Hatta: "Tingkatkan Eksplorasi Minyak." JK:" Kita Harus Mengubah [Strategi]"

Hatta: "We Need to Boost Oil Exploration". JK: "We must Change Our Energy [strategy]"

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Hatta: "Tingkatkan Eksplorasi Minyak." JK:" Kita Harus Mengubah [Strategi]"
Empat hari sebelum pemilihan presiden, kedua pasang kandidat tampil dalam debat di televisi yang ditayangkan langsung membahas isu ketahanan pangan dan energi dalam debat televisi terakhir mereka pada Sabtu malam (Foto: solopos.com)

Jakarta (B2B) - Empat hari sebelum pemilihan presiden,   kedua pasang kandidat tampil dalam debat di televisi yang ditayangkan langsung membahas isu ketahanan pangan dan energi dalam debat televisi terakhir mereka pada  Sabtu malam.

Debat putaran kelima dan terakhir dari debat TV langsung untuk mengetahui sejauh mana komitmen dari kedua pasangan calon presiden dengan moderator Sudharto P. Hadi, Rektor Universitas Diponegoro Semarang, seperti dilansir AsiaOne.

Prabowo menegaskan rencana ambisius untuk mengembangkan 2 juta hektar lahan untuk menjamin pasokan beras yang berkelanjutan bagi Indonesia.

Prabowo mengatakan masalah pertanian terbesar di Indonesia yang dihadapi adalah hilangnya 60.000 hektar lahan pertanian per tahun untuk kebutuhan pemukiman dan industri. Mengutip data dari Kementerian Pertanian, ia mengatakan bahwa untuk tahun depan saja, Indonesia membutuhkan sekitar 730.000 hektar lahan tambahan untuk menutupi kekurangan kebutuhan pangan.

Pensiunan jenderal bintang tiga kemudian menjelaskan bahwa pemerintahan yang akan dipimpinnya kelak akan memperkenalkan jenis pupuk baru untuk meningkatkan produksi pertanian. Dia meyakini bahwa pengenalan pupuk baru akan mampu meningkatkan produksi beras hingga 40 persen%.

"Kita menggunakan pupuk yang tidak tepat sasaran," kata Prabowo.

Ketika ditanya tentang rencananya untuk meningkatkan produksi minyak dan gas dan mengeksplorasi sumber-sumber energi terbarukan, baik Prabowo dan Hatta menekankan pentingnya industri hulu.

Hatta mengatakan bahwa Prabowo akan menghormati kontrak minyak dan gas yang ada tetapi akan mencoba untuk menegosiasikan kontrak.

"Kita perlu meningkatkan eksplorasi minyak ... Hal ini penting bagi kita untuk mengeksploitasi sumur minyak tua [...] Hemat energi," kata mantan Menteri Koordinator Perekonomian.

Jokowi mengatakan negara memiliki sumber daya energi yang melimpah, tapi diperlukan komitmen yang kuat dan kemauan politik untuk mengeksplorasi sumber daya energi baru. Ia mengatakan ia akan memprioritaskan konversi besar-besaran untuk gas alam, termasuk untuk transportasi dan kebutuhan rumah tangga di kota-kota di seluruh Indonesia.

"Pasokan energi kita berlimpah. Minyak bahan bakar harus dikonversi ke gas untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak," kata Jokowi.

Kalla kemudian menambahkan, "Kita harus mengubah energi kita [strategi]. Kita harus memperbaiki sistem. Kita sudah konversi ke gas untuk kebutuhan rumah tangga dan kemudian untuk transportasi."

Jakarta - Four days before Indonesia´s presidential election, the two candidates and their running mates traded barbs over food security and graft in their final television debate on Saturday.

The fifth and final round of live TV debates saw participation from both presidential candidate pairs and was moderated by Sudharto P. Hadi, rector of the Semarang-based Diponegoro University.

Prabowo reiterated his ambitious plan to develop 2 million hectares of land to ensure a sustainable rice supply for the country.

Prabowo said the biggest farming problem Indonesia faced was that it was losing 60,000 hectares of farmland a year to real estate and factories. Citing data from the Agriculture Ministry, he said that for next year alone, the country needed at least 730,000 hectares of additional land to cover the loss.

The retired three-star general then explained that his government would introduce new types of fertilizers to boost agriculture production. He believed that new fertilizer introduction alone would be able to increase rice production by 40 percent.

"We are using outdated fertilizers," said Prabowo.

When asked about his plan to boost oil and gas production and explore renewable energy sources, both Prabowo and Hatta emphasized the importance of the upstream industry.

Hatta said that Prabowo would honor the existing oil and gas contracts but would try to renegotiate the contracts.

"We need to boost oil exploration... It is important for us to exploit old oil wells [...] Save energy," said the former coordinating economic minister.

Jokowi said the country had abundant energy resources, but needed strong commitment and political will to explore new energy resources. He said he would prioritize the massive conversion to natural gas, including for transportation and household needs in cities across the country.

"Our energy supply is abundant. Fuel oils should be converted to gas to reduce dependency on fuel oil," said Jokowi.

Kalla then added, "We must change our energy [strategy]. We must improve the system. We already converted to gas in the kitchen and then in transportation."