KEP jadi Terobosan Penyuluhan dari Badan SDM Kementan Dorong Korporasi Petani

Indonesian Govt Encourage Develop the Farmer`s Economic Institutions

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


KEP jadi Terobosan Penyuluhan dari Badan SDM Kementan Dorong Korporasi Petani
Kepala BPPSDMP Kementan, Momon Rusmono saat kunjungan kerja ke Jawa Tengah belum lama ini (Foto: Humas SDM Kementan)

Jakarta (B2B) - Badan SDM Pertanian akan mendukung peningkatan kapasitas kelembagaan ekonomi petani (KEP) sebagai cikal bakal pengembangan korporasi, dengan meningkatkan skala ekonomi, efisiensi usaha, dan posisi tawar petani dengan memberi peluang bagi kelompok tani yang telah merintis kegiatan usaha produktif, mengingat posisi petani sebagai produsen utama bahan pangan untuk mendapat laba setimpal dari kegiatan usaha taninya.

"KEP merupakan salah satu terobosan pengembangan penyuluhan pertanian sesuai tuntutan pasar dengan aneka metode pemberdayaan. Dengan model KEP ini diharapkan diperoleh alternatif pemberdayaan petani mengembangkan usaha secara profesional," kata Momon Rusmono, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian di Bogor, Kamis (7/12).

Agribisnis menjadi orientasi pembangunan pertanian nasional saat ini, karena kelembagaan petani di pedesaan kontribusinya sangat vital dalam akselerasi pengembangan sosial ekonomi, aksesibilitas pada informasi pertanian dan modal, pengembangan infrastruktur, pasar, dan adopsi pertanian.

"Hal ini menjadi sangat penting lantaran kondisi petani kian memprihatinkan dengan kepemilikan lahan hanya 0,4 hektar, sebagian besar lulusan sekolah dasar, gagap teknologi, dan kekurangan modal," kata Momon Rusmono.

Pendekatan Penyuluhan
Sesuai dengan amanat UU Perlindungan dan Pemberdayaan Petani No 19/2013 bahwa pemerintah pusat dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya berkewajiban mendorong dan memfasilitasi terbentuknya kelembagaan petani dan KEP.

Menurutnya, pendekatan penyuluhan untuk mencapai sasaran tersebut karena petani petani masih dihadapkan pada beberapa permasalahan, antara lain manajemen organisasi dan usaha yang masih lemah, belum berorientasi usaha produktif dan belum memiliki kekuatan hukum sehingga posisi tawar dan aksesibilitas rendah terhadap sumber informasi, teknologi, pembiayaan maupun pasar.

KEP menempatkan petani sebagai pelaku utama, yang lebih menekankan pada proses pembelajaran sebagai penentu keberhasilan, peningkatan sarana dan prasarana produksi, kegiatan budidaya, kegiatan panen dan pascapanen hingga kegiatan pemasaran.

"Keberadaan KEP diharapkan dapat mendorong petani mengembangkan korporasi sebagai kelembagaan formal yang terbentuk dari sejumlah modal dari petani, dengan menjalankan fungsi-fungsi manajemen usaha yang berorientasi laba dalam bentuk badan usaha milik petani atau BUMP yang berbentuk koperasi tani atau perseroan terbatas," kata Momon.

Jakarta (B2B) - Indonesian Agricultural Human Resources Agency will support the development of farmers' economic institutions to establish corporations, by extending economies of scale, business efficiency, bargaining position and providing opportunities for farmer groups who have developed productive business activities, because farmers are the main producers of food it deserves profits from their farm, according to senior official.

"The farmers' economic institutions is one of the breakthroughs of agricultural extension development according to market demand with various methods of empowerment," said Momon Rusmono, the Director General of Agricultural Extension and Development of Agricultural Human Resources, or BPPSDMP in Bogor on Thursday (November 7).

Agribusiness becomes the orientation of agricultural development in Indonesia, and the farmers' economic institutions play an important role in the acceleration of socio-economic development, access to capital, infrastructure, and open market opportunities.

"This is very important because current condition of farmers is apprehensive such as land ownership of only 0.4 hectares, mostly elementary school graduates, and lack of capital," Mr Rusmono said.

Agricultural Extension
Farmers Protection and Empowerment Law Number 19 of 2013 should encourage and facilitate the establishment of farmers' institutional, called the Poktan, and farmers' economic institutions locally known as the KEP.

According to him, agricultural extension approach becomes a solution because farmers are constrained by the problems of organization and business management, not productive-oriented, and without legal force so that the bargaining position of farmers is still low.

The farmers' economic institutions puts farmers as the main actors who emphasize the learning process as a critical success, improvement of infrastructure and production facilities, cultivation activities, harvesting and post harvest activities to marketing activities.

"The farmers' economic institutions s expected encourage farmers to develop corporations as formal institutions of the joint capital of farmers, by running a profit-oriented business management function such as cooperative or company," Mr Rusmono said.