BPTP Kaltim Responsif pada Tantangan Mentan, Ajak Pemuda Kukar Turun ke Sawah
East Borneo`s AIAT Encourage Indonesian Youth Generation Back to the Agriculture
Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Jakarta (B2B) - Tantangan Menteri Pertanian RI Andi Amran kepada fakultas pertanian pada perguruan tinggi negeri (PTN) di Kawasan Timur Indonesia (KTI), untuk mengembangkan lahan pertanian 1.000 hektar disikapi oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPTP) Kaltim dengan mengajak pemuda dan mahasiswa di Kabupaten Kutai Kartanegara turun ke sawah pada program 'Gerakan Pemuda Tani Menanam' akhir Oktober.
"Petani kita saat ini sudah lanjut usia dan belum ada tenaga kerja dari pemuda berminat masuk ke sektor pertanian dalam arti luas, peran pemuda dan mahasiswa sangat diharapkan menjadi pelopor dengan menggelorakan pemuda tani menanam," kata Wakil Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah dalam kata sambutannya pada pencanangan program tersebut.
Inisiasi BPTP Kaltim didukung pemerintah kabupaten dan civitas academica fakultas pertanian Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) menggarap lahan pertanian seluas dua hektar di Desa Sumber Sari, Kecamatan Loa Kulu yang menjadi tempat pelatihan dan kegiatan praktik lapangan bagi pelajar, mahasiswa dan pemuda dibantu oleh petani dan bimbingan dosen pertanian untuk pengembangan tanaman padi, hortikultura dan tanaman buah semusim seperti semangka dan melon.
Edi Damansyah menambahkan, hasil evaluasi lapangan menunjukkan sebagian besar petani berusia di atas 40 tahun, begitu pula dengan rumah tangga petani, dengan penurunan rata-rata per tahun mencapai 11,01% di Provinsi Kaltim, dan lebih besar lagi di Kabupaten Kukar yang mencapai 33,34%.
"Prihatin pada perkembangan tersebut, kami memberi perhatian besar pada kondisi tersebut dan salah satunya mendorong generasi muda peduli pertanian," katanya lagi.
Kepala BPTP Kaltim, M Hidayanto MP mengatakan akan mendampingi dan memperkenalkan teknologi inovasi untuk peningkatan produksi pertanian dengan memberikan bantuan benih varietas unggul baru (VUB).
"Apabila mendapat kendala dalam berusaha tani agar langsung melaporkan kepda BPTP Kaltim untuk dicarikan segera solusinya," kata Hidayanto.
Tantangan Mentan
Mentan Amran Sulaiman menantang sekaligus memberi peluang kepada fakultas-fakultas pertanian pada perguruan tinggi negeri (PTN) Kawasan Timur Indonesia (KTI), untuk mengembangkan lahan pertanian seluas 1.000 hektar, pemerintah akan memberi 'modal awal' berupa benih unggul, pupuk, dan alat mesin pertanian (Alsintan) kemudian membelinya setelah panen pertama.
"Lahan pertanian 1.000 hektar disediakan oleh universitas untuk digarap oleh mahasiswa dengan masyarakat sekitar kampus, mereka wajib dibimbing oleh dosen fakultas pertanian. Untuk tahap awal, pemerintah akan membantu menyediakan benih unggul, pupuk dan Alsintan dan akan kami beli hasil panen pertama," kata Mentan Amran Sulaiman pada rapat koordinasi Konsorsium PTN-KTI di Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur pada Selasa malam (11/10).
Menurutnya, langkah tersebut untuk menghimpun potensi yang dimiliki oleh setiap PTN untuk mendukung langkah pemerintah khususnya Kementerian Pertanian (Kementan) meningkatkan kontribusinya mendukung pencapaian swasembada pangan di wilayah KTI.
"Kalau setuju saya berikan pupuk gratis berikut benih dan Alsintan, cukup seribu hektar dulu setiap universitas dengan melibatkan semua potensi di fakultas pertanian bersama masyarakat sekitar, bisa menanam padi, jagung, kedelai dan hortikultura maka mahasiswa pun semakin mencintai bidang ilmu yang telah mereka pilih dan tekuni di kampus," kata Mentan.
Tantangan tersebut disambut baik oleh Ketua KPTN-KTI Prof Dr H Masjaya dan Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Awang Faroek Ishak, para rektor, wakil rektor, dan dekan fakultas pertanian dan peternakan di wilayah KTI.
Jakarta (B2B) - Challenges of Indonesian Agriculture Minister, Andi Amran Sulaiman challenged the faculties of agriculture in public universities (PTN) in Eastern Indonesia (KTI) to developing agricultural land of 1000 hectares be responded by East Kalimantan Assessment Institute for Agricultural Technology (AIAT) who invites the youth and college student in Kutai Kartanegara District go to the field through the program 'youth movement on agricultural land' at the end of October.
"Most of our farmers are elderly, not many young people interested in the agriculture sector, whereas the youth and students are expected to be a pioneer national agricultural development," Kutai Kartanegara Deputy Regent, Edi Damansyah in his speech at the launched of program recently.
Initiation of East Borneo's AIAT upported by the district government and academic community agricultural faculty of Kutai Kartanegara University developing agricultural land area of two hectares in Sumber Sari village of Loa Kulu subdistrict as a training and field practice for students and youth assisted by farmers and and lecturer for the development of the rice plant, horticultural and seasonal fruits such as watermelon and cantaloupe.
Regent Damansyah added, the assessment results indicate the majority of farmers are over 40 years old and peasant households, with an average decline of 11.01% per year at the provincial level, and even more at district level, which reached 33.34%.
"We are concerned in these conditions and encourage the younger generation to care agriculture," he said.
Director of East Borneo's AIAT M Hidayanto MP said will accompany and introduce innovative technologies to increase agricultural production by providing new superior varieties.
"If gets problem, report it to us to find the best solution," he said.
Minister Challenged
Indonesian Agriculture Minister, Andi Amran Sulaiman challenged the faculties of agriculture in public universities (PTN) in Eastern Indonesia (KTI) to developing agricultural land of 1000 hectares, and the government will give 'initial capital' with the superior seeds, fertilizers and agricultural machinery, then the first harvest will be purchased by the government.
"Land of 1,000 hectares provided by the university to be developed by the students and the community around the campus, and they shall be supervised by faculty lecturer agriculture. For the first phase, the government will provide superior seeds, fertilizers, agricultural mechanization, and the first harvest we were purchased," Minister Sulaiman said at the coordination meeting of Unity State University of Eastern Indonesia (KPTN-KTI) in Samarinda of East Kalimantan Province on Tuesday night (October 11).
According to him, these measures to raise the potential at each public university to support government policies, especially the Agriculture Ministry to increase the contribution campus support the achievement of food self-sufficiency in the KTI region.
"If approved, I'll give fertilizer plus seeds and agricultural machines, all for free, one thousand hectares each university by involving all the potential in the faculty of agriculture and surrounding communities, for planting rice and, corn, soybeans and horticulture, students became more loved the farm since on campus," Mr Sulaiman said.
The challenge was welcomed by the Chairman of KPTN-KTI Prof Dr H Masjaya and East Borneo Governor, Faroek Awang Ishak, the rectors, vice rectors and dean of the faculty of agriculture and livestock.
