Kebutuhan Gula 2023, Itjen Kawal Perbaikan Tata Kelola Benih Tebu

Indonesian Govt Seeks to Meet the National Sugar Production in 2023

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Kebutuhan Gula 2023, Itjen Kawal Perbaikan Tata Kelola Benih Tebu
FOCUS GROUP DISCUSSION: Inspektur Jenderal Kementan [IrJenTan] Bambang WD [ke-2 kiri] memimpin FGD didampingi Sekretaris Balitbangtan, Haris Syahbudin [kiri] dan Inspektur III ItJenTan, Fuadi [ke-2 kiri] Foto: ItJenTan

Surabaya, Jatim [B2B] - Kementerian Pertanian RI [Kementan] menargetkan kebutuhan gula nasional dapat terpenuhi pada 2023, Inspektorat Jenderal [ItJenTan] berupaya mengoptimalkan pengawalan program, khususnya quality assurance [penjamin mutu] dengan mendorong perbaikan tata kelola benih tebu.

Komitmen ItJenTan dikemukakan Inspektur Jenderal Kementan [IrJenTan] Bambang Wahyu Dwiantoro di Surabaya, Kamis [29/4] saat memimpin Focus Group Discussion [FGD] bertajuk 'Perbaikan Tata Kelola Perbenihan Tebu untuk Memenuhi Kebutuhan Gula Nasional' yang dihadiri Inspektur III ItJenTan, Fuadi dan Direktur Perbenihan Perkebunan Ditjen Perkebunan, M Saleh Mokhtar dan akademisi Universitas Brawijaya, Prof Sudiarso.

"Pengawalan program secara lebih optimal lebih pada quality assurance atau penjamin mutu, yang diharapkan mampu memberi nilai tambah atau added value pelaksanaan kegiatan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan, mitra kerja ItJenTan untuk mewujudkan program pemenuhan gula nasional," kata IrJenTan Bambang WD.

Menurutnya, strategi yang ditempuh Kementan antara lain memperluas area perkebunan tebu, meremajakan tanaman, mendorong investasi baru untuk pembangunan pabrik gula baru, dan perbaikan tatakelola benih tebu yang memiliki peranan cukup penting.

“Perlu identifikasi benih tebu bermutu agar dapat digunakan pada skala besar, juga memanfaatkan hasil riset Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia atau P3GI dari Badan Litbang Pertanian tentang varietas bibit tebu baru yang potensial untuk dikembangkan," katanya.

ItJenTan Bambang WD menegaskan ketersediaan lahan seluas 420.000 hektar, untuk pengembangan tebu masih belum optimal dimanfaatkan, terutama untuk peningkatan produktivitasnya.

Inspektur III ItJenTan, Fuadi mengungkapkan bahwa neraca gula nasional menunjukan bahwa kebutuhan gula setiap tahunnya terus meningkat, namun produksinya mengalami penurunan, hingga terjadi defisit 2,7% dan mendorong impor gula.

“Setidaknya diperlukan lahan seluas 735.000 ha untuk mencapai kebutuhan gula nasional, dengan produksi 5,9 juta ton dan rendemen 8%. Saat ini lahan yang tersedia hanya 456.000 hektar, dengan kondisi lahan di Pulau Jawa terus menyusut,” ungkap Fuadi. 

M Saleh Mokthar menambahkan tentang perlunya road map tata kelola perbenihan tebu, dengan meningkatkan penangkaran benih pada tahap pengembangan dan  penataan varietas berdasarkan komposisi kemasakan dan tipologi wilayah  yang baik dan tepat.

"Langkah yang perlu menjadi perhatian, dengan penyediaan benih berjenjang dan menggunakan benih asal kultur jaringan, penataan varietas di tiap wilayah pengembangan tebu, peningkatan pengawasan peredaran benih dan penguatan kelembagaan produsen benih tebu," katanya.

Prof Sudiarso mengingatkan bahwa kondisi saat ini, pembangunan pabrik gula baru di luar Jawa, selain Lampung dan Sumatera Selatan, belum menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan. Solusinya, dengan pengembangan areal baru, penerapan pedoman budidaya tebu giling yang baik, revitalisasi pabrik gula (PG), penguatan lembaga riset gula serta jaminan harga gula. 

“Kebijakan yang diperlukan dengan menerbitkan Perpres tentang Lembaga/Dewan Gula Nasional satu pintu juga penghimpunan dana gula (sugar fund),” katanya.

Kegiatan FGD juga dihadiri kelompok tani [Poktan]; pelaku usaha; Direktur Tanaman Semusim dan Rempah Ditjenbun, Hendratmojo Bagus Hudoro; Sekretaris Badan Litbang Pertanian, Haris Syahbudin;  Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Syafarudin; Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur, Karyadi dan sejumlah Auditor Utama ItJenTan. [Indras & Anggie]

Surabaya of East Java [B2B] - The Indonesian Agriculture Ministry targets national sugar needs to be met by 2023, especially the Inspectorate General of the ministry seeks to optimize the escort program, through quality assurance by encouraging improvements of sugarcane seed governance, according to senior official of the ministry.