SBY Ingatkan TNI-Polri Netral Hadapi Pilpres 2014

Indonesian President Reminds Military, Police to Remain Neutral to Presidential Election

Reporter : Rizki Saleh
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


SBY Ingatkan TNI-Polri Netral Hadapi Pilpres 2014
Foto: thejakartapost.com

Jakarta (B2B) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengingatkan pentingnya netralitas TNI dan Polri dalam pelaksanaan Pemilu Presiden 9 Juli. Disinyalir ada upaya dan potensi subordinasi dan godaan dari  pihak luar untuk menyeret-nyeret institusi ke dalam politik praktis.

"Netralitas TNI dan Polri tetap dijaga, jangan sampai mundur, jangan dirusak, jangan pula khianati reformasi TNI dan Polri yang kita laksanakan tidak mudah waktu itu," kata Yudhoyono, saat memberikan arahan kepada para perwira tinggi TNI, di Jakarta, Senin.

Yudhoyono juga mengungkap sinyalemen pihak-pihak tertentu yang berusaha mempengaruhi para perwira tinggi.

"Informasi yang telah dikonfirmasikan, tentu bukan konfirmasi yang tidak ada nilainya, mengatakan, ada pihak-pihak yang menarik sejumlah perwira tinggi untuk menarik yang didukungnya, bahkan ditambahkan, tidak perlu mendengar presiden kalian," kata dia.

"Kan itu presiden kapal karam, lebih baik cari presiden baru penuh sinar," kata dia.

Ajakan seperti itu, menurut dia, bukan hanya godaan namun membahayakan bangsa dan negara serta reformasi yang telah dirintis. Selain itu juga mengajarkan seorang perwira melanggar Sapta Marga dan Sumpah Prajurit. 

"Kalau dilihat jernih, itu benih subordinasi, karena itu berhati-hatilah, jangan tergoda," kata dia. 

Subordinasi adalah ketidakpatuhan personel militer dan instansi sipil lain (di antaranya polisi) kepada atasannya, baik atasan langsung ataupun tidak langsung. Presiden, dalam ketatanegaraan dan sistem hukum formal Indonesia, adalah kepala negara/pemerintahan, lambang negara, sekaligus panglima tertinggi TNI. 

Jakarta (B2B) -  Indonesian President, Susilo Bambang Yudhoyono reminded the Indonesian military and police to remain neutral and stay away from unwavering offers that draw institutions into practical politics during the July 9, 2014, presidential election.

"The neutrality of the Indonesian Military and Police must be preserved, dont step back, dont break it, and dont betray the uneasy process of the military and polices reformation at that time," stated President Yudhoyono while addressing high-level officers of the Indonesian Army here on Monday.

According to Yudhoyono, there is confirmed information about some parties trying to influence high-level military and police officers to get involved in practical politics.

"The information has been confirmed, and of course, it is not just invaluable confirmation that some parties have been trying to draw some high-level officers to support a specific presidential candidate. They even say that the members of the military and the police do not need to listen to their president as he is a leader of a sinking ship, and it is better to find a brighter new president," Yudhoyono stressed.

Yudhoyono deplored such offers that were not just tempting to the related individual to violate the seven clans and soldiers vow, but also possibly threatened the stability of the state, the nation, and the reformation process. "Be careful, dont be tempted," he added.

However, President Yudhoyono said if some military or polices member is keen to take up a career in politics, they are allowed to forego their position and become a civilian.

"If they think they have a potential political career in the future, then they must submit their resignation to their superiors," he noted.