Timun Baby, Mentan SYL Apresiasi Polbangtan YoMa Bina KWT di DI Yogyakarta

Urban Farming Supports the Decline of Poor Households in Indonesia

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Timun Baby, Mentan SYL Apresiasi Polbangtan YoMa Bina KWT di DI Yogyakarta
PENGEMBANGAN KRPL: Staf Khusus Mentan SYL, Lutfi Halide [kemeja putih] meninjau KWT Mekar di Sleman bersama Direktur Polbangtan YoMa, Dr Rajiman; Wadir I Dr Ananti Yekti dan Kabag Umum, Irwan Johan Sumarno [Foto2: Humas Polbangtan YoMa]

Sleman, DIY [B2B] - Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo [SYL] mengapresiasi dukungan Polbangtan YoMa pada pengembangan ´kawasan rumah pangan lestari  [KRPL]´ di Provinsi DI Yogyakarta melalui pemberdayaan peran Kelompok Wanita Tani [KWT] seperti KWT Mekar di Desa Ngaliyan, Kelurahan Widodomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, yang mengembangkan timun baby di pekarangan rumah maupun lahan kosong.

Hal itu dikemukakan oleh Staf Khusus Mentan SYL, Lutfi Halide kepada Direktur Polbangtan YoMa, Dr Rajiman saat berkunjung ke KWT Mekar di Sleman, Senin siang [24/2] usai kuliah umum Kampus Yogyakarta, jurusan pertanian dari Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta - Magelang [Polbangtan YoMa]. Tampak mendampingi Wakil Direktur I Dr Ananti Yekti dan Kabag Umum Irwan Johan Sumarno.

"Pendampingan dan pembinaan yang patut diapresiasi dari Polbangtan YoMa untuk pengembangan KWT di Yogyakarta. Langkah ini sesuai program dan kebijakan Mentan Syahrul untuk mengembangkan potensi pertanian dari lahan pekarangan rumah," kata Lutfi Halide mewakili Mentan SYL dalam kunjungan kerja di DIY.

Dia mengingatkan Dr Rajiman dan pihak rektorat Polbangtan YoMa untuk ´membuka jalan´ bagi KWT Mekar dan lainnya di DIY untuk menjalin kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri [DuDi], sehingga mendorong warga desa lainnya untuk melakukan replikasi setelah melihat keuntungan yang diperoleh oleh KWT dari pemanfaatan lahan pekarangan untuk bertani.

"Polbangtan YoMa dan Polbangtan lain di seluruh Indonesia, binaan Kementan, untuk terus menggerakkan masyarakat kembali bertani, karena di situlah masa depan Indonesia. Jangan lupa menerapkan teknologi era 4.0 untuk meningkatkan produksi, membuka peluang pasar dan mendukung ekspor seperti diinstruksikan Mentan Syahrul melalui GratiEks," kata Lutfi Halide mengutip arahan Mentan SYL.

KostraTani Dukung KRPL
Staf Khusus Mentan SYL, Lutfi Halide mengharapkan dukung penuh penyuluh pertanian setempat melakukan pendampingan dan pengawalan terhadap petani KRPL di DIY khususnya Sleman, dan memanfaatkan Agriculture War Room [AWR] maupun Agriculture Operation Room [AWR] KostraTani di kantor balai pusat penyuluhan [BPP] di kecamatan masing-masing.

Menurutnya, ketahanan dan kemandirian pangan nasional harus dimulai dari rumah tangga, yang memanfaatkan lahan pekarangan untuk pertanian perkotaan [urban farming] untuk memenuhi sebagian kebutuhan pangan, seperti menanam cabai sehingga dapat menghemat pengeluaran lantaran harga cabai kerap melonjak pada hari-hari besar keagamaan maupun hari libur nasional.

"Sementara timun baby selain untuk kebutuhan rumah tangga, maka kelebihannya dapat dijual untuk memenuhi kebutuhan pasar," kata Lutfi Halide, mantan Kepala Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Selatan.

Hal itu, katanya, tentu menjadi tantangan tersendiri, maka pemerintah bersama-sama dengan masyarakat perlu menggerakkan kembali budaya memanfaatkan dan mengelola lahan pekarangan, tak hanya di pedesaan tapi juga di perkotaan seperti Sleman yang dekat dengan Kota Yogyakarta.

Polbangtan YoMa, kata Dr Rajiman, akan berupaya mendorong replikasi keberhasilan KRPL melalui AWR dari Komando Strategis Pembangunan Pertanian [KostraTani] yang digagas Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo [SYL] lantaran terbukti mendukung penurunan rumah tangga miskin [RTM].

KRPL merupakan amanat dari UU Pangan No 18/2012 yang mengamanatkan bahwa ketahanan pangan nasional dimulai dari ketahanan pangan tingkat rumah tangga. Sebagaimana diketahui, sejak 2010, Kementan berhasil mengembangkan KRPL di 18 ribu desa pada 500 kabupaten di 34 provinsi, pada 2018 dikembangkan lagi 2.300 KRPL, 1.000 di antaranya adalah ´desa stunting´ sementara untuk 2019 dilaksanakan di 1.600 desa stunting pada 160 kabupaten di seluruh Indonesia.

"Polbangtan YoMa berkomitmen turut mendukung penyediaan pangan cukup dan beragam bagi masyarakat, dengan meningkatkan kemandirian pangan, sebagai upaya meningkatkan ketahanan gizi nasional melalui kegiatan pelatihan dan bimbingan teknis atau Bimtek kepada petani, penyuluh pertanian, masyarakat maupun pelajar dan mahasiswa di wilayah binaan Polbangtan YoMa," kata Dr Rajiman. [IJS]

Sleman of Yogyakarta [B2B] - Food security in Indonesia can start from the family, by developing urban farming in yard area of house to meet food needs by planting cucumber and chili so it can save the household expenses because chili prices often soared during the religious holidays and National holiday, according to Indonesia senior official.