Pojok KUR, Wirausahawan Muda Pertanian Jabar Ungkap Kiat Sukses via MAF
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Bogor
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Bogor, Jabar [B2B] - Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] dalam hal ini Polbangtan Bogor selaku Provincial Project Implementation Unit [PPIU] dari Program Youth Entrepreneur and Employment Support Services [YESS] di Jawa Barat kembali mempertemukan para pengusaha dan petani milenial di seluruh Indonesia pada Millennial Agriculture Forum [MAF] pada Rabu, [15/11/] di Aula BPP Wilayah V Dramaga, Kabupaten Bogor.
Ajang diskusi anak muda yang dikemas melalui talkshow bertajuk ´Pojok KUR: Penguatan Ekosistem Klaster Pertanian untuk Kelayakan Pengajuan Permodalan´ melibatkan para petani, offtaker, pebisnis, dan pengusaha muda di bidang pertanian khususnya di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian - Kementerian Pertanian RI [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi menyampaikan bahwa petani milenial memiliki peran penting dalam menjamin ketersediaan pangan di Indonesia.
"Yang menjamin berdiri tegaknya negara dan bangsa adalah petani milenial, petani milenial punya peran penting untuk bangsa dan negara, karena petani milenial, garda terdepan dalam mencapai ketahanan pangan nasional," katanya.
Senada Dedi Nursyamsi, Plh Direktur Polbangtan Bogor yang juga Direktur YESS PPIU Jawa Barat, Rudi Hartono mengatakan bahwa semangat berwirausaha memang butuh motivasi layaknya permodalan.
“Permodalan sangat penting untuk kegiatan usaha. Jika memang permodalan dari orang lain, butuh perhitungan yang cermat," katanya.
Rudi Hartono menambahkan, apabila menggunakan modal orang lain, ada semacam effort bagaimana supaya bisnis yang dikembangkan selalu menguntungkan. Ada beban yang harus ditempuh sehingga termotivasi untuk berkembang lebih baik.
Business Talkshow yang menjadi program mingguan Program YESS Kementan, kali ini menghadirkan Nicki Junianti, selaku local champion yang sukses bertani cabai pada lahan lima hektar, saat ini menjadi offtaker untuk petani cabai di wilayah Bogor dengan omset ratusan juta rupiah.
Nicki Junianti sejak awal memiliki minat yang besar pada dunia usaha, alih-alih menjadi pegawai kantoran, dia memilih untuk berwirausaha di bidang pertanian, karena banyak anak muda belum berminat menjadi petani.
Keengganan tersebut memberi peluang bagi Nicki untuk mengembangkan usahanya, khususnya produksi cabai seraya mendampingi petani lain untuk menjadi inti plasma.
Selain Nicki, hadir Ahmad Nuratman, milenial asal Tanjung Balai Karimun yang sukses menjadi local champion peternak kambing. Awalnya, Ahmad diberi modal berupa lahan seluas 17 hektar di kawasan Puncak, Bogor.
Termotivasi dari sabda Rasulullah, bahwasanya disunnahkan untuk memelihara kambing niscaya di dalamnya ada keberkahan. Dengan perencanaan matang plus kerja keras, saat pandemi Covid-19, Ahmad justru mendapat banyak permintaan akan susu kambing, sehingga berhasil meraup omzet miliaran rupiah.
Perjalanan bisnis ini panjang. Ahmad meyakini komoditi domba dan kambing sudah dijanjikan dalam Islam.
Hingga saat ini, ada 15 peternak di wilayah Bogor yang tergabung ke dalam klaster. Ahmad membentuk pasar ritel nasional sehingga dapat memenuhi kebutuhan susu bersama 50 peternak di seluruh Indonesia untuk ruminansia kecil.
Setali tiga uang, Arief Rachman selaku mitra bisnis dari Program YESS yang mendirikan bisnis startup di bidang peternakan juga membagikan kiat sukses bisnisnya yang digeluti sejak 2021.
Lulusan sarjana peternakan ini mengaku sudah melakukan usaha jual beli ternak kurban sejak bangku kuliah.
Setelah lulus Arief mencoba peruntungan dengan menjual daging di garasi rumah tanpa karyawan dengan alat seadanya. Arief mengaku cukup banyak permintaan saat Hari Raya Idul Fitri, yang dilihatnya sebagai potensi.
Bermodalkan rumah toko [Ruko] dengan harga sewa sangat murah, Arief mencoba mengembangkan usahanya dengan cara melakukan variasi daging impor dan RPH.
Terkoneksi dengan importir besar, Arief fokus pada ekosistem peternakan di hulu seperti penyediaan pakan, obat-obatan penunjang hewan dan pembiayaan permodalan untuk tambahan ternak.
“Dimulai dari manajemen peternakan yang paling besar variabel cost-nya ada di pakan. Bagaimana pakan bisa diberikan secara bayar panen agar tidak memberatkan mitra bisnis,” kata Arief Rachman. [wisda/timhumas polbangtanbogor]
Bogor of West Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Programme or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Ministry, Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things.