Orientasi Ekspor, Kementan Kukuhkan 21 `Duta Milenial Pembangunan Pertanian´

Young Farmers are the Target of Developing Indonesian Agricultural HR

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Orientasi Ekspor, Kementan Kukuhkan 21 `Duta Milenial Pembangunan Pertanian´
HARAPAN BANGSA: Mentan diwakili Kepala BPPSDMP Prof Dedi Nursyamsi didampingi Sesba BPPSDMP, Siti Munifah mengenakan rompi kepada 21 ´duta milenial´ pada Jambore Pertanian di Cibodas [Foto2: Humas/Esap & Pito]

Cianjur, Jabar [B2B] - Pemerintah RI mengapresiasi kiprah 21 pelaku dan pendamping sektor pertanian, yang telah mendedikasikan dirinya untuk kemajuan dan peningkatan produksi pertanian, untuk memenuhi kebutuhan konsumen di dalam negeri dan berorientasi ekspor, yang dikukuhkan Kementerian Pertanian RI sebagai ´Duta Milenial Pembangunan Pertanian.´

Pengukuhan dilakukan oleh Kepala BPPSDMP Kementan, Prof Dedi Nursyamsi mewakili Mentan Amran Sulaiman pada peluncuran ´Gerakan Petani Milenial Berorientasi Ekspor´ di Cianjur, Jawa Barat, Jumat [18/10] pada kegiatan Jambore Milenial Pelaku dan Pendamping Pembangunan Pertanian.

"Kemudahan ekspor harus dibuka seluas-luasnya, maka pertanian Indonesia harus didukung oleh SDM unggul yang kreatif, inovatif dan adaptif terhadap kemajuan teknologi di era 4.0. Petani milenial yang dikukuhkan tadi diharapkan mampu merefleksikan semangat kebangkitan dan kejayaan Indonesia sebagai negara agraris, sebagai jalan dan upaya Kementan menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia," kata Dedi Nursyamsi mengutip arahan Mentan Amran Sulaiman.

Menurutnya, ke-21 petani milenial yang telah dikukuhkan sebagai ´duta milenial pembangunan pertanian´ dapat mengabarkan semangat dan kerja keras kepada para petani di seluruh Indonesia.

"Saya berharap petani milenial bisa menularkan semangat bertaninya ke seluruh tanah air. Kalau itu dilakukan, maka Indonesia akan menyalip Brazil dan Amerika sebagai negara maju di bidang pertanian. Itulah yang harus kita dorong bersama, bagaimana petani milenial itu memiliki semangat," kata Mentan Amran Sulaiman yang dikutip Dedi Nursyamsi di hadapan 1.500 peserta yang berkumpul sejak Jumat pagi di Kebun Raya Cibodas, Kabupaten Cianjur.

Dia menambahkan, pertanian adalah sektor prioritas dengan jumlah pintu pasar terbesar dan terbanyak di dunia. Apalagi saat ini, dunia internasional semakin membutuhkan pangan sebagai asupan pokok yang harus tersedia setiap hari.

Sekretaris BPPSDMP Kementan, Siti Munifah dalam laporannya mengatakan, tujuan Jambore Milenial dalam upaya meningkatkan kompetensi, dan memotivasi para pelaku dan pedamping pertanian yang terdiri dari penyuluh pertanian, petani, mahasiswa fakultas pertanian dan Polbangtan, Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya [P4S], widyaiswara, dosen, Ikatan Alumni Jepang [Ikamaja] mendukung pembangunan pertanian menuju lumbung pangan dunia 2045.

"Susuai arahan Presiden Joko Widodo bahwa tahun ini visi pembangunan nasional adalah pembangunan SDM, maka Kementan telah melakukan pengembangan pendidikan dan pelatihan vokasi yang dihubungkan dengan dunia usaha dan industri atau DuDi sehingga akan terwujud SDM pertanian yang siap kerja dan menciptakan lapangan pekerjaan," kata Siti Munifah.

