Korporasi Petani akan `Evolusi` Sesuai Kondisi Lahan Rawa #Serasi?

Indonesian Govt Encourages to Farmers to Develop Corporations

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Korporasi Petani akan `Evolusi` Sesuai Kondisi Lahan Rawa #Serasi?
DISKUSI #SERASI: Kepala BPPPSDMP Kementan, Prof Dedi Nursyamsi [kanan, inset atas] dan Kalitbang Fadjry Djufry serta peserta diskusi di antaranya Kapusluhtan, Leli Nuryati [depan, ke-2 kanan] Foto2: Humas BPPSDMP

Bogor, Jabar [B2B] - Korporasi petani mendesak untuk dikembangkan, namun tidak ada satu pun model korporasi petani yang sesuai di semua kondisi, penerapan akan berevolusi menyesuaikan kondisi setempat? Sasaran akhir adalah kesejahteraan petani.

"Peran petani milenial sangat penting. tantangan terbesar pertanian adalah paradigma bagaimana pertanian berproduksi dan memasarkan. Keberhasilan terukur setelah hasil panen terjual dan menghasilkan uang. Korporasi petani berbicara tentang bisnis, dan keuntungan menjadi income," kata Dr Ir Harry Sutanto MBA dari Universitas Binus di Bogor, Rabu [12/9] pada diskusi ´pengembangan korporasi petani di lahan rawa #Serasi yang dihadiri 60 peserta.

Diskusi #Serasi dihadiri Senior Vice Presiden PT Bank Mandiri, Rahmat B Triaji; Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian [Pusluhtan BPPSDMP] Leli Nuryati; Kepala Pusat PSEKP, Sudi Mardianto; dan peneliti PSEKP Hermanto; sejumlah peneliti PSEKP; tim dari Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal - Transmigrasi; Kementerian Koperasi dan UKM; Kementerian BUMN.

Diskusi fokus membahas ´korporasi petani´ mendukung  pengembangan lahan rawa dan pasang surut menjadi ´lumbung pangan nasional´ yang dikembangkan oleh Kementerian Pertanian RI melalui Program ´Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani´ disingkat #Serasi di sembilan provinsi hingga 2022. Program #Serasi diluncurkan Mentan Amran Sulaiman di Jakarta pada 21 November 2018.

Kepala BPPSDMP Kementan, Prof Dedi Nursyamsi menegaskan bahwa tujuan diskusi adalah identifikasi bentuk korporasi petani yang berpotensi untuk dikembangkan; memahami konsep dan tatakelola pengembangan korporasi petani; dan menyusun rancangan operasional penerapan pertanian korporasi sebagai referensi terbitnya peraturan menteri pertanian [Permentan]. Pasalnya, lahan rawa berpotensi sebagai lumbung pangan nasional ke depan, karena air melimpah, dengan menerapkan teknologi pertanian dan pengembangan kelembagaan.

"Arahan Presiden RI Joko Widodo sangat jelas. Bangun korporasi petani," kata Dedi Nursyamsi setelah diskusi dibuka oleh Kepala Badan Litbang Pertanian, Fadjry Djufry.

Dedi Nursyamsi merujuk pada arahan Presiden Jokowi bahwa petani di era modern harus terorganisasi layaknya korporasi, apabila kesejahteraan petani semakin meningkat dan kebutuhan pangan akan semakin terpenuhi. Meskipun zaman berkembang pesat, kebutuhan dasar manusia atas pangan tidak akan berubah hingga akhir zaman.

Presiden mengingatkan bahwa "petani jangan sampai jalan sendiri-sendiri. Buatlah kelompok tani, gabungan kelompok tani. Tapi itu pun belum cukup untuk menjadi kekuatan besar. Buatlah kelompok lebih besar. Kelompok besar gabungan kelompok tani seperti itu sering saya sampaikan, namanya korporasi petani. Harus ada korporasi petani dalam jumlah besar. Kalau swasta bisa, saya meyakini petani juga bisa," kata Presiden Jokowi saat membuka Asian Agriculture & Food Forum 2018 [ASAFF] di Istana Negara, Jakarta, [28/6].

Rahmat B Triaji mengelaborasi lesson learnt pertanian korporasi di Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat. Model korporasi petani yang didukung Bank Mandiri sejak 2018 dan diresmikan oleh Menteri BUMN Rini Suwandi.

"Masih dilakukan penguatan manajemen korporasi, para petani diajak untuk tidak berusaha sendiri-sendiri, namun berusaha secara bersama yang diorganisir oleh perusahaan swasta, PT Mitra Desa Pamarican yang dikelola secara profesional. Memanfaatkan dana CSR dari Bank Mandiri untuk dikelola oleh perusahaan tersebut," kata Rachmat B Triaji.

Produk utama adalah beras premium silver dan gold, yang sebagian dipasarkan melalui internet [online]. Faktor kunci keberhasilan adalah model bisnis harus benar, permodalan yang cukup sekitar Rp3 miliar hingga Rp5 miliar sebagai modal kerja, kemampuan SDM harus mumpuni dimana sulit mencarinya di daerah, manajemen usaha profesional [keuangan, operasional, pemasaran].

"Terus mentoring dan monitoring. Konsep serupa akan dikembangkan lagi di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah," kata Rachmat B Triaji.

Kapusluh Leli Nuryati memaparkan lesson learnt pendampingan pengembangan korporasi di lahan #Serasi melalui pengembangan kelompok usaha bersama (KUB) dalam bentuk koperasi pada luasan minimal 5.000 hektar.

"Di tingkat desa harus ada transformasi dari kelompok tani, Gapoktan, KUB, menuju koperasi. Permodelan KUB dari iuran anggota dan pinjaman yang tidak mengikat. Pengelolaan dilakukan oleh seorang general manajer yang ditetapkan oleh pemerintah," kata Leli Nuryati.

Dr Ir Harry Sutanto MBA dari Binus menekankan pentingnya para petani milenial dan mengingatkan tantangan terbesar pertanian adalah paradigma bagaimana pertanian berproduksi dan memasarkan.

"Keberhasilan terukur setelah terjual dan menghasilkan uang. Korporasi petani berbicara tentang bisnis, dimana bisnis adalah keuntungan sebagai income.

Bogor of West Java [B2B] - Indonesian agriculture extension must change the mindset and way of working in the 4.0 era that changed subsystem agriculture into agribusiness, with institutional economic farmers support the formation of joint business groups to support the development of farmers´ corporations.