Komisi III Tuding KPK Tebang Pilih dan Sarat Kepentingan Politik

House Commission III Accusations KPK Select Case and Has Political Interests

Reporter : Rizki Saleh
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Novita Cahyadi


Komisi III Tuding KPK Tebang Pilih dan Sarat Kepentingan Politik
Pimpinan KPK dipimpin Abraham Samad rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR (Foto: hukumonline.com)

Jakarta (B2B) - Kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 2012, dituding sarat dengan kepentingan politik, karena masih banyak kasus yang belum terungkap meskipun telah dibeberkan dalam fakta persidangan tentang keterlibatan dan peran orang-orang tertentu.

Tudingan tersebut dilontarkan Anggota Komisi III, Sarifuddin Suding dari Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) saat rapat dengar pendapat Komisi III DPR dengan pimpinan KPK di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (6/2).

Sarifuddin Suding pun merujuk pada kasus kader Partai Demokrat, Angelina Sondakh yang menyebutkan keterlibatan beberapa anggota DPR tapi sampai saat ini tidak ada tindakan dari KPK. Begitu pula dalam kasus korupsi Pekan Olahraga Nasional (PON) Riau yang diduga melibatkan Gubernur Riau, Rusli Zainal tidak ada tindak lanjutnya dari KPK.

"Dalam surat dakwaan Rusli Zainal, ini tidak ada tindak lanjut. Kasus PLTU Tarahan sudah tetapkan tersangka tetapi belum diproses, diperiksa, apalagi ditahan," ungkap Suding.

Selain itu, tambah Suding, masih banyak kasus yang mangkrak dan tidak jelas penyelesaiannya. Termasuk, kasus yang melibatkan peranan penguasa.

"Kasus kereta api, dana ibadah umat, pengadaan Alquran. Tapi kita menghargai dan mendorong terus, KPK menjalankan tugas secara profesional," katanya.

Meskipun demikian, Sudding menghargai kinerja KPK sepanjang tahun lalu dengan menetapkan tersangka pada menteri aktif, ketua umum partai ataupun jendral aktif. Saya menghargai dan mengapresiasi dengan berbagai hambatan dalam memberantas korupsi."

Jakarta (B2B) - The performance of the Corruption Eradication Commission (KPK) in 2012, accused of being filled with political interests, because there are many cases that have not been revealed although it was revealed in court facts about the involvement and role of certain people.

Allegation was expressed member of Commission III, Sarifuddin Suding from the People's Conscience Party (Hanura) during a hearing and House Commission III KPK leaders at the Parliament Building, Jakarta, Wednesday (6/2).

Sarifuddin Suding was referring to the case of Democratic Party cadres, Angelina Sondakh implicating some members of Parliament but till now there is no action from the KPK. Similarly, in the case of corruption National Sports Week (PON) in Riau allegedly involving Riau Governor Rusli Zainal no follow-up of the KPK.

"In the indictment Rusli Zainal, there is no follow-up. Tarahan PLTU case, has set a suspect but has not been processed, inspected, much less detained," said Suding.

In addition, Suding added, there are still many cases that are not clearly resolved. Including, cases involving the role of the ruler.

"The case of railway, worship funds, procurement of the Qur'an. But we appreciate and encourage continued, KPK duties in a professional manner," he said.

Nevertheless, Sudding appreciate the KPK last year by setting a suspect on active ministers, the chairman of the party-and active generals. I respect and appreciate the various obstacles in combating corruption. "