Problem Based Learning, Polbangtan Kementan Gelar Teacher Training
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Bogor
Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani

Bogor, Jabar [B2B] - Kementerian Pertanian melalui Politeknik Pembangunan Pertanian [POLBANGTAN] Bogor bekerjasama dengan Maastricht School and Management [MSM] Belanda dan Amsterdam University of Applied Sciences menggelar Teacher Training dengan tema Strengthening Agriculture Technical Vocational Education Training [ATVET] in NTT.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan pendidikan vokasi menjadi jawaban atas kebutuhan SDM pertanian yang handal, dengan menyatukan antara intelektual dengan karakter.
"Kekuatan karakter sangat penting karena akan membuatnya menjadi seorang yang kuat, mampu bertarung dan mampu mencari jalan keluar terhadap segala tantangan yang ada,” tambah Mentan Syahrul.
Selaras dengan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] Kementan, Dedi Nursyamsi, mengatakan guna mendukung pembangunan pertanian maju, mandiri dan modern, perlu dilakukan penyiapan, pencetakan SDM pertanian unggulan.
Kegiatan teacher training ini dilaksanakan di Aston Hotel and Convention Kupang secara offline dengan menghadirkan narasumber, yaitu Hester Van de Kuilen dari Amsterdam University of Applied Sciences pekan lalu, dengan dihadiri peserta berasal dari perwakilan guru/dosen dari Polbangtan Bogor, Universitas Nusa Cendana Kupang, SMKPP Negeri Kupang dan SMK Waibakul.
Dalam kegiatan ini, peserta didik diminta untuk melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar; dengan menggunakan Pembelajaran Berbasis Proyek [Project Based Learning/PJBL] dan Problem Based Learning [PBL] agar berpusat pada siswa untuk melakukan investigasi mendalam terhadap suatu topik dan secara konstruktif melakukan pendalaman pembelajaran berbasis riset terhadap permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata dan relevan.
Metode PBJL dapat mendorong peserta didik untuk lebih aktif dan berhasil memecahkan problem yang kompleks, meningkatkan kolaborasi, meningkatkan keterampilan komunikasi dan kerjasama. Pendekatan pembelajaran dengan metode PJBL sesuai dengan framework UNESCO dalam bidang pendidikan abad 21 yang dikenal dengan 4C [Critical thinking and Problem solving, Creativity and Innovation, Communication and Collaboration].
MSM merupakan salah satu pendidikan tinggi di Belanda yang sudah lama menerapkan PJBL dan PBL dalam proses pembelajarannya. Hal ini perlu juga diterapkan di Polbangtan Bogor untuk menciptakan lulusan yang kompeten, unggul dan berdaya saing.
Output kegiatan training ini adalah mendukung implementasi PJBL dan PBL pada beberapa guru/dosen dengan menerapkan pendekatan Professional Learning Community [PLC] atau membuat komunitas pembelajaran profesional yang terdiri dari beberapa tim teaching.
Selain itu, peserta juga juga diberikan keterampilan cara memberi penilaian dengan metode PJBL dan PBL. Karena dalam pembelajaran tersebut tidak hanya aspek pengetahuan dan keterampilan saja yang dinilai melainkan kemampuan soft skill peserta didik juga dinilai. Setelah itu peserta diminta untuk menyampaikan rencana implementasi PJBL, PBL dan PLC pada sekolah masing-masing.
Sesuai dengan ungkapan salah satu peserta, yakni dosen Polbangtan Bogor Lilis Rianti "Kegiatan training PJBL dan PBL serta implementasi PLC ini melatih kemampuan mahasiswa berpikir kritis, problem solving, serta meningkatkan kreativitas dan bekerjasama dalam tim karena bagaimanapun kemampuan soft skill harus dilatih untuk mendukung kemampuan hard skill", katanya.
Bogor of West Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the SMKPPN, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.