat (28/10) dalam sambutannya pada pameran HPS 2016 ke-36.

Menurutnya, di sisi lain, sekitar lebih dari 25 tahun terakhir, kawasan Asia Tenggara telah membuat kemajuan yang luar biasa dalam menurunkan jumlah orang yang kelaparan, atau setengah dari yang sebelumnya. Hal ini merupakan prestasi terbaik dari subregional lainnya yang secara global berusaha meraih target-target dari KTT Pangan Dunia 1996 dan Millenium Development Global Pertama (MDG-1).

Smulders menambahkan, sejalan dengan era MDG, kita baru saja menyelesaikan tahun pertama Sustainable Development Goals (SDGs). Pada titik ini kita telah menentukan target-target pembangunan yang ambisius dari mulai saat ini hingga tahun 2030. Agenda 2030 menyerukan 'peniadaan kemiskinan' dan peniadaan kelaparan dan ini berlaku untuk semua orang.

"Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Kita sudah merasakan adanya ancaman terhadap sumber-sumber daya alami Indonesia, termasuk di dalamnya ketersediaan air dan sumber-sumber daya hutan dan kelautan dan tanah. Di antara berbagai prioritas, meningkatkan konservasi tanah dan air dan juga produktivitas dalam sektor perikanan, kehutanan dan pertanian juga merupakan hal-hal yang cukup penting," katanya lagi.

Evaluasi Kinerja
Dalam kata sambutannya, Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman mengingatkan bahwa HPS merupakan momentum untuk mengevaluasi kinerja pembangunan pertanian selama dua tahun terakhir ini pada era pemerintahan Joko Widodo - Jusuf Kalla.

"Banyak kemajuan yang kita raih, merujuk pada ketersediaan dan keterjangkauan pangan selama dua tahun terakhir ini khususnya peningkatan produksi jagung, padi, cabai, dan bawang," kata Amran Sulaiman.

Kendati begitu, Mentan mengingatkan semua pihak untuk mengantisipasi perubahan iklim karena hampir semua usaha tani rentan terhadap perubahan iklim, yang merupakan ancaman utama terhadap ketahanan pangan suatu negara sehingga harus disikapi dengan sungguh-sungguh.

Tampak hadir Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementan Muhammad Syakir, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Agung Hendriadi, dan para pejabat eselon dua di kementerian.

Sementara Presiden RI Joko Widodo dijadwalkan menghadiri puncak peringatan ditandai dengan pelaksanaan panen padi teknologi Jarwo Super di Kecamatan Desa Trayu, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali dan upacara puncak di alun-alun Kabupaten Boyolali. Peringatan HPS ke-36 akan berlangsung hingga Minggu (30/10).

Boyolali, Central Java (B2B) - The World Food Day is always a special occasion, as we celebrate Food and Agriculture Organization (FAO) anniversary, while at the same time remembering those who do not have enough to eat - and, as we are try to understand why so many people still remain deprived of healthy diet for an active and productive life.

"Worldwide, about 795 million people do not have enough food to eat on a regular basis. About 62 percent of these, or 512 million people, live in the Asia Pacific region," the FAO Representative in Indonesia, Mark Smulders in his speech here on Friday (10.28.16) at the 2016 World Food Day commemoration.

According to him, on other hand, over the past 25 years, Southeast Asia has made remarkable progress in reducing hunger by reducing the number of food insecure people in the region by half. This represent the best performance of all subregions globally towards the hunger reduction targets of both, the 1996 World Food Summit, and the first Millenium Development Goal (MDG-1).

Mr Smulders added, Following the MDG era, we have just completed the first year of the Sustainable Development Goals (SDGs), under which we have set ambitious development targets from now until 2030. Agenda 2030 calls for 'zero poverty' and zero hunger - and leaving no one behind.

"Nevertheless, more work is needed, as we can expect further pressure on Indonesia's natural resources, including in terms of water availability, as well as threats to the forests, marine resouruces and the soils. Among others, improving soil and water conservations, as well as productivity in the fisheries, forestry and agricultural sectors is essential," he said.

Performance Evaluation
Indonesian Agriculture Minister, Andi Amran Sulaiman said that the World Food Day s a moment to evaluate the development of agriculture in Joko Widodo administration during the last two years.

"It's been a lot of progress, refers to the availability and affordability of food in particular the increased production of corn, rice, chili, and shallots," Minister Sulaiman said.

According to him, agriculture played a strategic role for the supply of food and raw materials, as almost all farms are vulnerable to climate change, which is a major threat on food security of a country.

It was attended by Director General of Agricultural Research and Development of Agriculture Ministry, Muhammad Syakir and Agriculture ministry spokesman, Agung Hendriadi.

Meanwhile, Indonesian President Joko Widodo is scheduled to open the 2016 World Food Day on Saturday morning (10.29.16) who will open the activities by the rice harvest of Jarwo Super seed in Trayu village of Banyudono subdistrict of Boyolali district and the peak event in Boyolali Square.