Jakarta (B2B) - "Kongres Luar Biasa Partai Demokrat memilih SBY sebagai ketua umum, itu berkesesuaian dengan kesediaan SBY sebagai cita-cita terpendam. Kalau yang memilih dan yang dipilih mau, berarti bertemu."

Hal itu dikatakan Anas Urbaningrum, mantan Ketua Umum Partai Demokrat kepada pers usai mengumumkan penunjukan tim kuasa hukumnya di kantor Adnan Buyung Nasution & Partners (ABNP) Law Firm di Jakarta, Kamis (18/4).

Anas menambahkan, terpilihnya SBY secara aklamasi sebagai pengganti dirinya melalui Kongres Luar Biasa Partai Demokrat di Bali merupakan cita-cita dari kedua belah pihak. "Saya tidak terkejut kalau SBY terpilih, karena merupakan cita-cita terpendam SBY."

Sejak Anas masih menjabat sebagai Ketua Umum Demokrat, memang tidak ada aturan tentang boleh atau tidaknya rangkap jabatan. Namun dia mengatakan, kala itu dia memiliki aturan pribadi karena menyadari menjadi ketua umum dan anggota DPR sama-sama memerlukan fokus dan konsentrasi.

"Saya merasa tidak sanggup kalau harus menjalani keduanya," ungkap mantan Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) periode 2004-2009.

Tentang rangkap jabatan SBY yang mungkin akan terpecah antara kewajibannya sebagai Presiden dan elit partai di sisi lain, Anas buru-buru mengatakan, "Itu kan ukuran pribadi saya. Saya tidak mampu menilai pribadi dia (SBY)," kata pria yang kini berstatus tersangka kasus gratifikasi proyek Hambalang itu.