`Don`t Look Back`, SYL Akui Bukan Pejabat yang Suka Pecat Bawahan
Indonesian Agriculture Minister Invites His Subordinates Don`t Look Back
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani

Jakarta [B2B] - Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo [SYL] mengakui tidak suka main pecat pejabat, sehingga hal itu berimbas pada prestasi kerja dari para kepala dinasnya di Kabupaten Gowa maupun Provinsi Sulawesi Selatan saat SYL menjabat Bupati Gowa dua periode [1994 - 2002], Wakil Gubernur Sulsel [2003 - 2008], dan Gubernur Sulsel dua periode [2008 - 2018] dan meraih Bintang Mahaputera Utama dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono [SBY], sebagai penghargaan tertinggi untuk pejabat sipil berprestasi.
"Saya tidak anti pada kesalahan anak buah maupun pejabat. Saya suka pada orang yang salah, tapi harus sadar bahwa besok dia harus berubah menjadi orang baik dan benar. Terapi saya terbukti menghasilkan kepala dinas kabupaten dan provinsi yang berprestasi di tingkat daerah dan pusat," kata Mentan SYL dalam arahan pertamanya kepada jajaran Kementerian Pertanian RI, Jumat [25/10] usai serah terima jabatan [Sertijab] dengan Andi Amran Sulaiman, yang dihadiri seluruh pejabat dan sejumlah staf Kementan.
Sebelum ditunjuk menjadi Mentan oleh Presiden RI Joko Widodo, SYL telah lama dikenal sebagai sosok yang memiliki segudang pengalaman di birokrasi daerah. Pria kelahiran 16 Maret 1955, mengawali kariernya sebagai pegawai negeri sipil [PNS] di Kabupaten Gowa pada 1980, di usia 25 tahun, sehingga dia ´sangat memahami perbedaan makna dari kesalahan dan kekhilafan seseorang´ yang diterapkannya sebagai birokrat daerah.
"Saya menghargai semua orang meskipun dia office boy sekali pun, karena saya merintis karier dari bawah. PNS di kelurahan kemudian naik menjadi Lurah Bontolangkasa di Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa selama sembilan bulan. Karier saya dari bawah, setelah lurah naik menjadi camat selama empat tahun," kata SYL yang disambut tempik sorak jajaran Kementan sebagai birokrat di kementerian.
Pengalaman itu pula yang membuatnya ´tidak akan asal pecat pejabat´ setelah berkarier selama 25 tahun sebagai kepala daerah, SYL memahami bagaimana mendukung kinerja puluhan ribu PNS dan THL kabupaten dan provinsi, sehingga kiat serupa akan dia terapkan pula di Kementan.
"Inshaa Allah ini ujung dari karier saya sebagai birokrat daerah, dipilih Presiden Jokowi sebagai Mentan, yang mengurusi kebutuhan pokok seluruh rakyat Indonesia. Tidak usah tegang. Tak perlu sekat. Jabatan menteri adalah takdir dan saya harus menjalaninya sebagai amanah dari Allah SWT tanpa pernah lupa mensyukurinya sebagai tanggung jawab dan kepercayaan," kata SYL yang menghadiri Sertijab didampingi istrinya, dr Ayunsri Harahap.
Sejumlah pejabat eselon satu, dua dan tiga Kementan hadir antara lain Sekjen Kementan, Momon Rusmono; Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan [PKH] I Ketut Diarmita; Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian [PSP] Sarwo Edhy; Kepala BPPSDMP Prof Dedi Nursyamsi; Kepala Badan Ketahanan Pangan [BKP] Agung Hendriadi; Inspektur Jenderal Kementan [Irjentan] Justan R Siahaan; dan Staf Ahli Mentan [SAM] bidang Infrastruktur, Pending Dadih Permana; Sekretaris BPPSDMP Siti Munifah; Kepala Pusat Pendidikan Pertanian [Pusdktan BPPSDMP] Idha Widi Arsanti; Kabid Penyelenggaraan Pendidikan - Pusdiktan BPPSDMP, Ismaya NR Parawansa serta sejumlah pejabat eselon dua, tiga dan empat.
Dia mengingatkan pada jajaran Kementan untuk loyal pada atasan yang tunduk pada kebenaran. "Saya percaya dan yakini, jajaran Kementan pun begitu. Saya terbiasa loyal pada pimpinan saya, kalian pun sya harap begitu. Setelah dilantik sebagai menteri, saya loyal pada Presiden Jokowi dan jajaran Kementan juga harus loyal pada saya sebagai pembantu presiden."
Jakarta [B2B] - Syahrul Yasin Limpo three days after Indonesian President Joko Widodo appointed him as the agriculture minister, Wednesday [October 23] conduct handover position with Andi Amran Sulaiman here on Friday [October 25] attended by echelon four to first officials and a number of staff.