"Sakitnya di Sini," kata Jokowi yang Berniat Stop TKI ke Malaysia
President Widodo Wants to Stop Indonesian Women Working Abroad as Housemaids
Reporter : Rizki Saleh
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Solo (B2B) - Presiden RI Joko Widodo berkeinginan segera menghentikan pengiriman tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri sebagai pembantu rumah tangga, karena hal itu terkait masalah martabat dan harga diri sebagai bangsa.
"Saya sudah berbicara dengan Menteri Tenaga Kerja untuk membuat formula yang tepat untuk menghentikan pengiriman TKI ke luar negeri. Kita harus menjaga martabat dan harga diri sebagai bangsa," kata Presiden pada Munas Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) di Solo belum lama ini.
Selama melakukan perjalanan kenegaraan di Malaysia, Brunei Darussalam dan Filipina belum lama ini, Presiden Jokowi menemukan fakta bahwa ada 2,3 juta pekerja migran Indonesia bekerja di Malaysia dan 1,2 juta ilegal dan menjadi masalah antara Indonesia dan Malaysia.
"Sakit... Sakitnya di sini. Sekitar 1.800 orang akan dijemput, 800 orang sudah dijemput dengan Hercules, besok akan kita jemput lagi. Namun, saya yakin jumlahnya akan terus bertambah karena kita belepotan dalam mengatasi masalah ini," katanya.
Menyikapi hal itu, Presiden berharap bisa segera memasang target waktu untuk menghentikan pengiriman PRT. (Ant)
Solo (B2B) - The Indonesian President Joko Widodo wants to immediately stop the practice of Indonesian women travelling abroad to work as housemaids, saying it closely linked to the nations self-esteem and dignity.
"I have asked the Manpower Minister to set a target and formulate a clear road map, to ensure that we stop sending domestic workers abroad. We should have some self-esteem and dignity," the President said during the Peoples Conscious Partys (Hanuras) second National Congress recently.
During his tour of Malaysia, Brunei Darussalam, and the Philippines recently, President Jokowi said he found out that there were a total of 2.3 million Indonesian migrant workers living in these countries, and 1.2 million of them had an illegal status and were considered problematic workers.
"About 1,800 of them have been rescued, 800 have been picked up by Hercules, and tomorrow we will pick some more up. But I am sure the numbers will continue to grow as we encounter problems in dealing with this issue," he noted.
The President expressed the hope of being able to immediately stopping sending domestic workers abroad.
