Jagung Surplus

Pemerintah Upayakan Pengendalian Harga tingkat Petani


Jagung Surplus

 

KUNTORO BOGA ANDRI
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik
Kementerian Pertanian RI


SEJUMLAH sentra produksi jagung di seluruh Indonesia mulai memasuki masa panen raya sejak Februari 2019, khususnya di Pulau Jawa, lumbung jagung utama di beberapa kabupaten: Lamongan, Tuban, Blora begitu pula dengan sentra produksi di Sumatera, Kalimtantan dan Sulawesi.

Tidak bisa dipungkiri adanya kekhawatiran para petani jagung. Panen melimpah seperti ini berpotensi membuat harga jagung anjlok, maka kementerian akan koordinasi dengan Bulog untuk mendorong penyerapan jagung di tingkat petani.

Peraturan Kementerian Perdagangan (Permendag) Nomor 58/2018 tentang Penetapan Harga Acuan Pembelian di Petani dan Harga Acuan Penjualan di Konsumen menetapkan harga pembelian pemerintah disingkat HPP untuk komoditas jagung adalah Rp3.150 per kg.

lMenteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di berbagai kesempatan meminta Bulog untuk siap dan siaga menyerap gabah maupun jagung, salah satu tujuannya agar harga di tingkat petani tetap stabil sebagai tanggung jawab para pemangku kepentingan di sektor pertanian menjaga semangat petani jagung.

Pemerintah mengapresiasi kerja cepat Bulog menyerap jagung hasil petani pada masa panen raya kali ini. Perum Bulog mulai menyerap jagung hasil produksi petani dalam negeri sebanyak 110.000 kilogram dengan harga di atas acuan yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp3.150 per kg.

Penyerapan jagung dilakukan oleh Bulog Divisi Regional Lampung sebanyak 11.000 kg dan oleh Bulog Subdvire Bojonegoro sebanyak 100.000 kg untuk mengantisipasi puncak panen raya pada Februari – Maret 2019.

Meskipun tetap mengacu pada Permendag 58/2018, Bulog kali ini turut menggunakan skema komersial sehingga memungkinkan harga pembelian jagung berada di atas harga acuan pembelian yang telah ditetapkan pemerintah.

"Pembelian jagung oleh Bulog melalui skema komersial ini sebagai salah satu bentuk dukungan pemerintah terhadap petani jagung, juga untuk memenuhi kebutuhan peternak unggas agar tetap berperan dalam pembangunan pertumbuhan ekonomi.

Penyerapan jagung lokal oleh Bulog Divre Lampung bekerja sama dengan Gapoktan Harapan Bersama dan koordinasi dengan Kodim 0429/Lampung Timur melakukan pembelian jagung lokal dari petani di Desa Sadar Sriwijaya, Kecamatan Sribawono Lampung Timur.
Sementara Bulog Subdivre Bojonegoro melakukan kerja sama dengan Gapoktan di seluruh Kabupaten Tuban dan Paguyuban Peternak Unggas Tuban menyerap dan mendistribusikan jagung lokal.

Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo mengingatkan untuk panen raya jagung kali ini sangat terbuka peluang bagi Indonesia untuk mengekspor jagung, tujuannya menjaga stabilitas harga jagung saat panen raya, yang dikemukakan saat panen jagung di Gorontalo didampingi Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, akhir pekan lalu.

Data Kementerian Pertanian menyebutkan bahwa produksi jagung nasional setiap tahun meningkat pesat. 2015, produksi jagung nasional hanya 19,61 juta ton lalu meningkat menjadi 23,58 juta ton pada 2016. Selanjutnya, meningkatn menjadi 28,92 juta ton pada 2017 dan tembus 30 juta ton pada 2018.

Target produksi jagung tahun ini bisa mencapai 33 juta ton dan ekspor sebesar 500 ribu ton, dan kementerian akan terus memaksimalkan program-program yang selama ini sudah dijalankan, seperti intensifikasi lahan dengan benih unggul gratis agar produktivitas lebih baik, ekstensifikasi lahan atau perluasan lahan termasuk sistem tumpangsari, dan modernisasi pertanian dengan memanfaatkan alat mesin pertanian. (Advertorial)


Keterangan Foto: Presiden RI Joko Widodo panen jagung di Gorontalo didampingi oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (Foto: Humas Kementan)

 

Disclaimer : B2B adalah bilingual News, dan opini tanpa terjemahan inggris karena bukan tergolong berita melainkan pendapat mewakili individu dan/atau institusi. Setiap opini menjadi tanggung jawab Penulis