Sean Penn dan Ahmadinejad di Upacara Pemakaman Hugo Chavez

Sean Penn and Ahmadinejad for Hugo Chavez Funeral

Editor : Heru S Winarno
Translator : Parulian Manalu


Sean Penn dan Ahmadinejad di Upacara Pemakaman Hugo Chavez
Pemimpin dunia di antara pelayat pemakaman Hugo Chavez (Foto: Mail Online)

PARA kepala negara bergabung bersama nama-nama terkenal seperti Sean Penn dan Jesse Jackson di pemakaman kenegaraan yang berlangsung masif bagi Hugo Chavez, Jumat.

Bintang Hollywood, Sean Penn, teman dekat sang presiden sejak mereka bertemu pada 2007, yang bergabung dengan Jackson bersama puluhan ribu massa yang berkabung.

Ahmadinejad adalah salah satu dari setidaknya 24 kepala negara, termasuk Raul Castro memberi penghormatan terakhir mereka di Caracas.

Kehadiran mereka berbaur dengan curahan kesedihan bagi sepak terjang pemimpin Venezuela yang mengubah wajah politik di Amerika Selatan.

Ada adegan yang luar biasa saat puluhan ribu pelayat memenuhi jalan-jalan ibukota untuk memberi penghormatan terakhir kepada mantan presiden, ketika beberapa pendukungnya pingsan.

"Chavez tidak mati, ia berlipat ganda! ', teriak pendukungnya meneriakkan yel-yel. 'Chavez hidup! Revolusi goes on! '

"Yang paling penting, ia meninggalkan kita tanpa terkalahkan," kata Castro, merujuk pada kemenangan empat kali Chavez dalam pemilihan presiden, di antara serangkaian kemenangan suara lain dalam 14 tahun pemerintahannya.

"Dia tak terkalahkan. Dia meninggal dalam keadaan menang dan tidak ada yang bisa merebutnya. Dia bagian dari sejarah."

Penn bertemu Chavez pada tahun 2007 dan mengatakan dunia telah kehilangan 'pelindung warga miskin' setelah kematiannya.

Jackson, mengaku sebagai teman dekat yang 'sedih' atas kematian Chavez, juga mengatakan ia ingin membantu AS mendorong hubungan yang lebih baik setelah ia kembali ke negaranya.

Pemimpin hak-hak sipil itu mengatakan dia akan 'Bertemu dengan para pemimpin politik, agama dan masyarakat."

Menulis di CNN ia berkata: "Ini saatnya untuk menjalin hubungan, hubungan nyata yang akan mengarah pada normalisasi hubungan diplomatik antara AS dan Venezuela."

Dia juga menyerukan untuk mengakhiri 'demonisasi panas, retorika dan kebijakan isolasi' yang telah merenggangkan hubungan antara kedua negara dalam beberapa tahun terakhir.

Presiden Belarus Alexander Lukashenko dan Ahmadinejad berada di antara tokoh kontroversial yang dijadwalkan menghadiri upacara.

"Ini adalah rasa sedih terbesar bagi kami karena kami telah kehilangan seorang teman," kata Ahmadinejad setibanya di bandara semalam. "Saya merasa seperti saya telah kehilangan diriku, tapi saya yakin bahwa dia masih hidup. Chavez tidak akan pernah mati. Roh-Nya dan jiwa hidup di setiap hati kita. "

Chavez meninggal pada Selasa (5/3) pada usia 58 setelah pergulatan selama dua tahun melawan kanker, membuat kesedihan bagi sebagian besar pendukung dari warga miskin yang mencintainya dengan menempatkan kekayaan minyak bagi kepentingan mereka, namun memberikan harapan kepada lawan yang mengecam dia sebagai seorang diktator.

Kerumunan besar 'Chavistas,' banyak membawa fotonya atau mengenakan T-shirt bergambarkan wajahnya, membanjiri plaza sekitar akademi militer, tempat jenazah disemayamkan setelah diarak melalui jalan-jalan.

'Seribu terima kasih atas perjuangan seorang pria yang berjuang untuk perdamaian dunia, untuk persatuan di Amerika Latin dan Karibia, dan untuk demokratisasi institusi global," kata Menteri Luar Negeri Elias Jaua.

"Upacara pemakaman yang menunjukkan kecintaan luar biasa kepada presiden."

Jenazah Chavez telah dibalsem untuk disemayamkan untuk selamanya 'di sebuah museum militer - mirip dengan bagaimana para pemimpin komunis Lenin, Stalin dan Mao diperlakukan setelah kematian mereka.

HEADS of state joined famous names like Sean Penn and Jesse Jackson at a massive state funeral for Hugo Chavez today.

Hollywood star Penn, a friend of the Venezuelan leader since they met in 2007, and Jackson joined tens of thousands in mourning.

Ahmadinejad was one of at least two dozen heads of state including Raul Castro paying their last respects in Caracas.

Their attendance comes during an outpouring of grief for the divisive Venezuelan leader who changed the face of politics in South America.

There were incredible scenes as tens of thousands filled the streets of the capital to pay tribute to the former president, with some of his supporters fainting in the swell.

'Chavez did not die, he multiplied!', supporters chanted throughout the morning. 'Chavez lives! The revolution goes on!'

"Most importantly, he left undefeated,' Castro said, referring to Chavez's four presidential election wins, among a string of other ballot victories in his 14-year rule.

'He was invincible. He left victorious and no one can take that away. It is fixed in history.'

Penn met Chavez in 2007 and said the world had lost a 'champion of poor people' following his death.

Jackson, who said he was a personal friend 'saddened' by Chavez's death, also said he wanted to help the U.S. foster better relations while he was in with the country.

The civil rights leader said he would 'meet with political, religious and community leaders'.

Writing in CNN he said: 'It's time to forge a practical, productive relationship that will lead to normalization of diplomatic relations between the U.S. and Venezuela.'

He also called for an end to the 'hot rhetoric, demonization and policies of isolation' which have defined the relationship between the two countries in recent years.

Belarusian President Alexander Lukashenko and Ahmadinejad were among the more controversial figures scheduled to attend the ceremony.

'It is a great pain for us because we have lost a friend,' Ahmadinejad said upon his arrival at the airport overnight. 'I feel like I have lost myself, but I am sure that he still lives. Chavez will never die. His spirit and soul live on in each of our hearts.'

Chavez died on Tuesday at age 58 after a two-year battle with cancer, devastating millions of mostly poor supporters who loved him for putting the country's vast oil wealth at their service, but giving hope to opponents who denounced him as a dictator.

Huge crowds of 'Chavistas,' many carrying his picture or wearing T-shirts bearing the image of his eyes, have swamped the plazas around a military academy where his coffin was carried after being paraded through the streets.

'A thousand thanks for the posthumous tributes to a man who fought for world peace, for unity in Latin America and the Caribbean, and for the democratization of global institutions,' Foreign Minister Elias Jaua said.

'The show of love for the president has been incredible.'

Chavez's body is to be embalmed and shown 'for eternity' at a military museum - similar to how communist leaders Lenin, Stalin and Mao were treated after their deaths.