Warga Miskin Turun, Program Kementan Dukung Perekonomian Desa


Warga Miskin Turun, Program Kementan Dukung Perekonomian Desa

 

 

ADVERTORIAL

 

PERTANIAN mendukung perekonomian pedesaan dan mensejahterakan rakyat, setelah Kementerian Pertanian RI mendukung pemanfaatan Dana Desa dari Pemerintah RI untuk menggerakkan petani meningkatkan produksi pertanian, sehingga mendukung penurunan jumlah penduduk miskin.

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo menyatakan hal itu pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pembangunan Pertanian 2019 di Jakarta Senin, 14/1).

Apresiasi Mendes Eko PS pada kinerja Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dipertegas oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyatakan upah nominal harian buruh tani pada Desember 2018 lalu naik 0,19% persen. 

"Kenaikan ini cukup bagus jika dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya Rp 53.056,00 per hari. Di sisi lain upah riil juga turun 0,38 persen," kata Kepala BPS Suhariyanto saat merilis indikator strategis terkini terkait Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia selama bulan Maret dan Desember 2018.

BPS merilis soal perkembangan upah pekerja atau buruh, profil kesejahteraan dan tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia.

"Dengan demikian persentase penduduk miskin pada September 2018 menurun 0,16 persen dari sebelumnya 9,66 persen," kata Suhariyanto kepada pers di Jakarta, belum lama ini.

Suhariyanto mengatakan, jumlah penduduk miskin pada September 2018 mencapai 25,67 juta orang. Jumlah tersebut merupakan angka riel dalam jumlah penurunan yang mencapai 0,28 juta orang. Kemudian pada Maret, penurunan mencapai 0,91 juta orang.

"Yang jelas, persentase penduduk miskin di pedesaan dan perkotaan pada Maret 2018 turun signifikan. Misalnya, kemiskinan 7,02 persen turun menjadi 6,89 persen," katanya.

Menurut Suhariyanto, angka tersebut jika dirinci mencakup penurunan penduduk miskin di pedesaan hingga 13,10%. Kemudian penurunan penduduk miskin di perkotaan yang tadinya mencapai 13,1 ribu orang turun menjadi 10,14 juta orang, yang mengindikasikan kesejahteraan penduduk di pedesaan meningkat.

Sementara itu, nilai tukar petani (NTP) pada September 2018 juga mengalami kenaikan 1,21%, kenaikan tersebut cukup signifikan apabila dibandingkan Maret yang hanya 101,94 menjadi 103,17. Secara umum, inflasi periode Maret - September cukup rendah yakni 0,94%.

Pada periode itu, lanjut Suhariyanto, harga eceran beberapa komoditas pokok secara nasional mengalami penurunan. Beberapa harga eceran itu misalnya untuk komoditas pokok seperti beras, daging sapi, minyak goreng, dan gula pasir.

"Kalau dirinci untuk harga beras turun 3,28 persen, daging sapi turun 0,74 persen, minyak goreng turun 0,92 persen dan gula pasir turun 1,48 persen," katanya.

Kondisi di atas menggambarkan inflasi bahan pangan sangat terjaga pada tahun 2018. 

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andi menyampaikan, data yang dirilis BPST merupakan hasil kerja keras bersama selama empat tahun Pemerintahan Joko Widodo - Jusuf Kalla, dan program-program Kementerian Pertanian terbukti berhasil menyejahterakan petani di pedesaan.

 

 

Disclaimer : B2B adalah bilingual News, dan opini tanpa terjemahan inggris karena bukan tergolong berita melainkan pendapat mewakili individu dan/atau institusi. Setiap opini menjadi tanggung jawab Penulis