Polbangtan Kementan Aktif Dukung Program Swasembada Pangan Petani Milenial
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Bogor
Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani
Jakarta (B2B) - Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman mengungkapkan keyakinannya bahwa swasembada pangan dapat segera tercapai. Guna mendukung pencapaian tersebut, strategi melibatkan petani milenial yang akan mendapat bimbingan mentor dan pendamping profesional di 12 provinsi. ASN dari Polbangtan Bogor juga berperan aktif memperkuat kapasitas pendampingan.
“Kunci sukses swasembada pangan pada generasi muda. Dengan memanfaatkan teknologi modern dan sumber daya alam yang kita miliki, saya optimis target bisa terlampaui,” kata Mentan Amran saat membuka Workshop Manajemen Pendampingan Brigade Pangan di kantor pusat Kementerian Pertanian RI pada Rabu pekan lalu (20/11).
Brigade Swasembada Pangan akan beroperasi di wilayah Optimalisasi Lahan Rawa (Oplah) yang mencakup 12 provinsi yakni Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Papua Selatan.
"Tahun ini, Kementan berhasil menggarap 350 ribu hektar lahan Oplah untuk mendukung peningkatan produksi beras nasional," kata Mentan Amran.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti mengatakan setiap brigade terdiri atas 15 petani milenial yang mengelola lahan 200 hektar secara terstruktur.
"Di tahap awal, program akan didukung 400 pendamping dari Kementan serta 50 mentor dari kalangan penyuluh, dosen, guru, dan widyaiswara," katanya.
Direktur Polbangtan Bogor, Yoyon Haryanto mengatakan
ASN dari Polbangtan Bogor turut serta memberikan Bimbingan Teknis (Bimtek) dan mendukung implementasi lapangan untuk memastikan keberhasilan program.
Ada pun ASN Polbangtan Bogor yang akan diberangkatkan sebagai pendamping di antarannya Agam Yusuf Wijaya, Bayu Adirianto, Bima Pradana Shakti, Muhammad Irfan Soleh, Muhammad Reyhan Artha, Mulyana, Norman Hudi, Rahmat Hidayat dan Sebastian Iqbal Altariki.
Sebastian Iqbal Altariki, salah satu ASN yang terlibat, menyatakan antusiasmenya terhadap program tersebut sebagai kesempatan besar untuk berkontribusi mendukung ketahanan pangan nasional.
"Kami siap memberikan pendampingan terbaik kepada petani milenial agar mereka dapat mengelola lahan secara modern dan produktif,” katanya.
Brigade Pangan
Diketahui, Brigade Pangan merupakan langkah strategis untuk memanfaatkan potensi lahan rawa. Dengan tata lahan dan tata air baik serta pendampingan intensif, produktivitas bisa ditingkatkan hingga tiga kali panen setahun.
Mentan Amran menekankan pentingnya peran pendamping dalam memastikan keberhasilan program ini. Generasi muda adalah agen perubahan. Masa depan pertanian di tangan mereka.
Dia juga berkomitmen untuk rutin memantau kinerja Brigade Pangan di lapangan, dengan tolok ukur produktivitas minimal 5 juta ton per hektar dan pendapatan petani di atas Rp10 juta per bulan.
“Kalau mereka tekun, pendapatannya bahkan bisa mencapai Rp20 juta per bulan. Dengan penghasilan sebesar itu, profesi petani akan lebih menarik. Program ini hanya awal, karena ke depan, mereka diarahkan menjadi pengusaha melalui pembekalan pengetahuan korporasi,” tambahnya.
Sebagai dukungan, setiap Brigade Pangan akan menerima hibah senilai Rp3 miliar berupa alat dan mesin pertanian serta benih unggul. Semua fasilitas sudah tersedia. Tidak ada alasan untuk gagal. Kalau bekerja keras, Indonesia tidak hanya akan swasembada pangan juga menjadi lumbung pangan dunia.
Kabadan SDM Kementan, Idha Widi Arsanti melaporkan, hingga saat telah terbentuk lebih 1.500 Brigade Pangan di 12 provinsi maka setiap pendamping bertugas mendampingi lima brigade.
“Workshop bertujuan membekali ASN dan mentor agar mampu mengelola pendampingan secara efektif," katanya.
Dia menambahkan, mereka akan diajarkan konsep pertanian modern, mulai penggunaan varietas unggul bersertifikat, pemanfaatan alat dan mesin modern hingga hilirisasi dan pengelolaan kawasan secara terintegrasi.
Program Brigade Swasembada Pangan menjadi langkah nyata Kementan mengoptimalkan potensi lahan dan generasi muda untuk menciptakan masa depan pertanian yang lebih cerah. [agm/wisda/timhumas polbangtanbogor]
Jakarta [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the SMKPPN to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.