Mentan Diangkat jadi `Alumni Istimewa` Universitas Airlangga Surabaya

Indonesian Minister Got the `Distinguished Alumni` of Surabaya`s Airlangga University

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Mentan Diangkat jadi `Alumni Istimewa` Universitas Airlangga Surabaya
Orasi ilmiah (inset kiri), Rektor Unair Surabaya Prof Muhammad Nasih hewan ternak di pameran inovasi (kemeja putih berpeci), Dies Natalis ke-62 turut dihadiri Wakil Ketua KPK, Laode M Syarief (depan ke-2 kanan) Foto2: Humas Kementan/Heri S

Surabaya, Jawa Timur (B2B) - Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman ditetapkan sebagai 'Alumni Istimewa' Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, karena dinilai merupakan sosok yang berhasil melakukan terobosan penting bagi pembangunan pertanian nasional sesuai target Nawacita 2015 - 2019 pada Pemerintahan Joko Widodo - Jusuf Kalla.

"Andi Amran Sulaiman merupakan sosok yang memberikan inspirasi dan mampu menunjukkan komitmen dan kinerjanya mendukung Kabinet Kerja dalam dua tahun kerja nyata menghasilkan capaian penting di sektor pertanian," kata Rektor Unair, Prof Muhammad Nasih pada Dies Natalis ke-62 di Surabaya pada Kamis (10/11).

Sebelumnya, dalam orasi ilmiahnya di hadapan civitas academica Unair, Mentan mengaku harus mengurai benang kusut yang terjadi selama ini di sektor pertanian antara lain deregulasi, infrastruktur, tata niaga, ekspor dan impor, dan pembenahan sumber daya manusia (SDM) di Kementerian Pertanian RI, dan harus dilaksanakan berkesinambungan.

"Masyarakat akrab dengan sebutan ganti pejabat ganti kebijakan, saya tidak ingin itu terjadi lagi. Kementerian telah menyusun grand design hingga 2045, benang merahnya adalah masalah klasik yang terjadi setiap tahun. Insya Allah, 30 tahun ke depan Indonesia akan jadi lumbung pangan dunia. Bukan hal mustahil karena kita memiliki potensi tersebut tapi selama ini belum dikembangkan dan dikelola dengan baik," kata Amran Sulaiman, alumni Fakultas Pertanian di Universitas Hasanuddin (Unhas) sejak sarjana S1 hingga meraih gelar doktor.

Kabinet Kerja di bawah kendali Joko Widodo - Jusuf Kalla menghasilkan capaian penting pada produksi pangan 2016 meningkat: padi naik4,96%, jagung 18,11%, aneka cabai 9,66%, dan bawang merah 3,75%. Kemudian Januari - Agustus berhasil menurunkan impor jagung hingga 61%, tidak impor beras premium dan bawang merah, ekspor beras organik meningkat 67%, ubi kayu 25%, cabai 12%, daging ayam dan telur naik lebih tinggi ketimbang 2015.

"Saya lantas teringat pidato Bung Karno pada 27 April 1952 bahwa nasib suatu negara tergantung pangan. Ketahanan pangan menentukan ketahanan negara. Pesan itu pula yang membuat saya tetap bangkit meski tekanan darah sering naik, bahkan harus berobat ke Jerman. Nggak apa-apa, saya sudah wakafkan diri saya untuk kepentingan negara," kata Amran yang disambut tempik sorak peserta dies natalis Unair.

Tokoh KTI
Apresiasi dari perguruan tinggi juga pernah diperoleh Amran Sulaiman dari Konsorsium Perguruan Tinggi Negeri Kawasan Timur Indonesia (KPTN-KTI) yang mengukuhkan pengusaha asal Makassar, Sulawesi Selatan ini sebagai Tokoh KTI.

"Peranan beliau sebagai pemikir, pekerja keras dan pengusaha sukses layak menerima penghargaan tersebut," kata Ketua KPTN-KTI Prof Dr H Masjaya, MSi di Samarinda, Kalimantan yang dihadiri para rektor dan wakil rektor dan dekan dari puluhan universitas negeri di KTI.

Dalam kesempatan tersebut, Mentan menantang sekaligus memberi peluang kepada fakultas-fakultas pertanian pada perguruan tinggi negeri (PTN) Kawasan Timur Indonesia (KTI), untuk mengembangkan lahan pertanian seluas 1.000 hektar, pemerintah akan memberi 'modal awal' berupa benih unggul, pupuk, dan alat mesin pertanian (Alsintan) kemudian membelinya setelah panen pertama.

