PJ Upsus Banten Targetkan LTT April 2019 Lampaui Capaian 2018

Indonesia`s Banten Pursues the Target of Extending Rice Fields

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


PJ Upsus Banten Targetkan LTT April 2019 Lampaui Capaian 2018
DIDUKUNG PENYULUH: PJ Upsus Banten, Momon Rusmono [ke-2 kiri] pimpin Rakor didampingi Kapuslatan, Bustanul AC [kiri], Kadistan Banten Agus Tauhid dan Kepala PPMKP Ciawi, Herry S [Foto: Humas BPPSDMP/Pito]

Bogor, Jabar [B2B] - Kementerian Pertanian RI mengevaluasi capaian luas tambah tanam [LTT] padi di Provinsi Banten, Oktober 2018 hingga Maret 2018 [OkMar] dan prediksi LTT untuk April 2019, dan tercapai komitmen dari Dinas Pertanian Pemprov Banten bahwa tidak boleh lebih rendah dari April 2018 sekitar 61.000 hektar, sementara luas areal tanam padi Banten pada 2018 mencapai 400.000 hektar dari total luas baku lahan 198.296 hektar.

Hal itu mencuat dari rapat koordinasi ´upaya khusus padi, jagung dan kedelai´ atau Upsus Pajale Banten yang dipimpin Momon Rusmono selaku Penanggung Jawab - PJ Upsus Pajale Banten dengan 120 penyuluh dari seluruh Banten. Hadir Kepala Dinas Tanaman Pangan Pemprov Banten, Agus Tauhid; Kepala Pusat Pelatihan Pertanian [Puslatan BPPSDMP] Bustanul Arifin Caya; dan Kepala PPMKP Ciawi, Herry Suliyanto di Ciawi - Bogor, Jawa Barat, Senin petang [22/4].

Data PJ Upsus Pajale Kementan menyebutkan realisasi LTT Banten 2015 - 2018 menunjukkan trend positif dari total luas baku lahan 198.296 hektar, LTT 2014 mencapai 368.067 hektar, 2015 [384.311], 2016 [468.211], 2017 [421.658] dan 2018 [458.266] atau total 2.100.523 hektar.

"Kita sudah komitmen bersama bahwa prediksi capaian April 2019 tidak boleh lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, April tahun lalu tercapai 61 ribu hektar, tahun ini harus lebih dari capaian 2018," kata Momon Rusmono kepada B2B usai Rakor Upsus Pajale Banten.

Dia tidak menampik adanya kendala adalah kasus luas panen 3.500 hektar di Kota Tangerang yang membutuhkan rice combine harvester, hal ini menjadi kendala karena persawahan di Banten sedang panen raya, sehingga Kadistan akan memfasilitasi mesin panen di provinsi untuk dipinjamkan ke Kota Tangerang.

"Kendala kedua adalah benih, kami akan koordinasi dengan Dirjen Tanaman Pangan untuk memberi bantuan benih untuk petani di Kabupaten Lebak," kata Momon Rusmono yang juga menjabat Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian - Kementerian Pertanian RI [BPPSDMP].

Kadistan Banten, Agus Tauhid mengakui panen raya yang berlangsung serentak di seluruh provinsi membutuhkan lebih banyak rice combine harvester untuk mendukung panen padi seperti sawah 3.500 hektar di Kota Tangerang akan menghadang target LTT karena harus menunggu panen usai.

"Banten saat ini menjadi tergantung pada Alsintan akibat menurunnya minat generasi muda menjadi petani, sehingga bantuan Alsintan Kementan sangat membantu petani melakukan pertanaman maupun panen," katanya.

Dia juga mengharapkan Kementan mendukung pengadaan benih khususnya kedelai, lebih banyak terkendala harga di tingkat petani apabila di bawah Rp7.000 per kg, kecuali pemerintah memberi benih kedelai seperti tahun lalu.

"Kedelai justru di ujungnya yang kurang baik, kalau masih di bawah Rp7.000 dan petani tahun lalu mau karena ada bantuan benih," kata Agus Tauhid.

Tampak hadir Kabid Standarisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian - Puslatan BPPSDMP, Zuroqi Mubarok, Kasubbid  Penyelenggaraan Informasi dan Materi Penyuluhan Pusluhtan BPPSDMP, Septalina Pradini dan Penyuluh Utama Kementan, Siti Nurjanah. [Esap]