Demokrat akan Hadapi Ujian sebagai Partai Santun atau Sadis
Democrat Party will face exams, as Polite Political Party or Sadistic
Reporter : Rizki Saleh
Editor : Heru S Winarno
Translator : Parulian Manalu
Jakarta (B2B) - Perjalanan waktu akan menguji Partai Demokrat sebagai partai politik dengan komitmen sebagai partai yang bersih, cerdas dan santun. Ataukah sebaliknya, menjadi partai korup, tidak cerdas dan sadis.
"Partai Demokrat akan diuji oleh sejarah sebagai partai politik bersih atau tidak bersih. Partai politik yang cerdas atau tidak cerdas. Akan diuji apakah Partai Demokrat santun atau sadis? Apakah kesantunan politik atau sadis politik. Tentu ujian itu akan berjalan sesuai perkembangan waktu dan keadaan," kata Anas Urbaningrum dalam pidato pengunduran dirinya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat di Jakarta, Sabtu (23/2).
Anas mengaku, pertama kali memasuki dunia politik di partai politik yang dibangun SBY, dirinya sudah menyadari konsekuensinya, termasuk intrik dan fitnah yang kerap ditujukan pada dirinya.
"Dalam dunia politik, tidak sulit untuk menemukan intrik fitnah dan serangan dari lawan politik. Itu saya sadari sejak awal, dan karena itu saya tahu persis konsekuensinya," lanjut Anas.
Meski menghadapi berbagai macam serangan dan intrik politik yang diarahkan kepada dirinya, Anas mengatakan tidak akan mengeluh tentang perkembangan dan keadaan yang dialaminya.
"Saya punya keyakinan kuat, dan semangat untuk terus menghadapinya termasuk dengan resiko dan konsekuensi," tandasnya.
Jakarta (B2B) - Journey time will test Democrat Party as a political party with its commitments as a party of clean, smart and polite. Or conversely, become party of corrupt, unintelligent and sadistic.
"The Democratic Party will be tested by history as a political party clean or not clean. Political parties are intelligent or not intelligent. Would be tested whether Democrat party were polite or sadist? Are political civility political or sadist," said Anas Urbaningrum in his resignation speech as Chairman of the Democratic Party in Jakarta, Saturday (23/2).
Anas admitted, first entered politics in political parties built SBY, he was aware of the consequences, including the intrigue and slander are often aimed at himself.
"In politics, it is not difficult to find intrigue slander and attacks from political opponents. Was I realized early on, and therefore I know exactly the consequences," said Anas.
Despite the wide range of attacks and political intrigue directed at him, Anas said he would not complain about the development and the state is going through.
"I have a strong belief and passion to continue to deal with it, including the risks and consequences," he said.
