Dies Natalis Polbangtan, Prof Herry Suhardiyanto Tekankan Peran Strategis Pendidikan Vokasi
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Bogor
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani

Bogor, Jabar (B2B) - Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor menggelar Dies Natalis ke-7, belum lama ini, dengan semangat memperkuat kontribusi bagi pembangunan sektor pertanian nasional. Puncak acara diisi orasi ilmiah Prof Herry Suhardiyanto, Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian IPB University.
Mantan Rektor IPB pada 2007 - 2017, menyampaikan materi bertajuk ´Strategi Pengembangan Polbangtan untuk Mendukung Agenda Nasional Swasembada Pangan Berkelanjutan´ pada orasi ilmiah yang dihadiri segenap mahasiswa/i Polbangtan Bogor bersama Direktur Yoyon Haryanto beserta jajarannya.
Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman mengapresiasi peran Polbangtan dengan menyebutnya sebagai ´pabrik SDM pertanian modern´ yang akan menggerakkan roda pertanian Indonesia menuju kemandirian pangan.
"Saya berharap Polbangtan terus melahirkan generasi muda pertanian yang inovatif, adaptif, dan berjiwa wirausaha,” katanya.
Senada hal itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti menekankan peran Polbangtan dalam agenda nasional mengingat tantangan pangan ke depan semakin kompleks.
"Polbangtan harus menjadi pusat vokasi unggulan yang menghasilkan lulusan dengan kompetensi global, sekaligus dekat dengan kebutuhan masyarakat petani. Inilah kunci untuk menghadapi krisis pangan dan membangun sistem pangan nasional yang tangguh,” katanya.
Dalam orasi ilmiahnya, Prof Herry Suhardiyanto menyoroti ancaman krisis pangan global yang semakin nyata akibat perubahan iklim ekstrim, konflik geopolitik (seperti perang Rusia-Ukraina), serta disrupsi rantai pasok pasca pandemi.
Data Badan Pangan Dunia 2023 (FAO) menunjukkan 725 juta penduduk dunia mengalami kekurangan gizi, dengan 55% di antaranya berada di Asia.
“Asia, termasuk Indonesia, harus memberi makan hampir 50% populasi global dengan hanya 20% lahan pertanian yang tersedia. Ini tantangan besar yang harus dijawab dengan inovasi,” katanya.
Prof Herry Suhardiyanto juga memaparkan tren di dalam negeri seperti stagnasi produktivitas pertanian, tingginya kehilangan pasca panen, serta semakin sempitnya lahan akibat alih fungsi.
"Produksi beras nasional 2023 tercatat 30,90 juta ton, sedikit turun dari tahun sebelumnya. Sementara produksi jagung turun 12,5% menjadi 14,46 juta ton," ungkapnya lagi.
Tiga Strategi Utama
Menghadapi kondisi tersebut, Herry menawarkan Tiga Strategi Utama yakni Strategi Teknologi - berupa penerapan teknologi pertanian presisi, varietas unggul tahan iklim ekstrim, dan penguatan infrastruktur pasca panen.
Strategi Kelembagaan, katanya, berupa penguatan peran koperasi, gapoktan, serta sinergi pusat dan daerah; Strategi SDM terkait regenerasi petani melalui pendidikan vokasi seperti Polbangtan untuk mencetak petani milenial dan penyuluh profesional.
“Polbangtan Bogor memiliki peran krusial dalam membekali mahasiswa dengan keterampilan praktis, teknologi digital, dan jiwa kewirausahaan," ungkap Prof Herry Suhardiyanto.
Lulusan Polbangtan harus menjadi motor penggerak adopsi teknologi di lapangan, sekaligus agen perubahan dalam mewujudkan swasembada pangan nasional.
Selain orasi ilmiah, kegiatan Dies Natalis ke-7 Polbangtan Bogor juga diisi dengan pameran inovasi mahasiswa, seminar nasional, dan kegiatan pengabdian masyarakat yang melibatkan petani binaan.
Kegiatan tersebut, menegaskan posisi Polbangtan Bogor sebagai garda terdepan pendidikan vokasi pertanian, yang terus berkomitmen mendukung ketahanan pangan nasional. [wisda/timhumas polbangtanbogor]
Bogor of West Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan/SMKPPN to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
The objective of the Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.
Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.
He stated that increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.