Budidaya Karet, Siswa SMK-PPN Kementan Kunjungi Bridgestone Kalimantan Plantation
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Banjarbaru
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Tanah Laut, Kalsel (B2B) - Guna menghasilkan sumber daya manusia (SDM) kompeten, produktif dan berdaya saing, Kementerian Pertanian RI (Kementan) memaksimalkan pendidikan vokasi, karena memiliki kedekatan dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DuDi) melalui kemitraan, baik pada proses pembelajaran, pengembangan, penguatan SDM, hingga perekrutan lulusan vokasi.
Menteri Pertanian RI (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, sekolah vokasi seperti SMK-PP, Polbangtan dan PEPI memiliki peran penting untuk memajukan pertanian.
"Pertanian dapat di digarap dengan cara-cara kekinian, namun harus didukung oleh SDM yang memadai. Polbangtan menjadi ujung tombak untuk mencapai tujuan tersebut," katanya.
Hal senada dikemukakan Kepala Badan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPSDMP) Idha Widi Arsanti bahwa mengatakan, di tangan milenial dan generasi Z maka pembangunan pertanian akan dijalankan.
“Kalian semua adalah motor penggerak pertanian di negara yang kita cintai ini, terlepas dari generasi pendahulu kalian, yang saat ini sudah menjadi penggerak dan pelopor pembangunan pertanian,” katanya.
SMKPPN Banjarbaru
Kepala SMKPPN Banjarbaru, Yudi Astoni mengatakan sekolah yang dipimpinnya selaku Unit Pelaksana Teknis (UPT) bidang Pendidikan Vokasi Pertanian di bawah naungan BPPSDMP Kementan sebagai sekolah vokasi bidang pertanian, terus meningkatkan kapasitas dan pengetahuan siswa dan tenaga pendidiknya.
Yudi Astoni menambahkan, guna menunjang upaya tersebut, SMKPPN Banjarbaru menggelar Field Trip (kunjungan lapangan) ke DuDi perusahaan karet, PT Bridgestone Kalimantan Plantation di Kecamatan Bati-Bati, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) pada Rabu (19/11).
"Kegiatan Field Trip diikuti 54 siswa kelas X dan XI dari Konsentrasi Keahlian Agribisnis Tanaman Perkebunan (ATP) didampingi 15 guru dan PLP bidang Perkebunan di SMK-PP Negeri Banjarbaru," katanya.
Ketua Konsentrasi Keahlian ATP, Slamet Riadi yang mendampingi kegiatan DuDi menegaskan, kegiatan Field Trip dalam upaya mengembangkan kurikulum pembelajaran yang relevan dengan DuDi khususnya tentang tanaman karet.
"Saya harap melalui kunjungan ini siswa ATP dapat terbuka pengetahuannya tentang tanaman karet, dan memacu minat mereka dalam budidaya tanaman karet dan nantinya berminat terjun di bisnis perkaretan," katanya..
Perwakilan PT Bridgestone Kalimantan Plantation, Rudi Yulianto menyambut baik Field Trip tersebut, memberi peluang pada siswa SMKPPN Banjarabru melihat proses pembuatan dari pohon karet menjadi latek.
"Dapat mengetahui pula potensi perkebunan karet masih terbuka cukup besar," katanya.
Rudi Yulianto menambahkan, Field Trip siswa kelas X dan XI ATP memberi kesempatan pada siswa mengetahui proses budidaya tanaman karet, perawatan, proses pencangkokan, observasi lapangan, pembibitan, penyadapan dan pengolahan getah karet. [Tim Ekpos SMKPPN Banjarbaru]
Tanah Laut of South Borneo [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan/SMKPPN to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
The objective of the Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.
Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.
He stated that increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.
