Badan Litbang Pertanian Luncurkan Buku Peta Pangan Berbasis Ekoregion
Indonesia Developing Agricultural Development Based Ecoregion
Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Jakarta (B2B) - Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian RI menguraikan pendekatan pembangunan pertanian nasional bukan hanya sebatas pada komoditi, melainkan wilayah dengan mempertimbangkan dinamika perubahan makro dan mikro dengan pengelolaan sumber daya alam secara terpadu untuk menghasilkan komoditas pertanian yang beragam.
"Saat ini kita sudah menyusun pemetaan atau mapping keragaman genetik dengan peta skala satu banding 50 ribu untuk melihat secara riil kekuatan-kekuatan sumber daya alam kita sehingga diketahui komoditas mana yang akan didorong menjadi kekuatan pangan Indonesia," kata Kepala Balitbangtan, Mohamad Syakir kepada pers di Jakarta, belum lama ini pada peluncuran dua buku yang mengulas pembangunan pertanian Indonesia
Kedua buku yang dimaksud adalah ´Pembangunan Pertanian Berbasis Ekoregion´ yang disunting oleh Effendi Pasandaran, Dedi Nursyamsi, Kedi Suradisastra, Sudi Mardianto dan Haryono. Buku kedua adalah ´Memperkuat Kemampuan Swasembada Pangan´ yang disunting oleh Effendi Pasandaran, Muchjidin Rachmat, Hermanto, Mewa Ariani, Sumedi, Kedi Suradisastra dan Haryono.
Syakir menambahkan, kelak seluruh kabupaten di Indonesia akan memiliki peta pangan skala 1:50.000 tersebut sementara saat ini sudah ada sekitar 200 kabupaten di Indonesia yang sudah memiliki peta tersebut.
Menurutnya, buku berjudul ´Pembangunan Pertanian Berbasis Ekoregion´ menyoroti kegiatan pertanian bukan sebatas kegiatan produksi pangan, dengan mengembangkan pangan berbasis wilayah sehingga tidak hanya terpaku kepada padi saja melainkan komoditas pangan lain untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
Mantan Menteri Pertanian, Sjarifuddin Baharsjah mengapresiasi kedua buku yang diluncurkan oleh Balitbangtan Kementan, untuk memantapkan posisi terdepan dalam upaya pembangunan pertanian kini dan masa depan sebagai pembangunan pertanian berkelanjutan yang mempertimbangkan dinamika makro dan mikro.
"Kedua buku sudah menunjukkan fondasi bagi pembangunan pertanian masa depan termasuk memperkuat kemampuan mencapai swasembada pangan," kata mantan Mentan periode 1993-1998.
Jakarta (B2B) - The Indonesian Agency for Agricultural Research and Development Ministry of Agriculture (IAARD) declared a national agricultural development not only in commodities, but considering the macro and micro dynamics of change in the integrated management of natural resources to produce a diversity of agricultural commodities.
"Today we´ve compiled mapping genetic variations at a scale of 1: 50,000 to find out the real strengths of our natural resources in order to know the commodity which will be driven into force of Indonesian food," Head of IAARD Mohamad Syakir told the press here recently at the launch of two book that reviews agricultural development in Indonesia.
The first book titled ´Agricultural Development Based Ecoregion´ edited by Effendi Pasandaran, Dedi Nursyamsi, Kedi Suradisastra, Sudi Mardianto and Haryono, and the second book is ´Strengthening Capabilities Food Self-Sufficiency´ was edited by Effendi Pasandaran, Muchjidin Rachmat, Herman, Mewa Ariani, Sumedi, Kedi Suradisastra and Haryono.
Mr. Syakir added, later all districts in Indonesia will have a food map scale of 1: 50.000 while currently only about 200 districts in Indonesia, which already has a food map.
According to him, the book entitled ´Agricultural Development Based Ecoregion´ highlights the agricultural activity is not limited to food production activities, but developing an area-based food that not only relies on rice but other food commodities to improve the welfare of farmers.
Former Indonesian Agriculture Minister, Sjarifuddin Baharsjah appreciates both the book launched by IAARD, to reinforce its leading position in agricultural development efforts present and the future as a sustainable agricultural development that takes into account the dynamics of the macro and micro.
"Both books have shown the foundation for future agricultural development including strengthening the ability of achieving food self-sufficiency," Mr. Baharsjah said.
