Pertanian Modern, Kementan Kolaborasi PKS dengan Taiwan mulai Januari 2026

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Bogor

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Pertanian Modern, Kementan Kolaborasi PKS dengan Taiwan mulai Januari 2026
POLBANGTAN BOGOR: Direktur Yoyon Haryanto mengatakan mahasiswa akan terlibat aktif sebagai petani muda masa depan. Mereka akan belajar tentang agribisnis modern, dari produksi hingga pemasaran bersama teknologi Taiwan.

Bogor, Jabar (B2B) - Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor bersiap mengimplementasikan Proyek Kerja Sama (PKS) dengan Taiwan yang dimulai pada Januari 2026. Kegiatan PKS fokus pada pengembangan pertanian modern melalui penerapan teknologi terkini, sistem agribisnis terpadu dan pendampingan petani lokal di Provinsi Jawa Barat.

Direktur Polbangtan Bogor, Yoyon Haryanto mengatakan kegiatan PKS tidak hanya menguntungkan petani, juga menjadi sarana pembelajaran bagi mahasiswa pertanian. 

Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman menyambut baik inisiatif kerjasama maupun kolaborasi dengan pihak maupun negara lain sebagai langkah nyata modernisasi pertanian. Kerja sama tersebut sebagai wujud nyata pendidikan vokasi mampu berkontribusi pada pertanian maju. 

"Mahasiswa Polbangtan bukan hanya belajar teori, juga praktik lapangan dengan teknologi mutakhir. Kita ingin mencetak petani muda yang inovatif dan kompetitif secara global”, katanya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (PPSDMP) Idha Widi Arsanti  menekankan pentingnya membangun model agribisnis berkelanjutan. 

“Proyek tersebut akan menjadi model unik di Jawa Barat, yang belum ada di daerah lain. Mahasiswa yang terlibat akan lulus sebagai petani muda dengan bekal kuat untuk berwirausaha dan membangun sistem pertanian modern,” katanya.

Polbangtan Bogor
Direktur Polbangtan Bogor, Yoyon Haryanto menambahkan, kegiatan PKS akan melibatkan mahasiswa secara aktif sebagai petani muda masa depan. 

"Mereka akan belajar langsung mengenai agribisnis modern, mulai dari produksi hingga pemasaran, bersama teknologi dari Taiwan," katanya.

Kerja sama PKS dengan Taiwan, ungkap Yoyon Haryanto, bertujuan membentuk Standar Operasional Prosedur (SOP) dari lahan hingga pemasaran yang mencakup produksi, distribusi, dan pengemasan, untuk mengatasi masalah utama petani di Bogor.

"Kendala dan tantangan petani Bogor seperti harga jual rendah, akses pasar terbatas dan kurangnya pengetahuan teknis dan modal, serta menyediakan harga beli yang adil, pinjaman modal, pendampingan teknis, dan promosi produk ke supermarket," katanya.

Selain itu, ungkap Yoyon Haryanto, pihak Taiwan akan menghadirkan teknologi inovatif seperti greenhouse otomatis, sensor suhu dan rantai pendingin, serta mesin pengemasan modern.

Rencananya, tambahnya, pada awal 2026 akan dilakukan penjualan uji coba melalui pasar tradisional. Selanjutnya pengenalan area uji coba teknologi di lahan binaan Polbangtan Bogor. 

"Mahasiswa dan petani muda lokal akan dilibatkan sebagai pelaksana sekaligus penerima transfer ilmu. Packing House akan dimanfaatkan dari ruang yang ada di Polbangtan tanpa harus membangun gedung baru." tambah Yoyon Haryanto.

Polbangtan Bogor akan membentuk tim khusus untuk kerja sama ini, mulai dari tahap awal komunikasi hingga implementasi penuh. Ini tentang membentuk sistem yang menghubungkan petani dengan supermarket secara langsung.

Kegiatan PKS diharapkan menghasilkan produk pertanian berkualitas tinggi, bersertifikasi organik dan halal, model agribisnis yang menguntungkan petani dan menarik minat generasi muda, serta hubungan erat antara petani, perguruan tinggi, dan pasar modern melalui satu sistem terpadu.

"Tahap awal saat ini difokuskan untuk menyusun strategi, membangun tim kerja sama, serta melakukan beberapa pertemuan kecil untuk mematangkan rencana. Dengan begitu, pelaksanaan pada Januari 2026 akan berjalan optimal," ungkap Yoyon Haryanto. [wisda/timhumas polbangtanbogor]

Bogor of West Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan/SMKPPN to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

The objective of the Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.

Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.

He stated that increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.