Polbangtan Kementan Siapkan Generasi Petani Muda bagi Pertanian Berkelanjutan
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Bogor
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi

Bogor, Jabar (B2B) - Kementerian Pertanian RI (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) terus memperkuat program regenerasi petani muda melalui Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS).
Di Jawa Barat, keberlanjutan program ini menjadi sorotan utama dalam rangkaian District Multi-Stakeholder Forum (DMSF) pada lima kabupaten binaan PPI Jawa Barat yakni Subang, Bogor, Tasikmalaya, Sukabumi dan Cianjur selama bulan Juni 2025.
Forum ini dihadiri oleh pemerintah daerah, akademisi, off-taker, lembaga keuangan, penyuluh, hingga petani muda alumni Program YESS. Tujuannya jelas: memastikan keberlanjutan program dan memperkuat ekosistem agribisnis di tingkat kabupaten.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menyampaikan bahwa Program YESS telah menjadi pilar utama dalam strategi regenerasi petani. DMSF adalah langkah strategis yang menyatukan seluruh pemangku kepentingan untuk memastikan keberlanjutan Program YESS.
"Kita ingin mencetak wirausaha muda pertanian yang tak hanya cerdas, tetapi juga adaptif terhadap teknologi dan pasar. Generasi muda harus menjadi penggerak utama transformasi pertanian menuju Indonesia Emas 2045," katanya.
Senada, Kepala BPPSDMP Kementan, Idha Widi Arsanti, menegaskan bahwa keberlanjutan program harus menjadi prioritas bersama. Program YESS telah membuktikan bahwa dengan pendekatan inklusif dan dukungan multipihak.
"Kita bisa mencetak petani muda berdaya saing. DMSF menjadi momentum untuk memperkuat sinergi, memastikan alumni YESS terus berkembang, dan membangun ekosistem agribisnis modern di tingkat daerah," katanya.
Polbangtan Bogor
Direktur Polbangtan Bogor, Yoyon Haryanto mengatakan bahwa di Provinsi Jawa Barat, capaian Program YESS sangat signifikan. Kabupaten Subang menjangkau 67.728 Penerima manfaat, delapan klaster komoditas yakni nanas, jamur, sapi, padi, dua koperasi alumni YESS, serta terbentuknya Subang Youth Preneur sebagai wadah bagi petani muda.
"Kabupaten Bogor menjangkau 6.098 Penerima Manfaat, 10 klaster, tiga koperasi, akses permodalan mencapai Rp2,7 miliar, dan pengembangan dapur pemenuhan gizi (MBG) yang terintegrasi dengan hasil pertanian lokal," katanya.
Sedangkan Kabupaten Cianjur, ungkap Yoyon Haryanto, mendapat 19.550 Penerima Manfaat, lebih dari 30.000 peserta pelatihan berbagai level, dan penguatan jejaring melalui 17 Business Development Service Provider (BDSP).
Bupati Subang dalam arahannya menegaskan pentingnya regenerasi petani sebagai bagian dari upaya menjaga Subang sebagai lumbung padi nasional.
"Dengan lebih dari 63.000 pengangguran di daerahnya, pertanian dan UMKM dinilai bisa menjadi solusi strategis penyerapan tenaga kerja," katanya.
Sementara di Kabupaten Bogor, pemerintah daerah telah memasukkan dukungan terhadap petani muda ke dalam program APBD sebesar Rp6 triliun untuk memperkuat rantai pasok pertanian yang menguasai hampir 70% kebutuhan pangan di wilayah tersebut.
Di Cianjur, Pemda melalui Asisten Daerah bidang Ekonomi menekankan pentingnya mengintegrasikan keberlanjutan Program YESS ke dalam RPJMD 5 tahun mendatang dengan prioritas pada kebutuhan pangan lokal.
Yoyon Haryanto menambahkan, DMSF pada lima kabupaten menghasilkan sejumlah rekomendasi strategis yakni Integrasi Program YESS ke dalam RPJMD Kabupaten agar keberlanjutan program terjamin melalui kebijakan daerah; penguatan koperasi dan kelembagaan petani muda untuk memperluas akses pasar dan pendanaan; pemberdayaan alumni YESS sebagai penyuluh swadaya untuk mendukung program penyuluhan di lapangan, kerja sama dengan off-taker dan lembaga keuangan seperti Bank Mandiri, Bank BJB, Pegadaian) untuk memperkuat akses modal dan pemasaran hasil pertanian dan Subang Youthpreneur Summit sebagai wadah inkubasi bisnis petani muda dan alumni YESS.
Yoyon Haryanto menambahkan, Program YESS diharapkan tidak hanya mencetak petani muda yang produktif tetapi juga menciptakan sistem pertanian yang berkelanjutan dari hulu ke hilir.
"Mulai dari produksi, distribusi, hingga pemasaran yang terintegrasi dengan teknologi modern seperti digital marketing dan smart farming berbasis IoT," ungkapnya.
Dengan keberhasilan model tersebut pada lima kabupaten binaan, diharapkan Program YESS dapat direplikasi ke kabupaten lain di Jawa Barat sebagai bagian dari upaya nasional mempercepat regenerasi petani. [wisda/timhumas polbangtanbogor]
Bogor of West Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan/SMKPPN to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
The objective of the Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.
Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.
He stated that increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.