Inovasi Balitbangtan Diharapkan Dukung Target Produksi Jagung 21,35 Juta Ton

Indonesian Govt Target the Corn Production of 2016 to Reach 21.35m Tons

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Inovasi Balitbangtan Diharapkan Dukung Target Produksi Jagung 21,35 Juta Ton
Mentan Andi Amran Sulaiman (batik) dan Kepala Balitbangtan Mohammad Syakir (atas kanan) bersama tiga dari 10 inovator Alsintan di Balitbangtan Kementan (Foto: B2B/Gusmiati Waris)

Serpong, Tangerang (B2B) - Jagung merupakan target swasembada kedua, setelah padi dengan fungsi multiguna, selain untuk konsumsi juga sebagai bahan baku utama industri pakan dan pangan, dan alat mesin pertanian (Alsintan) hasil inovasi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) diharapkan mampu mendukung pencapaian target produksi jagung nasional 21,35 juta ton pada 2016.

Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman mengatakan produksi jagung 2016 ditargetkan mencapai 21,35 juta ton dari produksi 2015 sebanyak 20,67 juta pipilan kering atau naik 1,66 juta ton (8,72%) dibandingkan 2014.

"Peningkatan produksi diperkirakan terjadi karena pertambahan luas panen seluas 160,48 ribu hektar atau sekitar 4,18 persen dan kenaikan produktivitas mencapai 2,16 kuintal per hektar atau 4,36 persen," kata Mentan Amran Sulaiman pada Kamis (23/6) pada peluncuran tiga Alsintan hasil inovasi Balitbangtan di Serpong, Tangerang, Provinsi Banten.

Menurutnya, kebutuhan jagung di Indonesia sekitar 3,4 juta ton pipilan kering per tahun. Konsumsi jagung terbesar adalah untuk pakan 51% dan sisanya untuk industri pangan, sementara dari sisi pasar potensi jagung terus mengalami peningkatan, seiring berkembangnya industri peternakan.

Dia menambahkan, pada saat ini Kementerian Pertanian akan mengembangkan jagung di antara tanaman sawit dan karet yang baru ditanam serta di antara tanaman tahunan lainnya yang masih bisa meloloskan sinar matahari untuk memenuhi kebutuhan tanaman guna memacu pertumbuhan tanaman jagung.

Dukungan Balitbangtan
Kepala Balitbangtan Mohammad Syakir mengatakan pihaknya siap mendukung pengembangan sistem pertanian modern untuk meningkatkan produktivitas pertanian, mempercepat waktu produksi, menurunkan potensi kehilangan dan menekan biaya produksi.

"Penyiapan Alsintan tepat guna dan spesifik lokasi untuk Indonesia, mulai dari kegiatan budidaya, pascapanen dan pengolahan hasil pertanian," kata Syakir.

Menurut Syakir, peran mekanisasi pertanian sangat penting dan strategis untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi sumberdaya pertanian seperti lahan, air, tenaga kerja dan biaya. Juga mempercepat waktu budidaya, penanganan pasca panen dan pengolahan hasil yang berdampak pada peningkatan Indeks Pertanaman (IP).

Serpong, Tangerang (B2B) - The corn is the second target of food self-sufficiency for Indonesia after rice, with multipurpose function, for consumption and raw material feed and food, while agricultural machinery developed by the Indonesian Agency for Agricultural Research and Development of Agriculture Ministry (IAARD) is expected to support production targets 21,35 million tons of corns in 2016, according to Indonesian minister.

Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman said corn production in 2016 is expected to reach 21.35 million tons of production in 2015 which reached 20.67 million dry seed or an increase of 1.66 million tonnes (8.72%) compared to 2014.

"The increase in production is expected of the harvested area 160.48 thousand hectares or 4.18 per cent, and increased productivity of 2.16 quintal per hectare, or 4.36 per cent," Minister Sulaiman said here on Thursday (6/23).

According to him, Indonesia needs 3.4 million tons of dry corn per year. The need to feed 51% and the rest for the food industry, while in terms of market potential of the corn continues to rise, especially for feed industry.

He notes that the Agriculture Ministry will plant of corn on palm oil and rubber plantations and other crops for spur the growth of corn plants.

The IAARD Support
Head of IAARD Mohammad Syakir said said it was ready to support the ministry in the development of modern agricultural systems to increase productivity, accelerate the production time, reduce the potential for loss, and reduce the cost of production.

"Preparation of appropriate agricultural machine and specific for Indonesia such as the cultivation, post-harvest and agro-processing," Syakir said.

According to him, agricultural mechanization role and strategic importance to improve production and efficiency of agricultural resources such as land, water, labor and production costs. Also accelerate the time the cultivation, post harvest handling and improved cropping index.