Raker Basarnas, Presiden Jokowi: Potensi Bencana Meningkat Lima Kali Lipat

President Jokowi: The Potential for Disasters Has Increased Fivefold

Editor : Cahyani Harzi
Translator : Novita Cahyadi


Raker Basarnas, Presiden Jokowi: Potensi Bencana Meningkat Lima Kali Lipat
HUT BASARNAS: Presiden Jokowi saat memberi sambutan dalam Rapat Kerja Basarnas dan Rapat Koordinasi FKP3 Tahun 2023 di Kantor Pusat Basarnas, Jakarta. (Foto: Setkab RI)

Jakarta [B2B] - Presiden RI Joko Widodo [Jokowi] mengungkapkan bahwa potensi bencana di dunia meningkat lima kali lipat dalam lima puluh tahun terakhir.

"Menurut data yang saya miliki, potensi bencana di dunia ini cenderung semakin tinggi, frekuensinya lima kali lipat naik selama lima puluh tahun terakhir, lima kali lipat. Hati-hati,” kata Jokowi saat membuka Rapat Kerja Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan [Basarnas] dan Rapat Koordinasi Forum Koordinasi Potensi Pencarian dan Pertolongan [FKP3] Tahun 2023 di Kantor Pusat Badan SAR Nasional, Jakarta Pusat, Kamis [16/2] pagi.

Frekuensi bencana di Indonesia, tambah Jokowi, juga mengalami peningkatan yang drastis sebesar 81 persen dalam 12 tahun terakhir.

"Hati-hati, frekuensi bencana di Indonesia juga mengalami peningkatan yang drastis, yaitu naik 81% dari yang sebelumnya 2010 1.945, kemudian 2022 kemarin 3.542. Kenaikannya, sekali lagi, dalam 12 tahun ini 81%," ujar Presiden.

Ia melanjutkan, Indonesia pernah mengalami kecelakaan besar, di antaranya Air Asia di 2014 yang jatuh di perairan Belitung, kemudian Sriwijaya SJ-182 di Kepulauan Seribu di 2021, kemudian Lion Air JT-610 di perairan Karawang di 2018, dan juga Kapal Motor Sinar Bangun di Toba di 2018.

Kepala Negara memuji kecepatan respons Basarnas dalam menangani bencana-bencana besar yang terjadi di Tanah Air.

"Pengalaman-pengalaman yang ada, dari saat ada Air Asia di 2014 yang jatuh di perairan Belitung, kemudian Sriwijaya SJ-182 di Kepulauan Seribu, kemudian Lion Air JT-610 di perairan Karawang di 2018, dan juga Kapal Motor Sinar Bangun di Toba di 2018. Semuanya saya mengikuti dan beberapa saya melihat langsung di lapangan, kecepatan respons dari Basarnas saya harus menyampaikan apa adanya, sangat cepat," kata Jokowi.

Menurutnya, Basarnas memiliki peran penting karena harapan korban dan keluarga korban bencana bertumpu kepada tim SAR.

"Kecepatan evakuasi untuk menentukan jumlah nyawa yang diselamatkan juga berada di tim SAR," tambahnya.

Oleh sebab itu, Jokowi menekankan penggunaan teknologi untuk mempercepat pencarian dan pertolongan ini sangat penting. Beberapa teknologi yang menurutnya dibutuhkan, antara lain drone rescue, snake robot, robot diver, hingga jet suit untuk operasi di ketinggian.

"Hal-hal seperti ini yang Basarnas harus segera memiliki, saya enggak tahu anggarannya ada atau enggak ada. Kalau enggak ada, tentunya segera diajukan. Nanti Pak Menko PMK tolong dicatat, Pak Sekretaris Kabinet, Pak Seskab nanti dibantu Basarnas untuk memiliki peralatan yang tadi saya sampaikan," ujarnya.

Namun demikian, imbuhnya, selain penggunaan teknologi, hal yang sangat penting dalam proses pertolongan dan pencarian adalah keterlibatan masyarakat terutama di daerah rawan bencana.

Ia pun mendorong Basarnas untuk melibatkan masyarakat melalui edukasi tentang pertolongan awal yang bisa dilakukan saat terjadi bencana.

“Mengedukasi masyarakat menjadi hal yang sangat penting agar masyarakat memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam pertolongan-pertolongan awal.  Ini penting sekali. Mulai dilakukan mengintervensi, mengedukasi masyarakat agar ngerti apa yang harus dilakukan pada saat-saat kejadian awal,” tandasnya.

Pada kesempatan ini pula, Jokowi menyampaikan selamat ulang tahun yang ke-51 kepada keluarga besar Basarnas.

"Terima kasih atas dedikasinya dalam setiap operasi pencarian dan pertolongan," ujarnya.

Jakarta [B2B] - Indonesian President Joko Widodo (Jokowi) revealed that the potential for disasters in the world has increased fivefold in the last fifty years.

"According to the data I have, the potential for disasters in this world tends to be higher, the frequency has increased five times over the past fifty years, five times. Be careful," Jokowi said at the opening of the Working Meeting of the National Search and Rescue Agency (Basarnas) and Coordination Meeting of the 2023 Search and Rescue Potential Coordination Forum (FKP3) at the Head Office of the National SAR Agency, Central Jakarta, Thursday (16/2) morning.

The frequency of disasters in Indonesia, Jokowi added, has also experienced a drastic increase of 81 percent in the last 12 years.

"Be careful, the frequency of disasters in Indonesia has also increased drastically, which is up 81 percent from the previous 2010 1,945, then 2022 yesterday 3,542. The increase, once again, in these 12 years is 81 percent," said the President.