Kementan Latih Petani Milenial asal Kalsel tentang `Smart Farming`

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Banjarbaru

Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani


Kementan Latih Petani Milenial asal Kalsel tentang `Smart Farming`
SMK PPN BANJARBARU: Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi didampingi Sekretaris BPPSDMP Siti Munifah pada pembukaan Pelatihan Agribisnis Smart Farming yang diikuti 40 petani milenial perwakilan dari sejumlah provinsi termasuk Kalsel.

Banjarbaru, Kalsel [B2B] - Kementerian Pertanian RI terus mengupayakan pemanfaatan teknologi terutama dalam sektor pertanian, atau disebut juga smart farming, yang menjadi solusi efisiensi dan meningkatkan produktivitas pertanian di berbagai negara termasuk Indonesia.

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengatakan, sektor pertanian hanya bisa diintervensi oleh hadirnya kemajuan dan perkembangan teknologi modern. Pertanian tidak bisa diolah lagi dengan cara tradisional yang memakan biaya, waktu, tenaga dan juga pikiran. 

"Yang jelas, kita tidak bisa mencoba dengan peradaban yang lalu. Caranya adalah mengembangkan smart green house yang akan meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani," kata Mentan Syahrul.

Lanjut Mentan, “Dreaming, believing, and make it happen. Believe your dream, and believing dreams come true, tapi kalau kalian yakin dengan dirimu, dan kalian mau belajar." 

Salah satu penerapannya adalah smart green house yang merupakan metode penanaman hidroponik. Secara teknis, smart green house dikendalikan secara otomatis untuk mengendalikan kelembaban, suhu, nutrisi serta cuaca. Dengan smart green house, produktivitas pertanian meningkat, pendapatan pun terangkat.

It’s your era! Eramu ini, kalian punya gadget. Kalian punya digital. Kalian punya link. Gunakan untuk membangun sebuah virtual system mendunia. Ilmu itu harus dipaksa, paksa ki! Jangan cuma bagus di planning, Action dong! Action itu jangan diam. Kerja!” kata Mentan Syahrul.

Kementan melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] menyelenggarakan Pelatihan Agribisnis Smart Farming bagi 40 petani milenial perwakilan dari sejumlah provinsi.

Pelatihan melalui program Youth Enterpreneurship and Employment Support Services [YESS] dilaksanakan selama delapan hari, sejak Sabtu [19/2]. Pelatihan dibuka oleh Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi yang dipusatkan di Bogor.

SMK-PP Negeri Banjarbaru selaku Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementan dan sebagai PPIU Program Yess di Kalimantan Selatan turut berpartisipasi dengan mengirimkan 10 utusan dari tiga kabupaten. Tiga orang dari Kabupaten Banjar, dua orang dari Tanah Bumbu dan lima orang dari Tanah Laut.

Pelatihan agribisnis smart farming bertujuan memberikan pemahanan kepada petani tentang konsep agribisnis pertanian modern, pertanian cerdas, dan penggunaan teknologi pertanian berbasis teknologi informasi [IT] dan internet of things [IoT] pada aktivitas pertaniannya.

Dalam sambutannya, Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi memotivasi peserta dan seluruh insan pertanian terutama petani milenial untuk selalu belajar dan transformasi mindset bertani.

“Petani harus bertransformasi, yang dulu bertani hasilnya hanya untuk kebutuhan pribadi dan keluarga, saat ini pertanian harus menjadi sarana untuk mencari uang sebanyak-banyaknya dengan berbisnis pertanian," katanya.

Dedi mengingatkan harus dibangun pemahaman agribisnis pertanian, modern yang memanfaatkan seluruh teknologi yang dapat menggenjot produksi, produktifitas dan kualitas hasil pertanian.

Pandemi saat ini memang tidak banyak mempengaruhi usaha sektor pertanian hal ini karena meskipun situasi pandemik tentu masyarakat tetap membutuhkan pangan. Ketika sektor usaha lain turun, sektor pertanian justru menggeliat hingga 16%. 

"Maka untuk mendorong petani tetap semangat mengolah lahan dan berorientasi bisnis, pemerintah memfasilitasinya dengan pinjaman tanpa agunan melalui Kredit Usaha Rakyat atau KUR," kata Dedi.

Pemerintah berharap program KUR dapat menggenjot hasil produksi pertanian Indonesia. Selain itu, KUR juga dapat mendorong semangat usaha petani, pada dasarnya KUR adalah pinjaman yang harus dikembalikan. 

Ke-10 orang utusan petani dari Kalsel diharapkan setelah kembali ke wilayahnya masing-masing dapat menerapkan agribisnis pertanian modern melalui konsep smart farming dengan memanfaatkan IT dan IoT, kemudian usaha pertanian dengan memanfaatkan KUR yang difasilitasi oleh pemerintah untuk meningkatkan produksi hasil pertaniannya. [tim ekpos smkppnbanjarbaru]

Banjarbaru of South Borneo [B2B] - The role of agricultural training in Indonesia such as the Agricultural Training Center of Indonesia Agriculture Ministry across the country or the BBPP so the ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of agricultural training, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through agricultural training, we connect farmers with technology and innovation so that BBPP meet their needs and are ready for new things," Limpo said.