Macedonia Berduka, 21 Tewas Akibat Banjir dan Badai Hantam Skopje

Macedonia in Mourning, 21 People Dead as a Violent Storm Rips through the Capital Skopje

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Macedonia Berduka, 21 Tewas Akibat Banjir dan Badai Hantam Skopje
Beberapa korban tewas berada dalam mobil mereka karena terseret arus, sementara yang lain tidak dapat meninggalkan rumah mereka untuk menyelamatkan diri (Foto2: MailOnline)

MACEDONIA mengadakan hari berkabung pada Senin setelah sekitar 21 warganya tewas akibat banjir dan angin kencang menghantam ibukota, Skopje.

Kota ini dibuat kacau balau sepanjang malam Sabtu-Minggu akibat angin kencang yang kecepatannya lebih 70 km per jam, sementara lumpur dan air menyeret mobil.

'Tim kami berada di lokasi, mencari korban yang terjebak," kata juru bicara kementerian dalam negeri Natalija Spirova Kordic, meskipun dia mengatakan semua orang yang hilang telah diketahui jumlah dan identitasnya.

Media setempat mengatakan korban termuda berusia satu tahun dan yang tertua adalah 83 tahun, tapi Kordic tidak bisa mengkonfirmasi mereka usia korban yang lainnya.

Keadaan darurat dinyatakan pada Minggu yang diperpanjang selama 15 hari di Skopje dan kota barat laut Tetovo, di mana badai mengakibatkan kerusakan properti tetapi tidak ada korban.

Pemukiman penduduk di pinggiran utara ibukota yang sangat terpengaruh.

Pengamat meteorologi mengatakan tercatat lebih dari 800 kali petir menggelegar dalam dua jam pertama badai, di mana curah hujan rata-rata untuk seluruh Agustus di Skopje hanya berlangsung dua jam.

Banjir berikutnya mencapai 1,5 meter di beberapa kawasan.

Beberapa korban tewas berada dalam mobil mereka karena mereka terseret arus, sementara yang lain tidak dapat meninggalkan rumah mereka untuk menyelamatkan diri.

Sebuah pernyataan dari Uni Eropa menyatakan 'simpati mendalam' dan menawarkan bantuan kepada pihak berwenang di Makedonia, yang dihuni dua juta penduduk.

Negara yang berada di daratan Eropa ini merupakan calon anggota Uni Eropa, meskipun belum diketahui kapan keanggotaan buat Macedonia disetujui.

Skopje sebelumnya dilanda bencana banjir pada 1962, setahun sebelum gempa besar yang hampir menghancurkan kota.

Pada musim semi 2014, wilayah Balkan dilanda banjir terburuk lebih dari satu abad, yang berdampak pada 1,6 juta orang dan mengakibatkan 47 orang tewas di Serbia dan Bosnia, seperti dilansir MailOnline.

MACEDONIA held a day of mourning Monday after at least 21 people were killed in flooding and violent winds as a freak storm battered the capital Skopje.

The city was battered overnight Saturday- Sunday with winds packing speeds of more than 70 kilometres (43 miles) an hour, while torrents of mud and water swept away cars.

'Our teams are on the ground, searching the affected terrain,' interior ministry spokeswoman Natalija Spirova Kordic said, although she said all those registered missing had been accounted for.

Local media said the youngest victim was just one year old and the oldest was 83, but Kordic could not their confirm their ages.

A state of emergency declared on Sunday was extended for 15 days in Skopje and the northwestern city of Tetovo, where heavy storms caused damage to property but no casualties.

Villages on the northern outskirts of the capital were particularly badly affected.

Meteorologists said more than 800 lightning strikes were recorded in the first two hours of the storm, during which the average rainfall for the whole of August fell on Skopje in the space of just two hours.

The subsequent floods reached as high as 1.5 metres (five feet) in some areas.

Some of the victims died in their cars as they were rapidly engulfed, while others were unable to flee their homes in time to reach safety.

A statement from the European Union expressed 'deepest sympathies' and offered assistance to the authorities in Macedonia, home to two million people.

The landlocked nation is an EU candidate country, although accession negotiations are yet to get under way.

Skopje previously suffered disastrous flooding in 1962, a year before a huge earthquake that almost destroyed the city.

In the spring of 2014, the Balkans region was hit by its worst floods in more than a century, which affected 1.6 million people and left 47 people dead in Serbia and Bosnia.