Mentan Dorong Petani Kembangkan Lahan Pertanian Organik, "Ada Peluang Ekspor"

Indonesian Govt Encourage Developing of Organic Farming for Exports Opportunity

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Mentan Dorong Petani Kembangkan Lahan Pertanian Organik, "Ada Peluang Ekspor"
Tabel dan Data: Pusdatin Kementan

Boyolali, Jawa Tengah (B2B) - Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman mengajak petani padi di seluruh Indonesia untuk mengembangkan pertanian organik karena merupakan peluang ekspor pangan, dan Pemerintah RI mendukung pengembangan beras organik di kabupaten yang berada dekat perbatasan Singapura, Malaysia, dan Filipina dan Timor Leste.

"Pertanian organik adalah peluang bagi petani Indonesia untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga, terbuka peluang ekspor dengan harga minimal Rp40 ribu per kg," kata Mentan Amran Sulaiman saat membuka Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-36 di Boyolali, Jawa Tengah pada Jumat (28/10).

Menurutnya, Kementerian Pertanian RI menggandeng Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi untuk mengembangkan pertanian organik di kawasan perbatasan, dengan perkiraan anggaran sekitar Rp40 miliar, namun setiap desa harus mengidentifikasi komoditas apa yang cocok ditanam, untuk padi diutamakan pertanian organik.

Dia menambahkan, ketertarikan pemerintah pusat mengembangkan beras organik lantaran pasar pangan khususnya kebutuhan beras di Singapura dan Malaysia dipasok oleh Thailand dan Vietnam, sementara dari sisi geografis, beberapa provinsi di Indonesia lebih dekat dengan kedua negara tersebut seperti Provinsi Riau Kepulauan dan Kalimantan Barat.

"Pasar pangan Singapura harus dapat kita kuasai, Riau Kepulauan yang dahulu merupakan surga beras impor, kita balik menjadi pengekspor beras," kata Mentan.

Tampak hadir pada pembukaan HPS 2016 adalah Representatif FAO di Indonesia, Mark Smulders; Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo; Bupati Boyolali, Seno Samodro; Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementan Muhammad Syakir; dan Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Agung Hendriadi.

Lahan di Perbatasan
Sebagaimana diberitakan, dua negara sahabat di kawasan Asia Tenggara dan China mendukung langkah Kementerian Pertanian RI mengembangkan lumbung pangan khususnya beras organik di wilayah perbatasan, dukungan tersebut dikemukakan oleh China, Singapura dan Malaysia pada pertemuan menteri-menteri pertanian ASEAN dan China di Singapura pada Rabu (5/10).

Mentan mengatakan bahwa Singapura, Malaysia dan China menyatakan minatnya untuk mengimpor beras organik dari Indonesia, dan hal itu selaras dengan grand design pembangunan pertanian jangka panjang dan roadmap pengembangan komoditas pertanian 2016 - 2045 dengan mengusung semangat ´Indonesia Feed the World´.

"Selain berupaya memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri khususnya di kawasan perbatasan untuk memenuhi kebutuhan ekspor pangan ke ASEAN dan dunia, program lumbung pangan daerah juga menjadi solusi menghentikan impor pangan ilegal dengan cara memenuhi kebutuhan sendiri," kata Mentan belum lama ini.

Menurutnya, Presiden RI Joko Widodo dalam arahannya kerap mengingatkan untuk membangun lumbung pangan di perbatasan, yang disebut sebagai ´membangun dimulai dari pinggir´ sementara wilayah perbatasan Indonesia memiliki potensi besar, untuk memproduksi beras organik didukung mekanisasi dan hasilnya dapat dipasarkan langsung ke negara tetangga dengan biaya distribusi lebih murah ketimbang dari Pulau Jawa misalnya.

Mentan pun menguraikan potensi lahan di perbatasan antara lain Provinsi Riau dan Kepulauan Riau untuk memasok pasar di Singapura dan Malaysia. Wilayah perbatasan di Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara menargetkan pasar pangan di Malaysia khususnya Sabah dan Sarawak serta Brunei Darussalam. Lahan pertanian di perbatasan Provinsi Sulawesi Utara untuk memasok pasar Filipina, Provinsi Papua ke Papua Nugini dan perbatasan Nusa Tenggara Timur (NTT) memenuhi kebutuhan pangan di Timor Leste.

"Setiap pulau terluar di Indonesia harus mampu mewujudkan kedaulatan pangan sehingga mampu berproduksi dan mencukupi kebutuhan pangannya bahkan kalau surplus dapat diekspor ke negara tetangga," kata Mentan.

Boyolali, Central Java (B2B) - Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman encourage rice farmers across the country developing organic farming as an export opportunity for food, and the central government has supported the development of organic rice in districts near the border of Singapore, Malaysia, Philippine and Timor Leste.

"Organic farming is an opportunity for Indonesian farmers to increase the income and welfare of the family, as the export opportunities, the price of organic rice at least 40 thousand per kg in foreign countries," Minister Sulaiman in his speech here on Friday (10.28.16) at the 2016 World Food Day commemoration.

According to him, the agriculture ministry cooperated with the Ministry of Rural Development and Transmigration to developing organic farming in the border region, with an estimated budget of around 40 billion rupiah, but every village should identify food commodities, rice preferred for organic farming.

He added that the central government's interest to developing organic farming because food markets, especially demand for rice in Singapore and Malaysia are supplied by Thailand and Vietnam, while in terms of geography, some of the provinces in Indonesia closer to the two countries such as Riau Islands and West Kalimantan.

"The rice market opportunity still open in Singapore, Riau Islands is now developing the potential of organic farming for export to Singapore," Mr Sulaiman said.

It was attended by the FAO Representative in Indonesia, Mark Smulders; Central Java Governor, Ganjar Pranowo; Boyolali Regent, Seno Samodro; Director General of Agricultural Research and Development of Agriculture Ministry, Muhammad Syakir and Agriculture ministry spokesman, Agung Hendriadi.

The Border Region
As reported, two countries in Southeast Asia and China supported the Indonesian Agriculture Ministry developing the food barn especially organic rice in the border regions, it was stated by China, Singapore and Malaysia at the conference agriculture ministers of ASEAN and China in Singapore on Wednesday (October 5), according to the minister.

Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman said to import organic rice from Indonesia, it is in line with the grand design of long-term agricultural development and agricultural commodity development roadmap 2016 - 2045 with the motto ´Indonesia Feed the World´.

"To meet the food needs in the country, especially in the border regions will also export to ASEAN and the world, the program is also a solution to stop illegal food imports so as to meet the food needs of local people," Minister Sulaiman said recently.

According to him, President Joko Widodo  reminded to developing agricultural land in the border region, which is referred to as the ´building of the border´ because it has great potential for producing food such as organic rice, which supported by agricultural mechanization, and the production can be exported with the distribution costs are cheaper.

Mr Sulaiman elaborate the potential of Riau Province and Riau Islands Province to supply the markets in Singapore and Malaysia. The border areas in West Borneo, East Borneo and North Borneo targeting food market in Malaysia, especially Sabah and Sarawak and Brunei Darussalam. Agricultural land on the border of North Sulawesi province to supply the Philippine market, Papua Province to Papua New Guinea and East Nusa Tenggara borders meets the food needs in Timor Leste.

"Each of the outer islands must achieve food sovereignty so that they can produce and feed themselves can even export to the country at the border," he said.