Antisipasi Resesi Ekonomi Global, Presiden Jokowi: Indonesia Harus Tetap Optimis

President Jokowi: Indonesian Economy Must Stay Optimistic

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Antisipasi Resesi Ekonomi Global, Presiden Jokowi: Indonesia Harus Tetap Optimis
ANCAMAN EKONOMI: Presiden Joko Widodo didampingi jajarannya dalam acara Trade Expo Indonesia (TEI) ke-37 Indonesia Convention Exhibition (ICE), Bumi Serpong Damai City (BSD City) Tangerang. (Foto: Sekretariat Kabinet RI)

Tangerang, Banten [B2B] - Presiden RI Joko Widodo [Jokowi] mengajak masyarakat Indonesia untuk tetap optimistis dalam menghadapi ketidakpastian dan krisis global. Sebab, sejumlah indikator perekonomian berada pada posisi yang baik.

Hal tersebut disampaikan Presiden Jokowi saat membuka Trade Expo Indonesia [TEI] ke-37 yang diselenggarakan di Indonesia Convention Exhibition [ICE], Bumi Serpong Damai City [BSD City], Tangerang, Banten, Rabu [19/10].

“Kita semuanya harus tetap optimis meskipun lembaga-lembaga internasional menyampaikan bahwa tahun ini sulit, tahun depan akan gelap. Silakan negara-negara lain, negara kita harus tetap optimistis. Tetapi memang harus waspada, harus hati-hati karena badainya itu sulit dihitung, sulit diprediksi, sulit dikalkulasi akan menyebar sampai ke mana, imbasnya ke kita seperti apa,” ujar Jokowi.

Di tengah resesi yang mengancam sejumlah negara, perekonomian Indonesia pada kuartal II-2022 masih dapat tumbuh sebesar 5,44%.

“Kita patut bersyukur bahwa di tengah-tengah krisis, di tengah-tengah resesi, Indonesia di kuartal kedua masih tumbuh 5,44%. Ini wajib kita syukuri. Kita termasuk negara yang memiliki growth/pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi di antara negara-negara G20 maupun negara-negara lainnya,” ujar Jokowi, dikutip dari laman Sekretariat Kabinet RI.

Dari segi inflasi, pada bulan Agustus inflasi di tanah air masih terkendali pada angka 4,6% sementara kuartal II 4,9%. Tingkat inflasi Indonesia juga relatif lebih baik dari sejumlah negara di dunia.

“Karena kenaikan BBM kemarin inflasi naik sedikit 5,9%, masih bisa kita kendalikan,” ujarnya.

Sementara dari sisi neraca perdagangan, Indonesia berhasil mencatatkan surplus selama kurun waktu 29 bulan.

“Tadi sudah disampaikan oleh Pak Zul, Menteri Perdagangan, dari Januari-September surplus kita mencapai 39,8 miliar Dolar AS. Ini jumlah yang tidak sedikit,” tuturnya.

Rasa optimisme terhadap perekonomian Indonesia juga ditunjukkan oleh lembaga internasional. Jokowi pun mengutip ucapan Managing Director Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva yang menyebutkan bahwa Indonesia adalah titik terang di tengah-tengah kesuraman ekonomi dunia.

“Ini yang ngomong bukan kita lho ya, Kristalina, Managing Director-nya IMF, titik terang di antara kesuraman ekonomi dunia. Kan bagus kalau banyak yang menyampaikan seperti itu, sehingga trust/kepercayaan global terhadap kita akan semakin baik,” ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Jokowi juga menyampaikan keyakinannya bahwa perekonomian Indonesia mampu tumbuh di atas lima persen.

“Saya masih meyakini di kuartal ketiga ini kita juga masih tumbuh di atas 5 % atau di atas 5,4 [persen]. Karena angka-angka yang kita lihat, neraca dagang kita bulan yang lalu masih surplus 5,7%, kredit tumbuh 10,7%, indeks kepercayaan konsumen masih di angka 124,7 persen. Semuanya masih pada kondisi yang baik-baik. Tetapi sekali lagi, dalam kondisi yang sangat-sangat sulit seperti ini kerja keras adalah kuncinya,” pungkasnya.

Turut mendampingi Presiden Jokowi pada kegiatan ini antara lain Menteri Koordinator Bidang Perekonomian [Menko Perekonomian] Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan [Mendag] Zulkifli Hasan, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadilia, Menteri Pertanian [Mentan] Syahrul Yasin Limpo, dan Sekretaris Kabinet [Seskab] Sekretaris Kabinet.

Tangerang of Banten [B2B] - Indonesian President Joko Widodo [Jokowi] invites the Indonesian people to remain optimistic in the face of global uncertainty and crisis. This is because a number of economic indicators are in a good position.

This was conveyed by President Jokowi when opening the 37th Trade Expo Indonesia [TEI] which was held at the Indonesia Convention Exhibition [ICE], Bumi Serpong Damai City [BSD City], Tangerang, Banten, Wednesday [19/10].

“We all have to remain optimistic even though international institutions say that this year is difficult, next year will be dark. Please other countries, our country must remain optimistic. But you have to be vigilant, you have to be careful because the storm is difficult to count, difficult to predict, difficult to calculate where it will spread, what kind of impact will it have on us, "said Jokowi.

In the midst of a recession that threatens a number of countries, the Indonesian economy in the second quarter of 2022 was still able to grow by 5.44%.