Wanita Tani HKTI Didorong Mentan Dukung Diversifikasi Pangan dan KRPL

Indonesian Govt Push Indonesian Women Farmers to Develop Urban Farming

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Wanita Tani HKTI Didorong Mentan Dukung Diversifikasi Pangan dan KRPL
Mentan Andi Amran Sulaiman memberi arahan pada sosialisasi ´peran ibu mendukung diversifikasi pangan nasional´ di Jakarta (Foto: Humas Kementan)

Jakarta (B2B) - Kaum ibu bukan hanya berperan mendampingi suami sebagai kepala rumah tangga, namun dituntut mampu melakukan diversifikasi pangan untuk menekan konsumsi beras dan gandum yang terus meningkat setiap tahun, dengan memanfaatkan sumber pangan lokal seperti umbian, sukun, jagung, sagu, dan lainnya yang nilai gizi dan kelezatannya setara dengan beras dan gandum setelah diolah menjadi menu hidangan untuk keluarga.

Hal itu dikemukakan oleh Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman, Ketua Umum Wanita Tani Indonesia dari Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (WTI-HKTI) Oni Jafar dan Kepala Bidang Komunikasi WTI-HKTI, Henny S Widianingsih pada sosialisasi 'peran ibu mendukung diversifikasi pangan nasional dan membentengi anak bangsa dari narkoba' di Jakarta, Rabu (13/12).

"Data pola konsumsi menunjukkan bahwa beras dan gandum masih mendominasi porsi menu konsumsi masyarakat, dan kaum ibu berperan mendorong pengembangan sumber pangan lokal," kata Mentan.

Menurut Mentan, program diversifikasi pangan bukan hanya menjadi tanggung jawab dinas terkait di pusat dan daerah, tapi juga peranan ibu di dalam keluarga mendorong suami dan anak menerapkan diversifikasi pangan di rumah tangga.

Oni Jafar menambahkan, WTI-HKTI telah mendorong dan melakukan program diversifikasi pangan di Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Yogyakarta, khususnya dari bahan dasar singkong dan umbi-umbian lain untuk diproduksi menjadi makanan dalam aneka rupa.

"Peran kaum ibu sebagai wanita tani dapat memenuhi pangan dari yang terdekat melalui kawasan rumah pangan lestari disingkat KRPL," kata Oni Jafar.

Henny S Widianingsih menambahkan sosok ibu yang cerdas berperan memilih asupan sehat untuk keluarga melalui KRPL, dan secara bertahap memenuhi kebutuhan rumah tangga tanpa harus berbelanja di pasar.

"KRPL dapat menjadi bisnis rumah tangga dari lahan bertani di halaman rumah," kata Henny.

Jakarta (B2B) - Housewives in Indonesia are required to encourage food diversification to reduce the consumption of rice and wheat are increasing every year, turning to local food sources such as tubers, breadfruit, maize, sago and other nutritional value and equally delicious with rice and wheat after being processed into the family menu.

It was stated by Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman; chairwoman of the Indonesian Women Farmers, Oni Jafar; and Head of Public Relations of Indonesian Farmers Association, Henny S Widianingsih on 'the socialization activities of national food diversification' here on Wednesday (December 13).

"Data on consumption patterns indicate that rice and wheat still dominate public consumption, and housewives plays an important role for development of local food sources," Minister Sulaiman said.

According to the minister, food diversification program is not only responsibility of relevant agencies at the central and local government, and housewives can encourage husbands and children to apply food diversification in the household.

Mrs Jafar said that his side has been to encourage food diversification program in Gunung Kidul district of Yogyakarta regency especially cassava and other tubers into family food consumption.

"The role of housewives as women farmers can meet the food from urban farming," she said.

Mrs Widianingsih Widianingsih said the intelligent mother figure will choose healthy family food from urban farming, and gradually meet the needs of households without having to shop in the market.

"Urban farming can be a household business from farmland in the yard," she said.