Rupiah Melemah 32 Poin ke Rp9.830 per Dolar AS

Rupiah Trade at 9,830 per US Dollar, Losing 32 Points

Reporter : Gatot Priyantono
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Rupiah Melemah 32 Poin ke Rp9.830 per Dolar AS
Ilustrasi: metrotvnews.com

Jakarta (B2B) - Pergerakan nilai tukar rupiah pada Selasa pagi kembali melanjutkan pelemahan ke posisi Rp9.830 per dolar AS didorong oleh pelaku pasar uang yang masih cenderung memburu mata uang safe haven.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa pagi, bergerak melemah 32 poin menjadi Rp9.830 dari posisi Rp9.798 per dolar AS.

Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Ruly Nova di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa kondisi global yang masih melambat perbaikannya mendorong mata uang safe haven, yakni dolar AS diburu investor sehingga menguatkan nilainya.

Sentimen positif dari dalam negeri, seperti ekonomi Indonesia yang masih memiliki pertumbuhan terhalangi oleh sentimen dari eksternal sehingga rupiah cenderung negatif, kata Rully.

Meski demikian, lanjut dia, adanya rencana pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi diperkirakan dapat menjadi sentimen positif bagi nilai tukar domestik ke depannya.

"Diharapkan naiknya BBM subsidi dapat mengurangi defisit neraca pembayaran Indonesia sehingga ke depan nilai tukar rupiah kembali positif," kata Ruly.

Selain itu, katanya, Bank Indonesia (BI) masih menjaga nilai tukar domestik sesuai dengan kondisi fundamental ekonomi Indonesia.

Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengemukakan bahwa nilai tukar rupiah gagal melanjutkan kenaikan dan cenderung melemah setelah merespons positifnya beberapa data-data AS.

"Beberapa data positif AS memberikan sentimen yang baik pula untuk mata uangnya. Namun, di sisi lain, penguatan dolar AS terhalangi dengan penguatan mata uang yen," kata dia.

Jakarta (B2B) - The Indonesian currency rupiah lost more value in the opening trade on Tuesday as market players still looking for safe haven in the US currency .

Rupiah trade at 9,830 per US dollar losing 32 points from the level of 9,798 earlier.

Money market observer Ruly Nova from Bank Himpunan Saudara, said under the prevailing global condition investors chose to invest in US dollar as a safe haven.

Negative external sentiment is stronger in determining the decision of investors than domestic positive sentiment by fairly good economic growth, Ruly said here on Tuesday.

However, the plan to raise the prices of subsidized oil fuels is expected give a greater boost for rupiah later, he added.

"The subsidized oil fuel price hikes are expected to cut deficit in the country`s balance of payments," he said.

In addition, Bank Indonesia (BI) is still active in protecting rupiah, he said.

Meanwhile, Trust Securities` chief researcher Reza Priyambada said rupiah has failed to extend gain on positive US data.

"A number of positive US data gave a boost to the US dollar though curbed by the rising yen," he said.