Membanggakan, Kiprah Bisnis Kopi Bunar Milik Petani Milenial Tasikmalaya
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Bogor
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Novita Cahyadi
Tasikmalaya, Jabar [B2B] – Saat ini kopi telah menjadi bagian dari gaya hidup bagi para pecinta kopi. Kopi tidak lagi seperti dulu yang menjadi minuman para orang tua di saat pagi dan sore. Sekarang, sudah bisa dinikmati kalangan muda, karena itulah ada banyak bisnis kedai kopi yang bermunculan dengan menawarkan konsep yang lebih modern.
Bisnis menjual minuman kopi sebenarnya bukan jenis bisnis baru. Bisnis ini sudah lama ada dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sehari-hari karena kopi seolah menjadi minuman wajib. Bentuknya berupa warung kopi yang juga menyajikan camilan lain dengan menu kopi yang tidak banyak pilihan.
Seiring berkembangnya zaman, tren bisnis kedai kopi juga mengalami perubahan. Tidak lagi berupa warung kopi, bisnis ini berkembang menjadi coffee shop yang modern. Dengan konsep yang lebih kekinian, coffee shop kini menjadi pilihan tempat nongkrong anak muda untuk sekadar menghabiskan waktu bahkan jadi tempat untuk membahas pekerjaan.
Baru-baru ini, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] bersama Pelaksana harian (Plh) Direktur Polbangtan Bogor, Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian [BBPP] Lembang, dan Kepala Balai Besar Pelatihan Kesehatan [BBPKH] Cinagara, berkesempatan mengunjungi usaha milik petani milenial bertajuk Kopi Bunar di Tasikmalaya pada Sabtu [21/10].
Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi mengatakan sentuhan program YESS hanya untuk memancing saja, peran sebenarnya berada di daerah.
"Untuk pengembangan bisnis kedepannya perlu bensin yang cukup. KUR menjadi penting agar bisa melaju lebih cepat lagi. Kalau sekarang masih di gigi 1, tahun depan dengan intervensi KUR kecepatan roda bisnis mulai start di gigi 2. Omzet yg baru mencapai 450 juta per tahun bisa terus digenjot lagi dengan diversifikasi produk dan penyesuaian kelas penyajian," ujar Dedi.
Dedi menambahkan, bahwa setiap produk olahan pertanian pasti memiliki ciri khas tersendiri.
"Sama-sama kopi jika dihidangkan oleh orang yang berbeda dan tempat yang berbeda maka nilainya akan menjadi lebih tinggi," sebut Dedi.
Program YESS merupakan kerjasama Kementerian Pertanian dengan International Fund For Agricultural Development (IFAD), hadir mendukung pengembangan bisnis khususnya petani milenial. Ada 5 wilayah PPIU di Indonesia, salah satunya Polbangtan Bogor sebagai PPIU Jawa Barat.
Dhani, pemilik Kopi Bunar tak hanya mengembangkan di sektor hilir saja, tapi saat ini sudah memiliki 30 hektar lahan kopi. Selain kopi, Bunar juga potensial untuk komoditas teh, dan gula aren.
Ia pun telah menjadi salah satu penerima manfaat program Youth Entrepreneur and Employment Support Services (YESS) besutan Kementerian Pertanian (Kementan). Dengan memadukan kopi, teh dan gula semut dalam kemasan kopi siap saji dan kopi bubuk dalam kemasan.
Kopi Bunar merupakan penerima manfaat program YESS pada tahun 2021 dan dimanfaatkan dalam pengembangan kapasitas melalui advance training.
Pelaksana harian (Plh) Direktur Polbangtan Bogor, Rudi Hartono, mengatakan Polbangtan Bogor berupaya menghasilkan qualified job creator dalam rangka menumbuhkan pengusaha-pengusaha muda di lapangan.
"Petani yang berpendidikan sarjana dan diploma, tentunya akan mampu mengadopsi smart farming. Perlu sinergi mendidik generasi di Polbangtan dengan wirausaha-wirausaha startup yang sedang diintervensi oleh program YESS. Setelah lulus nanti diharapkan anak-anak Polbangtan bisa menjadi mitra para start up dan memajukan perekonomian Indonesia," tandas Rudi. [wisda/timhumas polbangtanbogor]
Tasikmalaya of West Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Programme or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Ministry stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.