Pertanian, Seharusnya Raih Subsidi Rp60 Triliun

Indonesia Agriculture Shall be Allocated IDR60 Trillion Subsidy

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Intan Permata Sari


Pertanian, Seharusnya Raih Subsidi Rp60 Triliun
Ali Masykur Musa (Foto: Kementan/Heri)

Bogor (B2B) - Ali Masykur Musa, calon presiden dari konvensi Partai Demokrat menilai prioritas pembangunan Indonesia ke depan adalah swasembada pangan, dengan menyalurkan subsidi pertanian dari hulu hingga hilir dan asuransi bagi petani. Tentunuya, kebijakan tersebut harus didukung anggaran hingga Rp60 triliun karena subsidi pertanian di sektor hulu sebesar Rp13,7 triliun belum memadai.

"Untuk mendorong swasembada pangan, salah satu cara yang diusulkannya adalah dengan memberikan subsidi dari hulu hingga hilir dan asuransi bagi petani," kata Ali Masykur Musa saat memaparkan visi dan misinya di Bogor, Minggu (2/3).

Anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) ini menilai subsidi pertanian di hulu sebesar Rp 13,7 triliun untuk petani dinilai saat ini belum memadai. Subsidi harus ada di angka Rp 60 triliun.

“Petani yang berjumlah 35 juta orang, sekarang turun menjadi 31 juta akibat alih fungsi lahan tidak bisa hanya mendapatkan subdisidi sebesar itu. Apalagi mekanismenya melalui BUMN dan lembaga. Kenyataannya pupuk dan benih tidak sampai kepada petani,” kata Ali.

Sedangkan untuk pengaman di hilir, Ali menawarkan penerapan subsidi harga. Hal ini agar harga pangan di dalam negeri terjaga.

“Andaikan subsidi Rp 60 triliun diberikan ke petani dan nelayan maka tidak hanya membidik subsidi di hulu yaitu pupuk dan benih tetapi juga subsidi hilir. Begitu petani masuk masa panen, ketika pasar tidak membeli hasil panen mereka dengan harga yang pantas, tidak sesuai dengan harga harapan petani, maka disinilah pemerintah harus mensubsidi daya beli pasar terhadap produk pertania,” kata Ali yang juga ketua umum Ikatan Sarjana Nadhatul Ulama (NU).

Bogor (B2B) - Ali Masykur Musa, presidential candidate in Democratic party convention assumes development priority in Indonesia in the future is food self-sufficiency by distributing subsidy for agriculture for upstream and downstream as well as insurance for farmers. Certainly, such policy should be backed up with IDR60 trillion since IDR13.7 trillion subsidy in agriculture is not sufficient.

“To spur food self-sufficiency, one of the ways is to subsidize downstream and upstream sectors and disburse farmer insurance,” said Ali when presenting his vision and mission in Bogor, Sunday (2/3).

Member of BPK (Audit Board) assumes IDR13.7 trillion subsidy in upstream sector is not sufficient. It must be set at IDR60 trillion.

“There are 35 million farmers, now it declines to 31 million due to change in land function. Such subsidy is not enough, moreover the mechanism is through SOE and institutions. In fact, fertilizer and seed assistances do not reach farmers,” he said.

To secure downstream business, Ali offers to implement price subsidy to maintain local food price.

“If only the IDR60 trillion subsidy is distributed to farmers and fishermen, it would not only be allocated for fertilizer and seed for upstream sector, but also downstream sector. Once farmers about to begin harvesting season, and market does not buy their products or buy for price less expected by farmers, here comes the government’s involvement to subsidize public purchase power for agricultural products,” said Ali, Chair of Association of Nadhatul Ulama Graduates).