Jokowi Tidak Didikte PDIP untuk Pilih Calon Wapres

PDIP Presidential Candidate Not Dictated to Select VP Candidate

Reporter : Rizki Saleh
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Jokowi Tidak Didikte PDIP untuk Pilih Calon   Wapres
Jokowi bersama Ahok saat karnaval di Jakarta (Foto: tribunnews.com)

Jakarta (B2B) - Pimpinan pusat PDI Perjuangan menegaskan eksistensi Joko 'Jokowi' Widodo sebagai calon presiden tidak didikte oleh partai, dan akan memilih calon wakil presiden yang ideal mendampingi pada 2014-2019.

"Jokowi bebas menentukan calon wakil presiden pilihannya. Itu bukti kalau dia orang yang tidak mudah didikte, meskipun oleh pimpinan partai" kata Effendi dalam sebuah diskusi di Jakarta, Kamis.

Terkait koalisi, ia mengatakan partai banteng moncong putih itu membuka komunikasi dengan semua partai. Namun, komunikasi politik khususnya dilakukan terhadap partai yang punya kedekatan ideologi.

"Harus jelas. Kami kan ideologi Pancasila 1 Juni, maka kami bergandengan tangan dengan partai yang searah dengan ideologi ini," ujarnya.

Ia mengatakan komunikasi politik bisa dilakukan secara langsung tanpa harus sindir menyindir di media sosial.

"Kami terbuka, enggak hanya soal koalisi. Tak perlu lah itu bikin puisi atau bicara di Twitter, kalau mau, komunikasikan langsung," ujarnya. 

Jakarta (B2B) - Effendi Simbolon, Indonesian Democratic Party of Struggle (PDIP) Chairman Effendi Simbolon confirmed that the party does not dictate to its presidential candidate, Joko Widodo, better known as Jokowi.

"Jokowi will select his vice presidential candidate on his own. This proves that he is not a person who is easily dictated to," Effendi said at a discussion here on Thursday.

Effendis remark has again refuted the issue of whether Jokowi is a puppet presidential candidate, which was raised prior to the April 9, 2014 legislative general election.

Some questioned whether Jokowi is a candidate who can be easily ruled by his superior, Megawati Sukarnoputri.

Relating to whether a coalition might be created among political parties after the legislative election, Effendi said that PDIP is open to discussions with other parties. But political discussions are best conducted with political parties that have ideological similarities, he noted.

"It should be clear. Our ideology is Pancasila (the states five principles), then we will be hand in hand with a party that has the same ideology," he pointed out.