Kementan Pelopori Gernas Peningkatan Produktivitas dan Daya Saing Pertanian

Indonesian Govt Increase Capacity Building of Agriculture HR

Reporter : Kemal Agus Praghotsa
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Kementan Pelopori Gernas Peningkatan Produktivitas dan Daya Saing Pertanian
GERAKAN NASIONAL: Mentan Syahrul Yasin Limpo (kanan) menjawab pers didampingi Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi (Foto: BPPSDMP)

Jakarta [B2B] - Kementerian Pertanian RI memelopori gerakan nasional peningkatan produktivitas dan daya saing melalui peningkatan kompetensi masyarakat pertanian, milenial, penyuluh dan pekerja sektor pertanian, salah satu melalui Diklat Tematik. Tujuannya, menyukseskan program budidaya sesuai kebutuhan masyarakat yang sinergi dengan program utama Kementan.

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengatakan peningkatan produktivitas dan daya saing adalah hal pertama dan utama yang mesti diupayakan oleh sejumlah direktorat jenderal (Ditjen) melahirkan program-program yang diarahkan pada peningkatan produktivitas dan peningkatan daya saing. 

"Untuk peningkatan produktivitas, beberapa program seperti akses KUR (Kredit Usaha Rakyat), Alsintan (alat mesin pertanian) dan faktor pendukung lainnya terus diprogramkan," kata Mentan Syahrul di Jakarta, Kamis (22/7) pada 'Rakor Pra-Ratas Gerakan Nasional Peningkatan Produktivitas dan Daya Saing (GNP2DS) Multisektor di Masa Pandemi Covid-19.

Sementara untuk peningkatan daya saing pertanian, kata Mentan, kapasitas insan pertanian terus digembleng melalui pelatihan-pelatihan, baik kekhususan maupun tematik. 

"Peningkatan daya saing ini erat kaitannya dengan SDM. Jika SDM pertanian kita andal, saya yakin dan optimistis daya saing kita juga akan terangkat. Tentu kita bisa bekerja dengan memanfaatkan teknologi, inovasi, jejaring dan kerjasama yang kuat," kata Mentan Syahrul.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa salah satu upayanya untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan menggenjot daya saing seperti Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh.

"Pelatihan sejuta petani dan penyuluh, salah satu gerakan meningkatkan kemampuan masyarakat pertanian yang terhubung dengan baik, siapa pesertanya, bagaimana tingkat kemampuannya dengan evaluasi pasca Diklat dan siapa yang berhak mendapatkan sertifikat," kata Dedi Nursyamsi.

Pelatihan tersebut, katanya, dievaluasi terus-menerus dan faktor penting yang juga diupayakan adalah mendidik generasi milenial untuk terjun ke sektor pertanian. Pelatihan menggunakan aplikasi berbasis data yang dapat di-tracing dan dievaluasi oleh pihak-pihak terkait.

"Tujuan lain, mengubah mindset pemuda milenial dan anak-anak petani bahwa bekerja di sektor pertanian dengan menerapkan mekanisme, robot construction, internet of things dan teknologi informasi," kata Dedi.

Sekretaris BPPSDMP Kementan, Siti Munifah menambahkan, gerakan nasional tersebut juga bertujuan meningkatkan pendapatan di sektor pertanian yang berorientasi pada kesejahteraan petani. Juga untuk menumbuhkembangkan semangat bertani di kalangan milenial agar mau menekuni usaha dan bisnis pertanian.

"Program ini sejalan tujuan pembangunan pertanian nasional, yaitu menyediakan pangan bagi 270 juta rakyat, meningkatkan kesejahteraan petani dan menggenjot ekspor," kata Siti Munifah. [Cha]

Jakarta [B2B] - Indonesian government in the next five years prioritizes the development of human resources that are ready to face globalization in the era of industrialization 4.0, carry out its role to develop millennial farmers who understand information and communication technology, according to the senior official of the agriculture ministry.