Kementan Ajak Generasi Muda Sukseskan Pertanian Modern lewat Oplah dan CSR
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Sembawa
Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani
Banyuasin, Sumsel (B2B) - Kementerian Pertanian RI (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) terus menerus mengajak generasi muda untuk turut andil dalam menggenjot produksi pangan melalui kegiatan pertanian modern dalam program optimalisasi lahan (Oplah) dan cetak sawah rakyat (CSR).
Hal ini terus digaungkan, salah satunya melalui UPT Pendidikan BPPSDMP Kementan yaitu SMK Pertanian Pembangunan Negeri Sembawa yang mengelar webinar Millenial Agriculture Forum (MAF) bertema ´Membangun Pertanian Modern : Optimalisasi Lahan dan Cetak Sawah untuk Ketahanan Pangan´ yang diikuti hampir 500 partisipan insan pertanian, Sabtu (9/11).
Sesuai arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman bahwa program cetak sawah harus dilaksanakan secara optimal. Program ini diharapkan dapat memastikan keberlanjutan pasokan pangan nasional serta mendukung sektor pertanian sebagai pilar ekonomi yang kokoh di tengah ancaman krisis pangan global.
Hadir secara online Kepala BPPSDMP Kementan, Idha Widi Arsanti menegaskan bahwa sesuai arahan dari menteri pertanian di mana kita mengetahui bahwa saat ini sedang didorong upaya-upaya untuk perluasan atau penambahan areal tanam atau PAT, salah satunya adalah dengan melakukan cetak sawah rakyat.
Lanjut Kepala Badan, “Adanya bonus demografi dari anak-anak muda yang saat ini 52% ada di Indonesia ini tentu saja harapannya bisa kita ajak bisa kita tarik untuk bekerja di sektor pertanian”, terangnya.
“Tentu saja kita juga sangat berharap bahwa mulai di masa sekolah, baik itu di SMK, baik itu di pendidikan tinggi sudah mengenal dekat dengan pertanian sehingga pada saat lulus nantinya ini siap untuk menjadi qualified job dan job creator yang tentu saja harapannya menjadi penerus dari pertanian di Indonesia”, pungkas Arsanti.
Kepala SMK PP Negeri Sembawa, Yudi Astoni yang juga turut memberikan sambutan mengajak seluruh peserta menyukseskan pertanian modern melalui optimaliasi lahan dan cetak sawah.
“Kementan selalu berupaya mengajak petani dalam usaha produksi pertanian dgn berbagai cara salah satu optimalisasi lahandan cetak sawah melalui teknologi. Untuk melakukan optimalisasi lahan dan cetak sawah sangat diperlukan sinergi dari berbagai pihak, yaitu dinas pertanian, TNI , siswa serta mahasiswa," tutur Yudi.
Hadir sebagai narasumber yakni Aulia Evi Susanti (Tim Gugus Tugas Antisipasi Darurat BPSIP Sumsel), Ilfantria (Koord Fungsional PSP Dinas Pertanian TPH Sumsel) , Ruwiyo (Petani Kab OKI Sumsel), serta Jerry Agus Wibowo (Mahasiswa MBKM MSIB).
Aulia mengatakan bahwa Kegiatan optimalisasi lahan adalah upaya memaksimalkan potensi dan produktivitas lahan pertanian yang ada. Tujuan dari oplah yakni meningkatkan indeks pertanaman, hasil panen dan efisiensi penggunaan lahan untuk mendukung ketahanan pangan.
"Masa Depan Optimalisasi Lahan dan Cetak Sawah Mendukung Pertanian Modern yakni Otomatisasi penuh yang dalam hal ini Penggunaan robot dan drone untuk seluruh proses pertanian, Pertanian vertical seperti Pemanfaatan ruang vertikal untuk meningkatkan produktivitas lahan terbatas serta rekayasa genetika yakni Pengembangan varietas padi super-adaptif terhadap perubahan iklim,“ jelas Aulia.
"Optimalisasi lahan dan cetak sawah krusial untuk ketahanan pangan Indonesia dengan adanya kerja sama dengan berbagai pihak yakni pemerintah, swasta, petani sekaligus didorong adanya inovasi berkelanjutan serta Pengembangan teknologi dan metode baru yang terus dilakukan guna mendukung program pertanian modern yang berbasis teknologi yang merupakan kunci keberhasilan sektor pertanian,” tambah Aulia.
Ilfantria juga menuturkan tidak ada pilihan lain adalah memaksimalkan lahan rawa yang sudah direklamasi dan juga mencari areal baru pengembangan. Salah satu upaya taktis adalah program optimalisasi lahan dan cetak sawah.
"Adapun permasalahan dalam Oplah lahan rawa yakni anomali iklim, pelaksanaan SID dan konstruksi berjalan secara paralel sehingga pelaksanaan konstruksi sangat bergantung pada produk SID yang sudah selesai serta Masih ada penolakkan dari petani," ujar Ilfan.
"Untuk menjawab permasalahan tersebut tentunya adanya Upaya yang perlu dilakukan yakni Mempercepat pelaksanaan SID terutama RAB dan Gambar Desain agar pelaksanaan konstruksi tidak terlambat dan Sosialisasi dan memberikan pemahaman” kata Ilfan.
Sementara Ruwiyo memberikan apresiasi kepada Kementerian Pertanian terhadap dukungan dalam pelaksanaan opla dan CSR sehingga meningkatkan produktivitas padi untuk petani.
Jerry Agus Wibowo sebagai Mahasiswa MSIB berbagi tentang pertanian modern yang telah dilaksanakan di Kecamatan Tanjung Lago Banyuasin. [titin/timhumas smkppnsembawa]
Banyuasin of South Sumatera [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the SMKPPN to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.