APBN Makin Berat karena Besarnya Subsidi BBM, kata Presiden Jokowi

Indonesian President Highlighted the Big Amount of Apparatus Budget

Reporter : Rizki Saleh
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


APBN Makin Berat karena Besarnya Subsidi BBM, kata Presiden Jokowi
Foto: setkab.go.id

Jakarta (B2B) - Presiden RI Joko Widodo menyoroti  besarnya anggaran aparatur dibandingkan dengan anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan.

“Yang saya tahu, di kota, kabupaten, itu angkanya rata-rata 80-20, ada yang 85-15, dengan belanja aparatur itu 80, yang 20 itu yang anggaran pembangunannya. Ini berbahaya, ini harus dirubah,” papar Jokowi.

Ia memaparkan, saat menjadi walikota, posisi anggaran aparatur dibanding anggaran pembangunan mencapai itu 74-26. Namun setelah satu tahun menjabat, menurut Jokowi, persentase itu bisa dibalik menjadi 49-51.

“Saya mohon, gubernur harus menyampaikan kepada bupati, walikota, harus terutama anggaran-anggaran aparatur yang bisa diambil itu diambil untuk digeser pada anggaran pembangunan, itu bisa dilakukan,” pesan Jokowi, seperti dilansir setkab.go.id.

Jakarta (B2B) - Indonesian President Joko Widodo highlighted the big amount of apparatus budget compared to that of allocated for development.

“All I know, the figures in cities and regencies are 80-20 in average, also 85-15, with apparatus budget 80, and 20 for development. This is dangerous, it should be changed,” Widodo said opened National Coordinating Meeting of the 'Work Cabinet' at State Palace, Jakarta on Tuesday morning.

He elaborated that when he served as mayor, the position of apparatus budget compared to development budget was 74-26. But after one year of his service, the percentage could be turned into 49-51.

“I ask governors to deliver this to regents, mayors, to take apparatus budget where possible and shift it to development budget, it can be done,” Jokowi conveyed his message.