Tani AKUR, Solusi Kementan bagi Petani Milenial Raih Sukses

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Banjarbaru

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Tani AKUR, Solusi Kementan bagi Petani Milenial Raih Sukses
SMKPPN BANJARBARU: SMK-PP N Banjarbaru bersama Pusat Pendidikan Pertanian BPPSDMP [(Pusdiktan] menggelar webinar Milenial Agriculture Forum [MAF] Volume III edisi 37 bertajuk ´Makmur Dengan Tani AKUR´ secara daring.

Banjarbaru, Kalsel [B2B] - Kementerian Pertanian RI tiada henti mengajak para petani milenial di seluruh Indonesia untuk menekuni pertanian melalui berbagai kemudahan, melalui program teranyar yakni Petani Milenial Akses KUR [Tani AKUR].

Melalui program  Tani AKUR, Kementan menjadikan Kredit Usaha Rakyat [KUR] sebagai salah satu sumber pembiayaan yang dapat mempermudah akses petani milenial terhadap pembiayaan dari perbankan penyalur KUR, sehingga berdampak pada meningkatnya produktivitas sektor pertanian nasional. 

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo dalam berbagai kesempatan selalu mendorong pelaku usaha dan petani untuk memanfaatkan dan mengakses fasilitas KUR, termasuk jika ada pelaku usaha yang akan mengembangkan Siatem Pertanian Terpadu [Integrated Farming]. 

“Jika menengok serapan KUR pertanian tahun 2021, maka track record-nya terbilang cukup baik,” kata Mentan. 

Dari target Rp70 triliun, ternyata yang terserap mencapai Rp85,6 triliun atau 122%. Mentan berharap, KUR dapat mendongkrak kinerja pertanian, khususnya di tahun anggaran 2022, seiring dengan upaya penguatan produksi pangan, nilai tambah, dan daya saing produk pertanian tersebut. 

“Kami selalu bersoal dengan anggaran, karena itu, kita harus bisa terakselerasi dengan daya produktivitas yang lebih baik melalui pemanfaatan kebijakan KUR yang digulirkan Presiden RI Joko Widodo untuk dimanfaatkan sektor pertanian,” kata Mentan Syahrul. 

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan dalam beberapa tahun terakhir, dunia sedang mengalami krisis pangan yang harus diantisipasi cepat, salah satunya dengan memperkuat ketahanan pangan. 

“Tiga tahun terakhir ini kita sudah dihantam oleh pandemi Covid-19 yang telah meluluhlantakkan semua sendi kehidupan.Belum lagi ancaman perubahan iklim dan Perang Ukraina yang berdampak pada produksi dan produktivitas pertanian dan berujung pada ancaman krisis pangan," katanya. 

Mitigasi dan adaptasi harus kita lakukan, kata  Dedi Nursyamsi, strategi yang dapat dilakukan yaitu melakukan subtitusi pangan impor dengan pangan lokal, mengembangkan pertanian modern dan smart farming, serta membuka akses permodalan.

Program Tani AKUR terus dimasifkan oleh  BPPSDMP Kementan melalui berbagai kegiatan di antaranya oleh SMK-PP Negeri Banjarbaru sebagai Unit Pelaksana Teknis [UPT] Pendidikan dari Kementan. 

Kali ini SMK-PP N Banjarbaru bekerjasama dengan Pusat Pendidikan Pertanian BPPSDMP [(Pusdiktan] menggelar webinar Milenial Agriculture Forum [MAF] Volume III edisi 37 bertajuk ´Makmur Dengan Tani AKUR´ secara daring via zoom meeting pada Sabtu [1/10]. 

Hadir pada kesempatan tersebut, Kepala SMK-PP Negeri Banjarbaru, Budi Santoso yang memaparkan bahwa KUR merupakan salah satu program Kementan, untuk memudahkan para petani untuk mengakses modal usaha di sektor pertanian. 

Saat membuka MAF Volume III edisi 37, Dedi Nursyamsi menandaskan bahwa sesungguhnya Tani AKUR adalah program pembangunan wirausaha muda pertanian.

"Saya yakin-seyakinnya bahwa program Tani AKUR dapat menjawab tantangan pembangunan pertanian kita. Ingat keberlanjutan pertanian kita tergantung regenerasi petani kita. Di saat yang sama, pembangunan pertanian kita juga tergantung pada kesuksesan program agribisnis pertanian," kata Dedi. 

Narasumber yang hadir antara lain Buyung Yudi Gunawan selaku Branch Manager BSI Martapura dan Muhammad Husni Thamrin selaku Duta Petani Milenial [DPM] Korwil Kalimantan Selatan. 

Keduanya memberikan informasi dan berbagi pengalaman tentang KUR dari pemerintah. Buyung memberikan informasi terkait akses KUR bagi petani di BSI Martapura. Sementara MH Thamrin berbagi pengalaman tentang akses KUR di perbankan. 

Kepala Pusdiktan, Idha Widi Arsanti mengajak petani milenial untuk terus mengembangkan pertanian berbasis teknologi dan dapat mengakses KUR yang limitnya mencapai Rp500 juta. 

"Melalui program Tani AKUR, petani milenial diharapkan mau mengakses KUR untuk mengembangkan potensi-potensi usaha yang ada," katanya. [Tim Ekspos SMKPPN Banjarbaru]

Banjarbaru of South Borneo [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.