"Lahan pertanian 1.000 hektar disediakan oleh universitas untuk digarap oleh mahasiswa dengan masyarakat sekitar kampus, mereka wajib dibimbing oleh dosen fakultas pertanian. Untuk tahap awal, pemerintah akan membantu menyediakan benih unggul, pupuk dan Alsintan dan akan kami beli hasil panen pertama," kata Amran Sulaiman.

Menurutnya, langkah tersebut untuk menghimpun potensi yang dimiliki oleh setiap PTN untuk mendukung langkah pemerintah khususnya Kementerian Pertanian (Kementan) meningkatkan kontribusinya mendukung pencapaian swasembada pangan di wilayah KTI.

"Kalau setuju saya berikan pupuk gratis berikut benih dan Alsintan, cukup seribu hektar dulu setiap universitas dengan melibatkan semua potensi di fakultas pertanian bersama masyarakat sekitar, bisa menanam padi, jagung, kedelai dan hortikultura maka mahasiswa pun semakin mencintai bidang ilmu yang telah mereka pilih dan tekuni di kampus," kata Mentan.

Tantangan tersebut disambut baik oleh Prof Dr H Masjaya dan Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Awang Faroek Ishak, para rektor, wakil rektor, dan dekan fakultas pertanian dan peternakan di wilayah KTI.

Surabaya, Jawa Timur (B2B) - Indonesian Agriculture Minister, Andi Amran Sulaiman designated as the 'Distinguished Alumni' by Surabaya's Airlangga University as it is considered a figure who managed to make an important breakthrough for national agricultural development targeted of Joko Widodo administration for 2015 - 2019.

"Mr Sulaiman is an inspirational figure and was able to prove his commitment and performance support Working Cabinet of Jokowi within two years of hard work with important achievements in the agricultural sector," said Rector Prof Muhammad Nasih on the in the at the Dies Natalis 62nd here on Thursday (11.10.16).

Earlier, in his scientific oration in front of the academic community, the Minister Sulaiman claimed must disentangle the tangled threads in the agricultural sector, among others, deregulation, infrastructure, trading systems, exports and imports, and the improvement of human resources in Agriculture Ministry and must be sustainable.

"There is a term in the community, if state officials changed the policy change, I do not want it to happen again. The ministry has compiled a grand design until 2045, the common thread is a classic problem that happens every year. God willing, the next 30 years Indonesia will become the granary world. it is not impossible because we have such potential but has not been developed and managed well," said Mr Sulaiman who was alumni of Faculty of Agriculture of Makassar's Hasanuddin University.

Working Cabinet of Joko Widodo administration noted the important achievements in 2016 increased food production: paddy 4.96%, corn 18.11%, chili 9.66%, shallots 3.75%. Then from January to August managed to lose 61% of corn imports, no import of premium rice and onion, organic rice exports increased 67%, cassava 25%, chili 12%, chicken meat and eggs rose higher than 2015.

"I then remembered Bung Karno's speech on 27 April 1952 that the fate of a country depends on food. Food security determines the resilience of state. The message was also making me keep the spirit even though blood pressure go up, I also had to go to Germany for medical treatment. No problem, I ready to serve for the state," Mr Sulaiman said.

Figure of Eastern Indonesia
Appreciation of universities has also been given to the Minister Sulaiman of the Consortium of Universities of Eastern Indonesia (KPTN-KTI) which confirmed the businessman from Makassar, South Sulawesi, as the People of KTI.

"The ability of him as a thinker, hardworking and successful entrepreneur makes him deserving of the title," said Chairman KPTN-KTI Prof Dr H Masjaya, MSi in Samarinda, Kalimantan which was attended by the rector and vice rector and dean of dozens of public universities in eastern Indonesia.

On that occasion, Minister Sulaiman challenged the faculties of agriculture in public universities (PTN) in Eastern Indonesia (KTI) to developing agricultural land of 1000 hectares, and the government will give 'initial capital' with the superior seeds, fertilizers and agricultural machinery, then the first harvest will be purchased by the government.

"Land of 1,000 hectares provided by the university to be developed by the students and the community around the campus, and they shall be supervised by faculty lecturer agriculture.  For the first phase, the government will provide superior seeds, fertilizers, agricultural mechanization, and the first harvest we were purchased," he said.

According to him, these measures to raise the potential at each public university to support government policies, especially the Agriculture Ministry to increase the contribution campus support the achievement of food self-sufficiency in the KTI region.

"If approved, I'll give fertilizer plus seeds and agricultural machines, all for free, one thousand hectares each university by involving all the potential in the faculty of agriculture and surrounding communities, for planting rice and, corn, soybeans and horticulture, students became more loved the farm since on campus," Mr Sulaiman said.

The challenge was welcomed by Prof Dr H Masjaya and East Borneo Governor, Faroek Awang Ishak, the rectors, vice rectors and dean of the faculty of agriculture and livestock.