Apa yang Ditemukan KPK di Rumah Ridwan Kamil?


Apa yang Ditemukan KPK di Rumah Ridwan Kamil?
Ilustrasi: Rosadi Jamani

 

ROSADI JAMANI
Ketua Satupena Kalbar



BANYAK followers saya nanya, “Bang, kasus Kang Emil gimana lanjutannya?” Memang pada manja, tapi saya senang dengan mereka.

Yok kita kulik lagi, apa perkembangannya tentu sambil ngopi, eh maaf, lagi puasa, wak!

Waktu rumah Kang Emil digeledah KPK, Jakarta geger. Warga +62 panik. Grup WhatsApp mendidih. Kok, bisa! Diakan sang arsitek terkenal. Sang bapak estetika.

Mantan gubernur yang sering bikin caption puitis di Instagram. Timses Prabowo-Gibran. Mantan calon Gubernur DKI lagi.

Pokoknya tokoh nasional yang sering muncul di meme inspiratif. Tapi hari itu, bukan inspirasi yang dibahas. Melainkan penggeledahan.

Aksi KPK itu menandakan kasus ini bukan sembarangan. Ini tentang proyek iklan Bank BJB. Nilainya? Rp409 miliar.

Duit segede itu kalau dibikin nasi padang bisa kasih makan seluruh warga Indonesia minimal tiga kali.

Yang fiktif? Rp222 miliar. Duit sebanyak itu bisa bikin tujuh season film 'Game of Thrones' versi lokal, lengkap dengan naga CGI.

KPK tidak main-main. "Kami menggeledah secara random," kata Plh Direktur Penyidikan KPK Budi Sokmo.

Random? Masa sih? Se-random order ojol pas hujan deras? Se-random WiFi publik yang tiba-tiba lemot? Entahlah. Yang jelas, rumah Kang Emil yang pertama kena.

Penyidik KPK menyisir rumah. Rak buku, meja kerja, laci-laci rahasia. Mereka menemukan dokumen-dokumen, catatan-catatan, kuitansi-kuitansi.

Mungkin ada juga bon martabak. Semua diamankan.

Apakah ada folder rahasia bertuliskan "Dana Gaib 101"?

Apakah ada flashdisk berisi skema transfer ala film 'Money Heist'? Masih misteri.

"Banyak kami dapatkan terkait dengan dokumen-dokumen, catatan-catatan terkait dengan pengeluaran-pengeluaran dana non-budgeter tersebut," terang Budi.

Apa maksudnya non-budgeter itu, Bang? Duh, followers saya itu memang kepo.

Dana non-budgeter, anggaran tidak resmi, tidak direncanakan dalam dokumen anggaran utama.

Biasanya, dana ini tidak tercatat dalam anggaran negara atau daerah sehingga pengelolaannya sering kali tidak mengikuti prosedur standar. Paham ya, wak!

Lalu, lima orang sudah ditetapkan sebagai tersangka. Mantan Direktur Utama BJB. Petinggi Divisi Corporate Secretary. Plus tiga pengendali agensi iklan.

Mereka yang pegang proyek. Mereka yang mengatur aliran dana. Mereka yang mungkin sudah siap-siap kabur ke negara tanpa ekstradisi.

Mereka ini bukan calang-calang. Bukan level pejuang UMKM yang dicari Satpol PP karena jualan di trotoar. Ini level big boss, pemain kelas berat.

Dari total Rp409 miliar, hanya Rp100 juta yang benar-benar dipakai buat iklan. Sisanya? Lenyyyaaap.

Lebih misterius dari Segitiga Bermuda. Lebih sulit dilacak dari janjinya mantan. KPK masih tracking. Sinyal hilang.

Apakah duit ini sudah menjelma vila di Bali? Atau berubah jadi jet pribadi? Atau malah sudah menjadi token kripto yang harganya naik-turun tanpa ampun?

Kang Emil masih tenang. Masih senyum. Masih eksis di media sosial. Masih pakai baju batik kece di acara-acara.

Apakah ini ujian sebelum comeback politik? Apakah ini bagian dari plot twist besar? Apakah ini strategi untuk kembali ke panggung yang lebih megah?

Kita tunggu babak selanjutnya.

Sementara itu, KPK terus bergerak. Penggeledahan masih berjalan. Saksi-saksi dipanggil. Uang rakyat masih dicari.

Sementara kita, rakyat biasa, cuma bisa duduk sambil ngemil keripik, nonton berita, dan berkata, "Hadeuh, lagi-lagi duit rakyat."

Siapa yang bakal jadi target berikutnya? Siapa yang bakal mendadak religius dan rajin umroh? Siapa yang bakal tiba-tiba jadi aktivis anti-korupsi?

Mari kita saksikan drama ini sambil menunggu duel panas Daejeon JungKwanJang Red Sparks vs Gwangju Pepper Savings Bank AI di Chungmu Gymnasium, Daejeon sore ini, pukul 17.00 WIB. #camanewak

 

 

Disclaimer : B2B adalah bilingual News, dan opini tanpa terjemahan inggris karena bukan tergolong berita melainkan pendapat mewakili individu dan/atau institusi. Setiap opini menjadi tanggung jawab Penulis