Gerindra Desak KPK Usut Ibas. "Buktikan Tidak Pandang Bulu"

Gerindra Urges KPK Investigate Ibas. "Prove not Select Case"

Reporter : Rusdi Kamal
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Novita Cahyadi


Gerindra Desak KPK Usut Ibas. "Buktikan Tidak Pandang Bulu"
Edhie Baskoro Yudhoyono (Foto: metrotvnews.com)

Jakarta (B2B) - Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) mendorong Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mengembangkan penyidikan untuk menyikapi keterangan mantan Ketua Umum Partai Domokrat, Anas Urbaningrum tentang aliran dana dari Nazaruddin kepada Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas).

Desakan tersebut dikemukakan Anggota Komisi III dari Fraksi Gerindra, Martin Hutabarat kepada KPK, untuk secepatnya memeriksa Anas, untuk memperoleh keterangan resminya sebagai saksi yang mengetahui soal uang yang diterima Ibas.

"Sesudah itu, KPK perlu memeriksa Menteri Hukum dan HAM, Amir Syamsudin, yang disebutkan oleh Anas mengetahui kejadiannya. Barulah sesudah itu, KPK meminta penjelasan dan mengkonfirmasi kebenaran cerita tersebut kepada Nazaruddin yang disebutkan sebagai orang yang mengalirkan dana kepada Ibas,” kata Martin di Jakarta, Sabtu (2/3).

Menurutnya, profesionalisme KPK diuji, untuk bertindak cepat dan tidak pandang bulu dalam mengungkap kasus korupsi khususnya di proyek Hambalang.

“Saya meminta KPK profesional dan proaktif menyikapi tudingan Anas ini, tanpa mengabaikan inti persoalan pokok dari kasus yang sedang melilit Anas terkait dugaan kasus korupsi di Hambalang," tambah Martin.

Seperti diberitakan sebelumnya, berdasarkan dokumen data keuangan Yulianis yang beredar luas, tertulis tanggal 29 April 2010, Ibas menerima uang dua kali, yang pertama diterima sebesar US$500 ribu dan berikutnya sejumlah US$100 ribu. Kemudian pada tanggal 30 April 2010, Ibas dua kali menerima uang dari PT Anugrah Nusantara sebesar US$ 200 ribu dan US$ 100 ribu.

Informasi soal dugaan Ibas menerima uang Hambalang dilontarkan oleh Anas Urbaningrum, mantan Ketua Umum Partai Demokrat. Anas mengaku tahu, karena ia ikut rapat dengan M Nazaruddin, dan politisi senior Demokrat, Amir Syamsuddin.

Saat itu, Amir meminta keterangan Nazar, tentang aliran uang Hambalang. Pada rapat itu, Anas mengaku hanya mendengarkan penjelasan Nazar kepada Amir Syamsuddin.

Jakarta (B2B) - Indonesia Movement Party (Gerindra) encourages the Corruption Eradication Commission (KPK) to expand the investigation to respond to testimony of former Democratic Party chairman Anas Urbaningrum on fund flows from Nazaruddin to the Secretary-General the Democrat Party, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas).

The urge was stated members of Commission III of the faction Gerindra, Martin Hutabarat to the Commission, to immediately examine Anas, to obtain the official statement as a witness who knows about the money received Ibas.

"After that, the Commission should examine Justice Minister, Amir Syamsudin, mentioned by Anas know what happened. Was only after that, the Commission asked for an explanation and confirmed that the story was mentioned to Nazaruddin as the flow of funds to the Ibas," said Martin in Jakarta, Saturday (2/3).

According to him, the Commission tested professionalism, to act rapidly and indiscriminately in exposing cases of corruption, especially in Hambalang project.

"I asked the KPK to professionally and proactively respond to these accusations Anas, without neglecting the core subject matter of the case is wrapped around Anas related corruption case in Hambalang," added Martin.

As reported earlier, based on financial data Yulianis document widely circulated, written on 29 April 2010, Ibas receive money twice, the first one received amounted to U.S. $ 500 thousand and the subsequent amount of U.S. $ 100 thousand. Then on 30 April 2010, Ibas twice received money from PT Anugrah Nusantara of U.S. $ 200 thousand and $ 100 thousand.

Information about the alleged Ibas Hambalang accept money raised by Anas Urbaningrum, former chairman of the Democrat Party. Anas claimed to know, because he joined a meeting with M Nazaruddin, and senior Democrat politicians, Amir Syamsuddin.

At that time, Amir Nazar request information, about the flow of money Hambalang. At the meeting, Anas said he only listened to the explanations Nazar to Amir Syamsuddin.