21 Duta Milenial
Pengukuhan 21 Duta Milenial Pembangunan Pertanian ditandai dengan mengenakan rompi dan topi kepada ke-21 duta milenial pertanian oleh Dedi Nursyamsi didampingi Siti Munifah sebagai bentuk apresiasi Mentan Amran Sulaiman.

Mereka adalah: Rachmad Yogi Samanta dari Kabupaten Probolinggo di Provinsi Jawa Timur, mengembangkan teknologi budidaya sayuran dataran tinggi; Slamet Wuryadi [Sukabumi, Jabar] budidaya ternak burung puyuh hingga ekspor; Mya Amelia [Bogor, Jabar] mengembangkan daun singkong cita rasa rendang; Malahayati Muhammad Nasrul [Manokwari, Papua] mengembangkan minuman herbal dari tanaman akway; Evrina Budiastuti [Bogor, Jabar] penyuluh inovatif dan kreatif yang memanfaatkan teknologi informasi untuk mendukung kegiatan penyuluhan pertanian; Sandi Octa Susila [Cianjur, Jabar] menekuni bisnis pertanian sejak masih kuliah dan kini menjadi pemasok utama komoditas hortikultura untuk hotel, restoran dan katering; Suhendar [Cianjur, Jabar] mengembangkan komoditas hortikultra; Mamat [Cianjur, Jabar] dari asosiasi bunga hias; Rizal Fahreza, budidaya jeruk dan mengembangkan agrowisata.

Selanjutnya Agus Ali Nurdin [Cianjur, Jabar] melalui korporasi petani untuk mendukung pengembangan sayuran organik; Nurika Ari Panata, P4S Komunitas; Dodi [Situbondo, Jatim] ekspor sayuran ke Singapura; Kadek Surya Prasetya [Tabanan, Bali] komoditas kakao dan mengembangkan Chau Chocolates sebagai korporasi petani; Hanjar Lukito [Wonogiri, Jateng] ekspor hasil tanaman pangan didukung korporasi petani yang didirikan Poktan dan Gapoktan; Ulus Firmawan [Bandung Barat, Jabar] komoditas hortikultura; Hidayat Hendra [Alumni IPB] mengembangkan marketing intelligence produk pertanian; Paryono [Lampung Tengah, Lampung] budidaya nanas dan telah ekspor ke mancanegara melalui pengembangan korporasi petani; Sutomo [Purbalingga, Jateng] mengembangkan pertanian organik; Jatu Barmawati memasarkan hasil produksi pertanian sekaligus pemilik Mini Market Ayo Mart; Rahmat mengembangkan budidaya gula aren; dan Sutriyana [Kulon Progo, DIY] budidaya gula semut.

Tampak hadir Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian [Pusluhtan] Leli Nuryati; Kepala Pusat Pelatihan Pertanian [Puslatan] Bustanul AC; Kepala Pusat Pendidikan Pertanian [Pusdiktan] Idha Widi Arsanti; Kabid Standarisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian - Puslatan, Zuroqi Mubarok; Kabid Program dan Kerjasama Pelatihan - Puslatan, Ramadani Saputra; Kepala BBPKH Cinagara, Wisnu Wasesa; Kabag Evaluasi dan Pelaporan [Evalap] Titin Gartini; Kabid Penyelenggaraan Pendidikan - Pusdiktan, Ismaya NR Parawansa; Kabid Program dan Evaluasi - Pusluhtan BPPSDMP Kementan, Rizal Fakhriza; Kasubbag Pelaporan dan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan - BPPSDMP Kementan, Revo Agri Muis; dan Kasubbid Informasi Materi Penyuluhan - Pusluhtan, Septalina Pradini. [Cha2]

Cianjur of West Java [B2B] - Indonesian government in the next five years prioritizes the development of human resources that are ready to face globalization in the era of industrialization 4.0, the Agriculture Ministry in particular the Directorate General of Extension and Agricultural HR Development [BPPSDMP] carry out its role to develop millennial farmers who understand information and communication technology, according to the senior official of the agriculture ministry.