Optimalisasi Alsintan, Ditjen PSP - Perteta Gelar Workshop PKBM di Palembang

Indonesian Agriculture Ministry Push Optimization of Agricultural Machinery

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Optimalisasi Alsintan, Ditjen PSP - Perteta Gelar Workshop PKBM di Palembang
KUNJUNGAN KERJA: Dirjen PSP Kementan, Sarwo Edhy [ke-3 kiri] kerap menyambangi daerah untuk mendukung pengembangan PKBM melalui UPJA di Poktan/Gapoktan di seluruh Indonesia [Foto: Humas Ditjen PSP]

Palembang, Sumsel [B2B] - Ditjen PSP Kementan dan Perhimpunan Teknik Pertanian [Perteta] meningkatkan sinergi untuk meningkatkan daya dukung mekanisasi pertanian melalui Program Pertanian Korporasi Berbasis Mekanisasi [PKBM], dengan menggelar Workshop PKBM di Palembang, Provinsi Sumatera Selatan pada Kamis [17/10] untuk meningkatkan optimalisasi alat mesin pertanian [Alsintan] yang dikelola secara profesional.

"Permasalahannya, belum semua bantuan Alsintan dimanfaatkan secara optimal oleh kelompok tani atau Poktan, padahal sejak awal sudah diarahkan untuk melibatkan unit pelayanan jasa Alsintan atau UPJA yang dibentuk oleh Poktan dan atau Gapoktan. Namun kenyataan di lapangan masih ditemukan bantuan Alsintan yang dikelola secara individu atau tidak melalui UPJA, dalam arti bantuan alsintan tidak  dikelola secara bisnis," kata Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian - Kementerian Pertanian RI [PSP Kementan] Sarwo Edhy di Palembang saat membuka Workshop PKBM di Palembang.

Menurutnya, kondisi tersebut mengakibatkan Alsintan tidak bekerja sesuai kapasitasnya, sementara bantuan Alsintan bertujuan meringankan beban biaya usahatani oleh petani, namun tetap dikelola secara bisnis atau tigak gratis agar Poktan memiliki dana untuk perawatan dan servis Alsintan. Manfaat lain UPJA adalah membantu penguatan modal Poktak/Gapoktan, sehingga memicu kemandirian dalam membiayai kegiatan usahatani.

Dirjen Sarwo Edhy menambahkan melalui pengembangan PKBM diharapkan semua bantuan sarana dan prasarana yang diberikan Kementan dapat dikelola oleh Gapoktan secara profesional dengan lebih memberdayakan anggotanya, terutama para pemuda taninya sehingga semua bantuan pemerintah dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan.

Sinergi Ditjen PSP Kementan dengan Perteta dalam pengawalan dan pengawasan pada kegiatan tersebut menjadi sangat penting, yang dikembangkan melalui kegiatan percontohan di lima lokasi. Hal itu ditetapkan melalui SK Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Nomor : 07.1/kpts/OT.050/8/01/2019 di lima kabupaten: Tuban di Jawa Timur, Sukoharjo [Jawa Tengah], Konawe Selatan [Sulawesi Tenggara], Barito Kuala [Kalimantan Selatan] dan Ogan Komering Ilir [Sumatera Selatan].

"Saya harapkan tidak hanya menjadi contoh di daerah tersebut, namun juga menjadi contoh bagi daerah lainnya, sehingga keberhasilan kegiatan tersebut dapat diterapkan oleh Gapoktan di daerah lain secara cepat dan swadaya. Peran Tim Pendamping dalam kegiatan percontohan tersebut menjadi sangat penting. Tentunya dengan mediasi yang baik oleh dinas pertanian setempat agar terwujud komunikasi yang lancar antara Gapoktan dengan Perteta di daerah dan para penyuluh pertanian di lapangan," katanya.

Dia meminta para pendamping di daerah dapat berinteraksi dengan Gapoktan dan seluruh masyarakat tani di masing-masing daerah terutama para pemuda taninya secara intensif dan melaporkannya kepada kami, sehingga dapat merespon kondisi lapangan melalui penyempurnaan kebijakan teknis maupun kebijakan penganggaran.

Koordinator Tim PKBM PSP- Perteta, Yanuar Purwanto mengatakan, program PKBM dari Kementan ini diyakini akan memberikan dampak positif terhadap perkembangan pertanian Indonesia, karena dengan mekanisasi, proses pertanian akan jauh lebih cepat, murah dan optimal.

"Mekanisasi seperti ini sudah menjadi impian kami para lulusan mekanik. Karena hanya dengan mekanisasi pertanian, akan menjadi solusi permasalahan pertanian kita selama ini," ujar Yanuar.

Dijelaskannya, saat ini pihaknya terus mengevaluasi terhadap lima warehouse yang menjadi percontohan. Selain memenuhi segala kebutuhannya sesuai spekifikasi, juga menyempurnakan sistem pengelolaannya.

"Kita terus evaluasi apa saja yang kurang. Kita juga terus memberikan pelatihan-pelatihan pekada UPJA bagaimana mengoperasikan dan memperbaiki Alsintan. Termasuk juga pengelolaannya," pungkasnya. [Sur]

Palembang of South Sumatera [B2B] -  Indonesian government held the  Mechanization-Based Corporate Agriculture program [PKBM] to increase utilization of agricultural machinery to farmer groups through the Agricultural Machinery Rental Businesses [UPJA] which aims to optimize utilization of 350,000 units of agricultural machinery assistance of the Agriculture Ministry to farmers through the farmer groups and UPJA.