Polbangtan YoMa Edukasi Petani Empon-Empon Ngaliyan Sleman Manfaatkan KostraTani

Indonesia`s Polbangtan YoMa Support Herbal Plant Farmers in Yogyakarta

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Polbangtan YoMa Edukasi Petani Empon-Empon Ngaliyan Sleman Manfaatkan KostraTani
TANAMAN HERBAL: Direktur Polbangtan YoMa, Dr Rajiman di lahan pertanian Desa Ngaliyan [inset] berbincang dengan Dekan Gaperta UPN Veteran Yogyakarta, Partoyo [kemeja putih] Foto2: Humas Polbangtan YoMa

Sleman, DIY [B2B] - Perguruan tinggi vokasi pertanian dari Kementerian Pertanian RI, Polbangtan YoMa berkomitmen memberi pelatihan dan bimbingan teknis [Bimtek] kepada petani empon-empon di Kabupaten Sleman, Provinsi DI Yogyakarta khususnya petani Desa Ngaliyan di Kelurahan Widodomartani, Kecamatan Ngemplak, mengembangkan potensi simplisia biofarmaka hasil produksi tanaman herbal dengan memanfaatkan fasilitas Agriculture War Room dari Komando Strategis Pembangunan Pertanian [AWR KostraTani].

Direktur Polbangtan YoMa, Dr Rajiman mengatakan Kementan berupaya mendorong pengembangan budi daya empon-empon sebagai komoditas potensial dari Desa Ngaliyan, mengingat luas pekarangan warga yang belum optimal digunakan untuk budidaya empon-empon sebagai tanaman herbal.

"Polbangtan YoMa melihat potensi tanaman empon-empon di Desa Ngaliyan sebagai peluang bisnis dengan mendorong petani untuk mengembangkan produksi dari hulu hingga hilir melalui pelatihan dan Bimtek. KostraTani akan membuka peluang pengembangan kelompok ekonomi petani atau KEP untuk menjalin kemitraan bisnis dengan industri herbal," kata Dr Rajiman pada kunjungan kerja di Desa Ngaliyan yang dihadiri Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan [DP3] Kabupaten Sleman, Heru Saptono.

Sebagaimana diketahui, empon-empon adalah sekumpulan akar tanaman yang menjadi rempah dan bermanfaat untuk kesehatan. Tanaman yang termasuk empon-empon adalah jahe, kunyit, lengkuas, temulawak, dan lainnya yang diakui berkhasiat untuk kesehatan, terutama setelah masyarakat modern merujuk cara hidup sehat sebagai bagian dari peradaban. Dalam pengolahan, empon-empon kerap dipadu dengan tanaman lain untuk menghasilkan ramuan kesehatan yang dikembangkan industri herbal.

Menurutnya, Polbangtan YoMa sejak beberapa tahun terakhir mengembangkan ´wirausahawan milenial biofarmaka´ melalui Program Studi [Prodi] Agribisnis Hortikultura Minat Biofarmaka serta menjalin kemitraan dengan industri herbal, salah satunya adalah PT Swayasa Prakarsa untuk memasok simplisia biofarmaka.

"Hasil produksi tanaman herbal dari lahan Teaching Factory atau TeFa hasil budidaya mahasiswa Polbangtan YoMa seperti sereh, jahe dan seledri sebagai bahan baku Gama Food dan Gama Herbal, produk hasil riset UGM Yogyakarta yang dipasarkan secara komersial oleh mitra DuDi dari Polbangtan YoMa," katanya. 

Polbangtan YoMa berkomitmen menyokong Desa Ngaliyan melalui pemanfaatan Agriculture War Room [AWR] dari KostraTani yang diinisiasi oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo [SYL] untuk meningkatkan kualitas produksi, produktivitas, peluang industri sesuai kebutuhan pasar komersial dan membuka pasar ekspor melalui GratiEks.

Camat Ngemplak Siti Wahyu Purwaningsih menyatakan dukungan pada upaya Polbangtan YoMa mengembangkan potensi Desa Ngaliyan, Kelurahan Widodomartani sebagai ´kampung empon-empon´ dengan harapan petani milenial setempat menjalin kemitraan dengan industri jamu.

"Pemerintah daerah selalu mendukung upaya Kementan khususnya Polbangtan YoMa mengadakan pelatihan kosmetik herbal, kelak diharapkan petani milenial di Ngaliyan dapat membuat sabun herbal dan menjadi kampung wisata pertanian. Syaratnya, kembangkan harapan masyarakat ke depan menjadi usaha kecil dan menengah [UKM] mulai dari produk rumah tangga menjadi produk kelompok," kata Camat Siti Wahyu Purwaningsih. [IJS]

Sleman of Yogyakarta [B2B] - Indonesian´s Vocational College of Agriculture in Yogyakarta, Polbangtan YoMa, committed to provide training and technical guidance to herbal plant farmers in Sleman district, Yogyakarta province especially the Ngaliyan village farmers in Ngemplak subdistrict, developing the potential for biopharmaca simplicia from the production of herbal plants, according to senior official of Indonesian Agriculture Ministry.