CPO Indonesia, Sahamnya Jeblok karena Kalah Bersaing
Indonesian CPO Stocks is Lower as Fail to Compete
Reporter : Gatot Priyantono
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Jakarta (B2B) - Lima besar produsen CPO di Indonesia, yang mewakili 70% bobot indeks agribisnis, kalah besaing dengan perusahaan sejenis dari Malaysia dan Singapura. Padahal Indonesia merupakan produsen CPO terbesar dunia.
Data Bloomberg menyebutkan, emiten sawit Indonesia dinilai kurang mampu memaksimalkan pendapatan untuk secara konsisten bisa mempertahankan kinerja positif.
Akibatnya, total nilai kapitalisasi pasar saham-saham produsen minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) Indonesia lebih rendah dibandingkan kapitalisasi produsen-produsen CPO yang tercatat di bursa Malaysia dan Singapura.
Bloomberg melansir, rata-rata kapitalisasi pasar perusahaan Indonesia hanya Rp18 triliun, sementara Singapura mencapai Rp67 triliun dan Malaysia Rp82,6 triliun.
Jakarta (B2B) - Indonesia’s top five CPO producers, representing 70 percent of weight in agribusiness index are not comparable to their peers from Malaysia and Singapore, despite the fact that Indonesia is world’s largest CPO producer.
Domestic CPO issuers are deemed lack of effectiveness in maximizing revenue to consistently sustain positive performance, according to Bloomberg’s data.
Total market capitalization (cap) value of stocks from Indonesia’s crude palm oil (CPO) producers is lower than that of CPO producers listed in Malaysia and Singapore exchanges.
Bloomberg reported, Market cap value of Indonesia’s companies only averages Rp18 trillion (US$ 1.49 billion); meanwhile, Singapore’s companies reach Rp67 trillion and Malaysia’s Rp82.6 trillion.
